Melihat Jejak Cikal Bakal Penyebaran Islam di Kota Salatiga di Masjid Tua Darmajati
masjid Damarjati merupakan masjid tertua di Kota Salatiga. Masjid ini didirikan Kiai Ronosetiko anggota Laskar Pangeran Diponegoro
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SALATIGA - Matahari mulai condong kearah barat, saat Tribunjateng.com, menyusuri Masjid Damarjati yang terletak di Jalan Damarjati No 5 RT 02/ RW 05, Krajan Kelurahan Salatiga, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga, Jumat (10/5/2019).
Siang itu, tidak nampak peningkatan aktivitas keagamaan, hanya ada sekira lima orang tengah beristirahat pada emperan masjid yang berdiri pada tahun 1826 tersebut.
Karenanya, kegiatan rutin tadarus Al Quran yang dilangsungkan jamaah masjid selama bulan Ramadan telah selesai dua jam sebelumnya.
Seorang tenaga kebersihan masjid atau marbot Diah Hartanti (64) mengatakan, masjid Damarjati merupakan masjid tertua di Kota Salatiga. Masjid ini didirikan Kiai Ronosetiko anggota Laskar Pangeran Diponegoro atas bantuan Kiai Damarjati merujuk pada prasasti tertempel dinding masjid bertarikh Minggu (1/1/1981).
“Saya sudah menjadi marbot sejak tahun 1983 meneruskan saudara. Hanya saja soal sejarah berdirinya masjid kurang begitu paham."
"Kalau melihat prasasti tertulis tahun berdirinya masjid pada 1826. Ya sejak itu berdasar cerita tutur Islam masuk ke Salatiga,” terangnya kepada Tribunjateng.com, Jumat (10/5/2019)
Diah menyampaikan selama Ramadan, di Masjid Damarjati rutin digelar kegiatan tadarus Al Quran secara umum mulai pukul 08.00 WIB kemudian malam harinya dari 20.00-23.00 gantian jamaah perempuan.
Terpisah Pengurus Takmir Masjid Damarjati Salatiga Edy Trianto Basuki menerangkan usia bangunan masjid sekarang hampir mendekati dua abad atau sekira 190 tahun.
Sejak berdiri hingga sekarang kata dia, bangunan telah mengalami dua kali renovasi.
“Renovasi pertama tahun 1987, kemudian pemugaran kedua kalinya dilangsungkan pada 2007 silam.
Pembangunan ulang masjid pun dilakukan total, jadi tidak ada keaslian sejak pertama berdiri, tersisa bedug hanya saja kulitnya sudah berulangkali diganti,” katanya
Menurut Edy, pembangunan Masjid Damarjati berawal pada masa perang antara Pangeran Diponegoro dengan pemerintah kolonial Belanda.
Konon, pembangunan masjid tersebut merupakan bagian dari strategi Kiai Ronosetiko dan Kiai Sirojudin untuk mengalahkan Belanda sekaligus mensyiarkan Islam di Salatiga.
"Berdasarkan cerita yang dikisahkan sejumlah orang tua dulu, Kiai Ronosetiko dan Kiai Sirojudin adalah panglima perang Laskar Diponegoro.