Maurane Dierckx, Remaja Asal Belgia Kisahkan Pengalamannya Ikut Berpuasa di Bulan Ramadan
Tidak minum di tengah cuaca panas dan keras yang kami alami di Belgia tidak menyenangkan, tetapi pada akhirnya aku merasa sedikit bangga pada diriku.
Editor: Dewi Agustina
NAMANYA Maurane Dierckx. Gadis asal Belgia ini masih terbilang muda di usianya yang masih 19 tahun.
Maurane Dierckx adalah seorang non-Muslim (dia tidak menjelaskan apa agamanya), namun Maurane Dierckx memutuskan untuk turut berpartisipasi dalam Ramadan.
Disarikan dari ganaislamika yang mengutip dari mvslim.com, Maurane menceritakan pengalamannya ikut menjalani puasa pada bulan Ramadan:
Namaku Maurane, aku adalah seorang gadis Belgia berusia 19 tahun yang tidak religius, yang memutuskan untuk berpartisipasi dalam Ramadan tahun lalu.
“Motivasi”-ku pada waktu itu sebenarnya adalah sahabatku.
Dia baru pindah sekolah dan tidak memiliki banyak teman Muslim yang bisa dia ajak bercengkerama.
Sehingga aku memutuskan untuk belajar lebih banyak tentang Islam dan aku ingin berbagi pengalaman dengannya.
Tahun ini motivasiku telah berubah.
Aku memutuskan untuk berpartisipasi setiap tahun dengan pola pikir yang lain, tujuan lain.
Tahun ini fokusku adalah pada kemiskinan dan menyadari bahwa aku hidup nyaman dalam segala hal.
Aku harus mengakui, sewaktu-waktu aku bisa sangat menyukai makanan dan makan dengan berlebihan.
Ini bukan hal yang aneh di dunia Barat.
Jadi periode ini bagiku adalah tentang mundur selangkah dan melihat betapa sedikit yang sebenarnya kita butuhkan.
Dan betapa sulitnya bagi orang-orang yang tidak memiliki keberuntungan yang sama denganku untuk tumbuh dewasa di sebuah negara dan rumah yang dapat memberi apapun yang aku mau.
Satu bulan untuk lebih memikirkan rasa syukur yang seharusnya aku hayati.
Karena alasan praktis (sedang menghadapi ujian) aku tetap minum air, dan makan dengan jam yang berbeda (dengan Muslim).
Aku memutuskan ini karena motifku berbeda, aku memaknai Ramadan dengan caraku sendiri.
Aku hanya sekali makan, dengan waktu yang sama dengan keluargaku, pada malam hari sekitar jam 19.00.
Kami tidak menghabiskan banyak waktu bersama dalam satu hari, sehingga aku merasa sangat penting untuk duduk bersama mereka setidaknya sekali sehari.
Tahun lalu aku melaksanakan Ramadan satu hari penuh (seperti Muslim) dan itu sulit, sangat sulit.
Tidak minum di tengah cuaca panas dan keras yang kami alami di Belgia tidak menyenangkan, tetapi pada akhirnya aku merasa sedikit bangga pada diriku sendiri.
Jadi sekarang aku akan memberi sinopsis yang sangat singkat tentang mengapa dan bagaimana aku berpartisipasi.
Aku akan menceritakan lima hal yang aku dapatkan selama bulan Ramadan.
1. Komunitas yang Menyenangkan
Semua orang tiba-tiba menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dan meskipun aku tidak memiliki latar belakang Islam sama sekali, aku tetap merasa seolah-olah aku adalah bagian kecil dari mereka.
2. Rasa Lapar itu Cukup Mudah Diatasi
Sejujurnya, aku pikir aku akan mati karena kelaparan dalam waktu tiga jam (tapi ternyata tidak).
Tentu saja, karena aku tetap minum air, dan itu sangat membantu untuk mengendalikan rasa lapar, tetapi tetap, aku terkejut.
Apa yang sulit, baik untuk tahun ini maupun tahun sebelumnya, adalah sakit kepala.
Untuk beberapa alasan aku selalu sakit kepala di malam hari. Mungkin karena udara panas, atau mungkin karena ujianku, siapa yang tahu?
3. Banyak Pertanyaan yang Berulang
Ini adalah tahun kedua yang aku sadari, bahwa banyak orang yang tidak benar-benar mengetahui tentang Ramadan.
Teman-teman Muslimku sering mendapatkan pertanyaan yang sama, beberapa dari mereka tidak memiliki masalah untuk menjawabnya, namun beberapa dari mereka cukup jemu.
Bagiku ini selalu cukup jelas, bahwa ini adalah bulan suci, maka Anda dilarang minum atau makan di siang hari.
Bagiku ini cukup mengejutkan, karena aku tinggal di Antwerpen yang orang-orangnya sangat beragam, jadi sebelumnya aku berasumsi bahwa semua orang tahu apa artinya (Ramadan).
4. Di Sisi Lain, Perhatian Semakin Tumbuh
Meskipun banyak orang tidak memiliki informasi yang cukup, tapi ada banyak acara yang mendidik dan memotivasi orang untuk turut berpartisipasi.
Misalnya di sekolahku, mereka mengadakan acara pada sore hari, mengundang semua orang untuk berkumpul bersama menikmati iftar, Muslim dan non-Muslim.
Non-Muslim dianjurkan untuk berpuasa pada hari itu.
Ini juga bisa diartikan untuk tidak merokok atau makan makanan manis pada hari itu, intinya melakukan pantangan untuk diri sendiri dengan cara apa pun yang memungkinkan.
5. Betapa Buruk Kemampuan Memasakku
Semuanya, segala sesuatunya tampak begitu bagus ketika aku melihat foto-foto iftar dari teman-temanku.
Aku tahu keterampilan memasakku biasa saja, tapi, wow!
Begitulah yang aku alami, semoga Ramadan Anda semua diberkati dan damai, dipenuhi oleh cinta yang membuncah. (ganaislamika/PH)
Artikel ini telah tayang di ganaislamika dengan judul Maurane, Gadis Belgia Non-Muslim yang Ikut Berpuasa Ramadan, inilah Pengalamannya