Mengejar Berkah Malam Lailatul Qadar, Kapankah? Ini Analisa Syekh Abdul Qadir Al-Jilani
Dianjurkan bagi siapa yang berharap kebaikan dan kemuliaannya untuk menghadang malam dengan penghambaan dan pujian seriuh-riuhnya.
Editor: Anita K Wardhani
Dalam satu riwayat berkenaan dengan kalimat “malam yang lebih baik dari seribu bulan” yang dikutip Syekh Abdul Qadir Al-Jilani, suatu ketika Rasulullah Saw berbincang-bincang dan mengisahkan empat sosok Bani Israil yang telah beribadah kepada Allah selama 80 tahun tanpa bermaksiat sama sekali.
Kala itu beliau menyebutkan Ayub, Zakaria, Hizqil, dan Yusa’ bin Nun. Dengan kisah itu para sahabat pun merasa heran. Lalu datanglah Jibril as. sembari berkata,
“Duhai Muhammad, engkau dan para sahabatmu takjub dengan hamba Allah yang telah beribadah selama 80 tahun tanpa melakukan kemaksiatan.
Sementara Allah justru menurunkan sesuatu yang lebih baik dari itu semua, sambil membacakan surat al-Qadr sampai akhir. Dan ini lebih utama dari sesuatu yang mengejutkanmu dan para sahabatmu.” Maka, Nabi Saw pun merasa bahagia dengan itu.
Namun demikian, tak ada yang tahu pasti kapan terjadinya malam itu. Hanya mengundang spekulasi yang mungkin sedikit mendekati.
Akan tetapi, spekulasi ini tidak lantas tanpa ilmu. Tentunya tetap berlandaskan keilmuan yang ketat dan tidak sembrono.
Bahkan Sang Syekh yang memiliki kecenderungan batiniah tidak mau menyimpulkan berdasarkan narasi batiniahnya.
Dia tetap mengambil pendapat dari para imam dan fuqaha dari kalangan salafus saleh.
Menurutnya, malam itu terjadi pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan, tepatnya malam 27.
Imam Malik mengatakan bahwa malam itu terjadi di semua malam sepuluh hari terakhir, sedangkan Imam Syafii, menyatakannya pada malam 21 Ramadan.
Mereka yang mengikuti pendapat Aisyah ra. Lailatul Qadr terjadi pada malam 29 Ramadan, sementara Abu Burdah al-Aslami menyimpulkannya pada malam 23 Ramadan.
Abu Dzar dan Hasan Al-Bashri menyimpulkannya pada malam 25, dan Ibnu Abbas dan Ubay bin Kaab mengatakannya terjadi pada malam 27.
Sepertinya Sang Syekh cenderung memaknainya terjadi pada malam 27 Ramadan. kecenderungan dikuatkan dengan ragam dalil, di antaranya: Dari Ibnu Umar ra, “… Sementara para sahabat selalu menceritakan kepada Nabi Saw.
Tentang mimpi-mimpi mereka bahwa Lailatul Qadar terjadi pada malam ketujuh dari sepuluh malam yang akhir, maka Nabi Saw. bersabda: “Sungguh aku melihat bahwa mimpi kalian benar, dan Lailatul Qadar terjadi pada sepuluh malam yang akhir. Maka siapa yang mau mencarinya, carilah pada sepuluh malam yang akhir (dari Ramadan).”