6 Sunnah Nabi Muhammad Menjelang Melaksanakan Shalat Idul Fitri
Berikut ini 6 sunnah atau anjuran dari Nabi Muhammad saat akan melaksanakan shalat Idul Fitri yang jatuh pada hari Rabu (5/6/2019) besok pagi.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
Berikut ini 6 sunnah atau anjuran dari Nabi Muhammad saat akan melaksanakan shalat Idul Fitri yang jatuh pada hari Rabu (5/6/2019) besok pagi.
TRIBUNNEWS.COM - Idul Fitri merupakan hari yang paling ditunggu-tunggu oleh umat Muslim di dunia, terutama di Indonesia.
Pada hari raya Idul Fitri, biasanya akan dilaksanakan shalat Idul Fitri atau shalat Id.
Shalat Id atau shalat Idul Fitri merupakan ibadah yang biasa dilaksanakan setelah menjalankan puasa ramadhan sebulan penuh.
Baca: Tata Cara Mandi Sunah / Mandi Wajib Jelang Sholat Hari Raya Idul Fitri, Anjuran Rasullullah SAW
Baca: Shalat Idul Fitri Dilaksanakan Besok, Begini Tata Cara dan Bacaan Lengkap Shalat Id
Shalat Idul Fitri merupakan shalat sunnah yang dilaksanakan selepas terbit matahari hingga waktu zuhur tiba.
Berikut 6 sunnah Nabi Muhammad saat akan melaksanakan shalat Idul Fitri atau shalat Id, dikutip Tribunnews.com dari Rumaysho.com:
1. Mandi sebelum shalat Idul Fitri
Mandi sebelum menjalankan shalat Idul Fitri menjadi amalan sunnah.
Anjuran ini disampaikan oleh atsar dari sahabat Nabi.
Dari ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, seseorang pernah bertanya pada ‘Ali mengenai mandi. ‘Ali menjawab, “Mandilah setiap hari jika kamu mau.”
Orang tadi berkata, “Bukan. Maksudku, manakah mandi yang dianjurkan?” ‘Ali menjawab, “Mandi pada hari Jum’at, hari ‘Arafah, hari Idul Adha dan Idul Fithri.” (HR. Al-Baihaqi, 3: 278. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Lihat Al-Irwa’, 1: 177)
Ada riwayat dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma sebagai berikut.
عَنْ نَافِعٍ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ كَانَ يَغْتَسِلُ يَوْمَ الْفِطْرِ قَبْلَ أَنْ يَغْدُوَ إِلَى الْمُصَلَّى
Dari Nafi’, (ia berkata bahwa) ‘Abdullah bin ‘Umar biasa mandi di hari Idul Fithri sebelum ia berangkat pagi-pagi ke tanah lapang.
(HR. Malik dalam Al-Muwatho’ 426. Imam Nawawi menyatakan bahwa atsar ini shahih)