Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Mutiara Ramadan: Sikap Tengah

Alquran menekankan perlunya sikap jalan tengah (qawama) di antara dua kutub ekstrem dalam berbagai aspek kehidupan.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Mutiara Ramadan: Sikap Tengah
TRIBUN MEDAN/Riski Cahyadi
Santri Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah membaca AlQuran ketika melaksanakan tadarus massal pada Ramadan 1439 H, di Medan, Sumatera Utara, Senin (21/5/2018). Kegiatan yang diikuti sedikitnya 2.500 santri tersebut, merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan pada bulan Ramadan.TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI 

Dr Mutohharun Jinan MAg
Direktur Pondok Shabran UMS Solo

ALQURAN menekankan perlunya sikap jalan tengah (qawama) di antara dua kutub ekstrem dalam berbagai aspek kehidupan.

Sikap tengahan atau proporsionalitas dalam hal antara suka dan benci, evolusi dan revolusi, banyak dan sedikit, antara tampak dan sembunyi.

Bahkan dalam sikap beragama juga diindikasikan tidak berlebihan.

Di antara sikap tengahan yang disebut eksplisit dalam Alquran adalah dalam hal membelanjakan harta atau berinfak.

Dalam membelanjakan harta diingatkan agar tidak kikir dan tidak boros.

Sebagaimana disebutkan dalam Alquran, "Dan orang-orang yang apabila berinfak, mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian." (QS Al-Furqan/25: 67).

Santri Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah membaca AlQuran ketika melaksanakan tadarus massal pada Ramadan 1439 H, di Medan, Sumatera Utara, Senin (21/5/2018). Kegiatan yang diikuti sedikitnya 2.500 santri tersebut, merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan pada bulan Ramadan.TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI
Santri Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah membaca AlQuran ketika melaksanakan tadarus massal pada Ramadan 1439 H, di Medan, Sumatera Utara, Senin (21/5/2018). Kegiatan yang diikuti sedikitnya 2.500 santri tersebut, merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan pada bulan Ramadan.TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI (TRIBUN MEDAN/Riski Cahyadi)
BERITA REKOMENDASI

Pemborosan dan kikir memang dua sifat yang sama-sama tidak menguntungkan bagi pribadi seseorang.

Sikap boros (sarf) atau berlebihan dalam pembelanjaan harta menyiratkan adanya kesia-siaan dan berlebihan, melampaui batas dari apa yang seharusnya dilakukan.

Pemborosan merupakan satu bentuk dari ketidakadilan dalam arti tidak menempatkan sesuatu sesuai kebutuhannya.

Sedangkan kikir adalah memberi sesuatu kurang dari yang seharusnya diberikan.

Misalnya orang berpenghasilan tinggi diatas upah minimum kota (UMK) berinfak tidak sama dengan orang berpenghasilan rendah jauh dari UMK.


Maka kikir mengandung prilaku menyembunyikan dan menumpuk-numpuk harta tanpa mempedulikan pihak lain yang membutuhkan.

Sikap kikir sering mengakibatkan timbulnya kebencian di kalangan masyarakat.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas