Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Kisah Maurane Dierckx, Gadis Non Muslim yang Merasakan Nikmatnya Puasa di Kerasnya Cuaca Bellgia

Maurane Dierckx, gadis 19 tahun asal Belgia memutuskan untuk turut berpartisipasi dalam Ramadan, meski diirnya non-Muslim.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Kisah Maurane Dierckx, Gadis Non Muslim yang Merasakan Nikmatnya Puasa di Kerasnya Cuaca Bellgia
ganaislamika.com
Maurane Dierckx. Gadis asal Belgia ini masih terbilang muda di usianya yang masih 19 tahun. 

TRIBUNNEWS.COM - Maurane Dierckx, gadis 19 tahun asal Belgia memutuskan untuk turut berpartisipasi dalam Ramadan, meski diirnya non-Muslim.

Bagaimana kisahnya?

Mengutip tulisan Gana Islamuka dari mvslim.com, berikut ini adalah pengalaman Maurane:

Mengaku sebagai yang tidak religius, Maurane memutuskan untuk berpartisipasi dalam Ramadan tahun lalu.

Apa yang mendorongnya untuk menikmati Ramadan? Ternyata awalnya alasannya karena pertemanan.

“Motivasi”-ku pada waktu itu sebenarnya adalah sahabatku. Dia baru pindah sekolah dan tidak memiliki banyak teman Muslim yang bisa dia ajak bercengkerama, sehingga aku memutuskan untuk belajar lebih banyak tentang Islam dan aku ingin berbagi pengalaman dengannya.

Hingga setahun berselang, motivasi Mauren pada Ramadan telah berubah.

"Aku memutuskan untuk berpartisipasi setiap tahun dengan pola pikir yang lain, tujuan lain," jelasnya.

Berita Rekomendasi

Tahun ini fokus Mauren adalah pada kemiskinan.

Baca: Air Mata Nissa Sabyan di Peluncuran Trailer Film, Terharu Ingat Proses Syutingnya

Mauren menyadari bahwa dirinya hidup nyaman dalam segala hal.

Dia mengakui, sewaktu-waktu dirinya bisa sangat menyukai makanan dan makan dengan berlebihan. Ini bukan hal yang aneh di dunia Barat.

Bagi Mauren periode puasa ini adalah tentang mundur selangkah dan melihat betapa sedikit yang sebenarnya kita butuhkan.

Dan betapa sulitnya bagi orang-orang yang tidak memiliki keberuntungan yang sama dengannya untuk tumbuh dewasa di sebuah negara dan rumah yang dapat memberi apapun yang dimaui.

"Satu bulan untuk lebih memikirkan rasa syukur yang seharusnya aku hayati," jelas Mauren.

Meski mengaku berpuasa, Mauren tetap minum ujian.

Mengapa?

"Karena alasan praktis (sedang menghadapi ujian) aku tetap minum air, dan makan dengan jam yang berbeda (dengan Muslim). Aku memutuskan ini karena motifku berbeda, aku memaknai Ramadan dengan caraku sendiri," katanya.

Selebihnya Mauren sama melakukan selayaknya orang berpuasa.

"Aku hanya sekali makan, dengan waktu yang sama dengan keluargaku, pada malam hari sekitar jam 19:00. Kami tidak menghabiskan banyak waktu bersama dalam satu hari, sehingga aku merasa sangat penting untuk duduk bersama mereka setidaknya sekali sehari," ungkapnya lagi.

Hingga akhirnya Mauren mengakui jika berpuasa itu sungguh sulit.

Tahun lalu dia melaksanakan Ramadan satu hari penuh seperti Muslim.

Tidak minum di tengah cuaca panas dan keras yang kami alami di Belgia tidak menyenangkan, tetapi pada akhirnya aku merasa sedikit bangga pada dirinya.

Hingga akhirnya, ada kesimpulan yang digambarkan dalam sinopsis yang sangat singkat tentang mengapa dan bagaimana Mauren berpartisipasi beruasa.

Berikut lima hal yang didapatkan Mauren selama bulan Ramadan dalam gaya bertuturnya.

1. Komunitas yang Menyenangkan
Semua orang tiba-tiba menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dan meskipun aku tidak memiliki latar belakang Islam sama sekali, aku tetap merasa seolah-olah aku adalah bagian kecil dari mereka.

2. Rasa Lapar itu Cukup Mudah Diatasi

Ilustrasi lapar
Ilustrasi lapar (net)

Sejujurnya, aku pikir aku akan mati karena kelaparan dalam waktu tiga jam (tapi ternyata tidak).

Tentu saja, karena aku tetap minum air, dan itu sangat membantu untuk mengendalikan rasa lapar, tetapi tetap, aku terkejut.

Apa yang sulit, baik untuk tahun ini maupun tahun sebelumnya, adalah sakit kepala. Untuk beberapa alasan aku selalu sakit kepala di malam hari.

Mungkin karena udara panas, atau mungkin karena ujianku, siapa yang tahu?

3. Banyak Pertanyaan yang Berulang
Ini adalah tahun kedua yang aku sadari, bahwa banyak orang yang tidak benar-benar mengetahui tentang Ramadan.

Teman-teman Muslimku sering mendapatkan pertanyaan yang sama, beberapa dari mereka tidak memiliki masalah untuk menjawabnya, namun beberapa dari mereka cukup jemu.

Bagiku ini selalu cukup jelas, bahwa ini adalah bulan suci, maka Anda dilarang minum atau makan di siang hari.

Bagiku ini cukup mengejutkan, karena aku tinggal di Antwerpen yang orang-orangnya sangat beragam, jadi sebelumnya aku berasumsi bahwa semua orang tahu apa artinya (Ramadan).

4. Di Sisi Lain, Perhatian Semakin Tumbuh
Meskipun banyak orang tidak memiliki informasi yang cukup, tapi ada banyak acara yang mendidik dan memotivasi orang untuk turut berpartisipasi. Misalnya di sekolahku, mereka mengadakan acara pada sore hari, mengundang semua orang untuk berkumpul bersama menikmati iftar, Muslim dan non-Muslim.

Non-Muslim dianjurkan untuk berpuasa pada hari itu. Ini juga bisa diartikan untuk tidak merokok atau makan makanan manis pada hari itu, intinya melakukan pantangan untuk diri sendiri dengan cara apa pun yang memungkinkan.

5. Betapa Buruk Kemampuan Memasakku

Semuanya, segala sesuatunya tampak begitu bagus ketika aku melihat foto-foto iftar dari teman-temanku. Aku tahu keterampilan memasakku biasa saja, tapi, wow!

Begitulah yang aku alami, semoga Ramadan Anda semua diberkati dan damai, dipenuhi oleh cinta yang membuncah. (PH)

Tulisan telah dipublikasikan Gana Islamika dengan judul Maurane, Gadis Belgia Non-Muslim yang Ikut Berpuasa Ramadan, inilah Pengalamannya

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas