Sayur dan Buah-buahan Bantu Tuntaskan Puasa Tanpa Bolong-bolong
Ibadah puasa tinggal hampir memasuki minggu-minggu terakhir, pastikan jangan sampai terlewat untuk mengonsumsi sayur dan buah-buahan.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ibadah puasa tinggal hampir memasuki minggu-minggu terakhir, pastikan jangan sampai terlewat untuk mengonsumsi sayur dan buah-buahan.
Sayur dan buah-buahan ini dapat membantu untuk menjalankan puasa yang optimal karena sayur-sayuran dapat membantu menahan lapar selama kurang lebih 13 jam berpuasa.
Dokter ahli gizi, dr. Jovita Amelia, MSc, SpGK, menjelaskan sayur dan buah-buahan memiliki serat tinggi yang dapat mengurangi dehidrasi sehingga bisa tahan berpuasa.
Tentunya sayur dan buah-buahan juga memiliki protein yang tinggi.
“Banyak makan sayur dan buah karena mengandung serat sehingga saat berpuasa tidak terkena dehidrasi juga dan kalau serat cukup, maka terpenuhi juga kebutuhan protein dan yang lainnya,” kata Jovita melalui keterangan tertulisnya kepada Tribunnews.com, Senin (27/5/2019).
Untuk buah,dan sayur yang paling mudah ditemui serta kaya serat dan nutrisi adalah buah pisang dan sayur bayam yang juga kerap menjadi menu keseharian keluarga Indonesia.
Sarannya, buah dan sayur ini harus ada setiap kali sahur dan berbuka puasa. Bisa juga dikonsumi sebelum tidur malam untuk memperbanyak serat pada tubuh.
Dr. Jovita sebelumnya memberikan tips agar tahan berpuasa adalah menyesuaikan dengan takaran komponen makanan yang seimbang yakni 50 sampai 60 persen karbohidrat, 15 sampai 20 persen protein dan 20 persen hingga 25 persen lemak.
“Makanan dengan karbohidrat kompleks dapat melepaskan energi secara perlahan selama puasa,” kata dr. Jovita.
Kemudian cukupi kebutuhan cairan dan zat besi saat sahur untuk dapat membantu distribusi oksigen tetap terjaga selama puasa, sehingga tubuh akan terasa lebih bugar, tidak mudah lemas dan mudah mengantuk.
Tips ketiga untuk mengurasi rasa haus, hindari gorengan dan hidangan yang banyak mengandung banyak garam dan penuhi cairan dua liter per harinya.
“Makanan yang digoreng akan memperlambat pengosongan lambung sehingga memicu naiknya asam lambung,” tutur dr. Jovita.