Kisah Kesaktian Tongkat yang Dipakai Khatib Menyebar, Pengelola Masjid di Tebet Larang Lakukan Ini
Satu dari beberapa keunikan di Masjid Jami Al'Atiq adalah tongkat berumur ratusan tahun yang biasa digunakan khatib saat khotbah Jumat.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satu dari beberapa keunikan di Masjid Jami Al'Atiq adalah tongkat berumur ratusan tahun yang biasa digunakan khatib saat khotbah Jumat.
Berkelir coklat dan terbuat dari kayu jati, tongkat sepanjang 150 sentimeter tersebut memiliki beberapa kisah.
Cerita tersebut disampaikan langsung oleh seorang pengurus masjid bernama Fahmi Fauzi (65).
"Dahulu ada yang pernah minta kerikan kayu dari tongkat itu, katanya untuk keluarganya yang sedang sakit, dia disuruh oleh orang 'pintar' mengambil kerikan tongkat lalu mencampurnya dengan air, kemudian keluarganya yang sakit disuruh meminum ramuan itu," ucap Fahmi kepada TribunJakarta.com, Jumat (25/5/2018).
"Percaya enggak percaya katanya keluarganya langsung sembuh setelah minum ramuan tongkat," tambahnya.
Sejak saat itu, berita tentang kekuatan mistis yang dimiliki oleh tongkat tersebut mulai tersebar dan semakin banyak orang yang meminta kerikan dari tongkat itu.
Karenanya, pengurus masjid memutuskan melarang masyarakat mengerik tongkat tersebut karena menghindari syirik, lagipula kondisi ujung bawah sudah sangat terkikis.
"Sekarang sudah tidak boleh (dikerik) lagi karena ujungnya sudah terkikis dan takut jadi syirik," kata Fahmi di Masjid Jami Al'Atiq, Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan.
Ditanya terkait asal usul tongkat tersebut, Fahmi mengaku tak mengetahui secara pasti sejak kapan tongkat itu ada di masjid yang terletak tidak jauh dari Sungai Ciliwung ini.
Baca: Yeay, Puasa Bakal Langsing Nih! Yakin? Coba Cek Lingkar Perut, Kalau Bertambah Lakukan Trik Ini
"Saya enggak tahu kapan pastinya, sejak saya kecil tongkat ini sudah ada, yang pasti umurnya sudah ratusan tahun," ujar dia.
Saat banjir besar melanda Jakarta, Masjid Jami Al'Atiq sempat terendam hingga lantai dua dan tongkat bersejarah tersebut turut hilang, tetapi betapa terkejutnya para pengurus Masjid saat melihat tokat tersebut kembali berada di tempatnya.
"Ini tongkat dulu pernah hilang saat banjir, tapi tiba-tiba balik lagi ke tempatnya semua," ujarnya.
Memang, letak masjid yang hanya terletak sekitar tiga meter dari Sungai Ciliwung tersebut sering kali dilanda banjir besar sehingga beberapa dokumentasi masjid turut lenyap tersapu banjir.
(TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.