TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, berdiri sebuah musala berusia ratusan tahun.

Dari papan namanya, Masjid Al Barkah berdiri sejak 1870.

Baca: Kemegahan Masjid Suleymaniye Di Istanbul Jadi Bukti Kemajuan Peradaban Islam Zaman Dinasti Ottoman

Nur Hasan, generasi kelima pewaris musala ini mengungkapkan awalnya bangunan bersejarah ini hanya terbuat dari anyaman bambu.

"Dulu bangunan ini sudah ada terbuat dari bambu, kecil, enggak besar. Di sekitarnya persawahan. Kemudian turun-temurun generasi saya mengurusi musala ini," cerita Nur Hasan kepada TribunJakarta.com pada Selasa (29/5/2018).

Menurut dia bangunan ini telah beberapa kali diperluas dan dirombak karena dulu sempit dan hanya terbuat dari bambu.

Bangunan musala ini tidak termasuk cagar budaya lantaran pihak keluarga tak menyetujuinya.

"Ini enggak dijadikan cagar budaya karena dari Pak Kiai enggak mau. Dibangun sama pemerintah tapi enggak mau beliau. Tapi musala ini buat siapa saja," imbuh dia.

Alhasil, pengeluaran musala ditanggung dari urunan warga sekitar.

"Ada donatur yang sukarela memberi, ada urunan dari warga sekitar. Ada juga dari pendapatan dari sewa menara sebuah perusahaan telepon. Buat bayar listrik dari sewa warung depan karena kita enggak ada kotak amal," imbuh dia. 

Baca: Kisah Dibalik Masjid Jami Matraman, Tempat Soekarno Salat Jumat Usai Bacakan Teks Proklamasi

Meski bukan cagar budaya, musala ini sudah tergabung ke dalam daftar di Kementerian Agama.

"Ini juga telah terdaftar di Departemen Agama. Kalau buka Sistem Informasi Masjid/Mushala (Simas), kami telah terdaftar," beber dia.

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas

Berita ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul: Awalnya Terbuat dari Bambu, Al Barkah Kini Menjadi Musala Tertua Berdiri Tahun 1837