Siwak Rajin Digunakan Nabi Bersihkan Gigi dan Mulut, Simak Tradisinya Dalam Berbagai Peradaban
Riwayat mengisahkan bahwa Nabi Muhammad SAW secara konstan menggunakan Siwak dari sejak setelah terbangun, setelah makan, dan sebelum membaca doa
Editor: Anita K Wardhani
Talmud dalam peradaban orang-orang Yahudi menyebutkan “quesem”, yaitu pecahan atau potongan kayu yang salah satu ujungnya digigit dan dikunyah, lalu kemudian setelah berserat digunakan menjadi sikat gigi.
Sikat berserat dari Babilonia atau ”stik kunyah” yang digunakan pada awal tahun 3.500 SM mungkin dianggap sebagai pelopor sejarah dari sikat gigi modern yang kita kenal saat ini.
Stik kunyah terbuat dari batang kayu kecil yang dipotong menjadi sepanjang 12-15 cm, yang kemudian salah satu ujungnya dilembutkan hingga berbentuk serat yang panjangnya sekitar 0,5-1 cm. Stik kunyah inilah yang kemudian oleh orang-orang Arab disebut sebagai Siwak atau Miswak
Hingga tibalah kemudian masa kelahiran Islam, Nabi Muhammad SAW sendiri, dalam hal menjaga kesehatan gigi dan mulut, nyatanya beliau mempertahankan dan mengembangkan tradisi Timur Tengah yang sudah berlansung sangat lama sebelum kedatangan Islam.
Riwayat mengisahkan bahwa Nabi Muhammad SAW secara konstan menggunakan Siwak dari sejak setelah terbangun, setelah makan, dan sebelum membaca doa dan Al-Quran.
Di masa selanjutnya, dunia Arab mengalami kemajuan yang sangat pesat pada abad pertengahan, yakni pada waktu zaman keemasan peradaban Islam, secara alamiah orang-orang pada masa itu menerapkan praktek menjaga kebersihan gigi dan mulut juga.
Ilmuwan-ilmuwan Arab ternama di masa tersebut menilai bahwa rongga mulut merupakan salah satu bagian terpenting dari tubuh manusia dan merawatnya dengan kesungguhan karena berhubungan dengan kesehatan.
Penggunaan Siwak diabadikan dalam sebuah puisi klasik Arab yang mencerminkan Siwak sebagai simbol dari gigi yang putih dan mulut yang harum.
Abū Bakr Muhammad ibn Zakariyyā al-Rāzī (854–925 M), seorang dokter dari Persia—atau dalam dunia barat lebih dikenal sebagai Rhazes, mengatakan bahwa siwak, “baik untuk bau busuk mulut, memoles gigi, dan memperkuat gusi.”(PH)
Tulisan telah dipublikasikan di Gana Islamika dengan judul Tradisi Pemakaian Siwak di Berbagai Peradaban
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.