Mutiara Ramadan: Sikap Rendah Hati Menjauhkan Kebiasaan Unjuk Diri
Dalam waktu sama sikap rendah hati itu menjauhkan kebiasaan unjuk diri atau menyombongkan diri di hadapan orang lain.
Editor: Dewi Agustina
Sudah barang tentu sikap rendah hati pada ayat tersebut dapat dipahami dalam pengertian dan konteks lebih luas, yakni keseluruhan aktivitas dan interaksi dalam kehidupan.
Pada dasarnya rendah hati merupakan sikap sangat penting bagi setiap orang.
Sifat ini menjadi parameter tingkat kematangan dan kedewasaan seseorang.
Rasanya seseorang akan sulit memperoleh ketenangan hidup sebelum menguasai diri dan punya sifat rendah hati.
Kecenderungan orang pada umumnya ingin menunjukkan capaian-capaian dirinya di hadapan orang lain.
Baik capaian kelebihan atas kepemilikan materi, bakat atau kemampuan, kekuasaan dan keimanan.
Perasaan memiliki kelebihan itulah yang berpotensi mendorong berlaku takabur dan merendahkan pihak lain. Sikap sombong dapat menjadi tiranik apabila memiliki kekuasaan.
Sikap sombong yang mengendap pada mereka yang tidak memiliki kekuasaan, biasanya akan terwujud dalam bentuk pelanggaran terhadap aturan-aturan sosial.
Dengan kata lain, sikap sombong dapat mengarah pada prilaku-prilaku asosial.
Seperti Pelumas
Orang yang rendah hati akan berusaha memperbaiki diri karena merasa masih banyak kekurangan. Masih merasa banyak kelemahan dalam memberikan peran kepada lingkungan.
Sikap demikian akan mendorong berusaha secara sungguh-sungguh untuk menyempurnakan.
Misalnya, seorang pemimpin yang memiliki kekuasaan atau pengaruh di masyarakat, akan berusaha mencari tahu aspek apa yang perlu ditingkatkan pembangunannya.
Tidak melulu menonjolkan keberhasilan secara berlebihan. Keberhasilan diperlihatkan hanya untuk memberikan semangat agar berusaha lebih keras lagi.