7 Aturan Pantau Hilal Jelang Ramadan 1441H saat Pandemi Covid-19, Wajib Pakai Masker
Adapun terdapat tujuh rincian protokol pemantauan hilal yang telah diuraikan Kemenag saat pandemi Covid-19, termasuk wajib gunakan masker
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Whiesa Daniswara
![7 Aturan Pantau Hilal Jelang Ramadan 1441H saat Pandemi Covid-19, Wajib Pakai Masker](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/awal-ramadhan-jatuh-pada-6-mei-2019_20190505_214817.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Agama mengumumkan protokol dalam memantau hilal jelang Ramadan 1441 Hijriah.
Hal itu seiring dengan pandemi Covid-19 atau virus corona yang melanda dunia termasuk Indonesia.
Kemenag telah menyiapkan protokol pemantauan hilal yang telah disesuaikan dengan prosedur protokol kesehatan termasuk physical distancing atau menjaga jarak fisik.
Adapun terdapat tujuh rincian protokol pemantauan hilal yang telah diuraikan Kemenag.
Mulai dari jumlah peserta pemantauan hilal dibatasi hingga wajib gunakan masker dan dikuru suhu tubuhnya.
Baca: Bacaan Niat Puasa Ramadan dan Doa Buka Puasa, Lengkap dengan Cara Baca dan Artinya
Baca: Bacaan Niat Puasa Ramadan 2020/1441 H, Lengkap dengan Syarat Berpuasa hingga Hikmahnya
Inilah 7 Protokol Pantau Hilal Ramadan 1441H dikutip dari Twitter @Kemenag_RI:
1. Peserta dibatasi maksimal 10 orang menyesuaikan dengan prosedur kesehatan
2. Pembatasan area antara perukyat dan undangan dalam pelaksanaan rukyatul hilal
3. Semua peserta wajib menggunkan masker dan diukur suhu tubuhnya sebelum masuk area pemantauan hilal
4. Petugas diimbau melakukan salat hajat agar diberi keselamatan dan kelancaran dalam melaksanakan tugas
5. Setiap instrumen pemantauan meliputi teleskop, theodolite, atau kamera hanya dioperasikan oleh satu orang dan tidak saling pinjam pakai
6. Petugas yang dalam kondisi tidak sehat dilarang mengikuti rukyatul hilal
7. Petugas dilarang berkerumun di sekitar instrumen pemantaun yang telah ditempatkan
Sidang Isbat Kamis 23 April 2020
Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang isbat (penetapan) awal Ramadan 1441H pada 23 April 2020.
Sidang isbat akan diawali dengan pemantauan hilal ( rukyatul hilal) oleh Kanwil Kemenag Provinsi yang hasilnya dilaporkan ke Ditjen Bimas Islam sebagai bahan penetapan.
Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin menjelaskan, hasil rukyatul hilal menjadi dasar pengambilan keputusan sidang isbat.
Karenanya, meski pandemik Covid-19, Kanwil Kemenag tetap diminta melakukan rukyatul hilal bersama Pengadilan Agama/Mahkamah Syariah, instansi terkait, ormas Islam dan tokoh masyarakat setempat.
Baca: Download Jadwal Imsakiyah Ramadan 2020 Seluruh Kota di Indonesia, Mulai Jumat, 24 April 2020
Baca: 30 Ucapan Selamat Ramadan 2020, Cocok untuk Update di WhatsApp, Facebook, hingga Instagram
"Rukyatul hilal tetap dilaksanakan oleh Kanwil Kemenag Provinsi pada 23 April, saat terbenamnya matahari," jelas Kamaruddin di Jakarta, Sabtu (18/4/2020) dikutip dari laman resmi Kemenag.
Menurut Kamaruddin, pihaknya telah menyiapkan protokol pelaksanaan rukyatul hilal saat pandemik Covid-19.
Aturan itu sudah dikirim ke Kanwil Kemenag agar dijadikan panduan dalam pemantauan hilal.
"Peserta harus dibatasi, maksimal 10 orang dan menyesuaikan dengan prosedur protokol kesehatan serta senantiasa physical distancing selama pandemik Covid-19," tutur Kamaruddin menjelaskan butir ketentuan rukyatul hilal saat pandemi.
Selain itu, dalam pelaksanaan rukyatul hilal antara area perukyat dan area undangan dibatasi dengan batas yang jelas.
Sebelum memasuki area rukyatul hilal, semua peserta harus diukur suhu tubuhnya dan menggunakan masker.
Baca: Sidang Isbat akan Dilaksanakan pada 23 April 2020, untuk Tetapkan 1 Ramadan 1441 Hijriah
Baca: Pandemi Corona, Ramadan Tahun Ini Masjid Istiqlal Tak Gelar Salat Tarawih dan Buka Puasa Bersama
"Bagi petugas yang merasa tidak sehat tidak boleh mengikuti kegiatan rukyatul hilal," tegasnya.
Aturan lainnya, setiap instrumen pemantauan, baik teleskop, theodolite, atau kamera, hanya dioperasikan oleh satu orang, tidak saling pinjam pakai.
Petugas juga dilarang berkerumun di sekitar instrumen pemantauan yang telah ditempatkan.
"Sebelum dan sesudah digunakan, instrumen rukyat dibersihkan dengan kain yang dibasahi dengan cairan disinfektan," pesan Plt Dirjen Pendidikan Islam ini.
"Petugas juga diimbau melakukan shalat hajat, memohon keselamatan dan kelancaran dalam melaksanakan tugasnya," ujarnya.
(Tribunnews.om/Chrysnha)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.