BMKG: Inilah Prakiraan Hilal Penentu Awal 1 Ramadhan 1441 H, Kamis Sore Ini
Inilah informasi prakiraan hilal dari BMKG saat Matahari terbenam pada Kamis, 23 April 2020 sebagai penentu awal Ramadan 2020.
Penulis: Sri Juliati
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah akan menentukan kapan 1 Ramadhan 1441 H lewat sidang isbat (penentuan) awal, Kamis (23/4/2020) sore.
Sementara itu, BMKG merilis informasi prakiraan hilal saat Matahari terbenam pada Kamis (23/4/2020) sebagai penentu awal Ramadan 2020.
Hilal adalah penampakan sabit Bulan yang paling awal terlihat dari Bumi sesudah konjungsi dan Matahari terbenam.
Dikutip dari situs resmi BMKG, waktu konjungsi kembali terjadi pada Kamis (23/4/2020) pukul 09.26 WIB.
Baca: Daftar 82 Lokasi Pemantauan Hilal & Link Streaming Sidang Isbat 1 Ramadan 1441 H di Indonesia
Baca: Kapan 1 Ramadhan 1441 H? Ini Informasi Prakiraan Hilal Penentu Awal Ramadan 2020 dari BMKG
Konjungsi atau ijtima' adalah peristiwa ketika bujur ekliptika Bulan dan Matahari sama, dengan pengamat
diandaikan berada di pusat Bumi.
Pada hari tersebut, waktu Matahari terbenam paling awal adalah pukul 17.32 WIT di Merauke, Papua.
Sementara waktu Matahari terbenam paling akhir adalah pukul 18.46 WIB di Sabang, Aceh.
Dengan memerhatikan waktu konjungsi dan Matahari terbenam, dapat dikatakan konjungsi terjadi sebelum Matahari terbenam pada Kamis sore.
Secara astronomis, pelaksanaan rukyat Hilal penentu awal bulan Ramadan 1441 H bagi yang menerapkan rukyat dalam penentuannya adalah setelah Matahari terbenam pada hari itu.
Sementara bagi yang menerapkan hisab dalam penentuan awal bulan Ramadhan 1441 H, perlu diperhitungkan kriteria-kriteria hisab saat Matahari terbenam.
Baca: LIVE STREAMING Sidang Isbat Online Penentuan 1 Ramadan 1441 H, Tonton di Sini!
Baca: Sidang Isbat 1 Ramadan 1441 H Digelar 23 April, Ini Metode Penentuan Awal Puasa Ramadan 2020
BMKG menjelaskan, ketinggian Hilal di Indonesia saat Matahari terbenam pada Kamis sore berkisar antara 2.70 derajat di Jayapura, Papua hingga 3.76 derajat di Tua Pejat, Sumatera Barat.
Sementara elongasi di Indonesia aat Matahari terbenam pada Kamis sore berkisar antara 4.20 derajat di Merauke, Papua hingga 5.11 derajat di Sabang, Aceh.
Elongasi adalah jarak sudut antara pusat piringan Bulan dan pusat piringan Matahari untuk pengamat dengan elevasi dianggap 0 meter dpl dan efek refraksi atmosfer Bumi diabaikan.
Sementara itu, umur bulan di Indonesia pada 23 April 2020 berkisar antara 6.11 jam di Merauke, Papua hingga 9.34 jam di Sabang, Aceh.
Sementara selisih waktu terbenam Bulan dengan waktu terbenam Matahari (lag) pada Kamis sore berkisar antara 13.66 menit di Jayapura, Papua hingga 18.37 menit di Tua Pejat, Sumatera Barat.
Selain itu, sejak Matahari terbenam hingga Bulan terbenam tidak ada obyek astronomis lainnya dengan dengan jarak sudut lebih kecil daripada 5 derajat dari Bulan.
Penjelasan selengkapnya terkait prakiraan hilal saat Matahari terbenam pada Kamis sore, dapat Anda simak di sini.
Sidang Isbat Kemenag
Diketahui, Kementerian Agama (Kemenag) menggelar sidang Isbat (penentuan) 1 Ramadhan 1441 H pada Kamis (23/4/2020) sore ini.
Ada yang berbeda dari sidang Isbat 1 Ramadhan 1441 H pada tahun ini.
Kemenag akan menggelar sidang Isbat secara daring alias online melalui konferensi atau sambungan komunikasi jarak jauh.
Dirjen Bimas Islam, Kamaruddin Amin mengatakan, sidang Isbat dengan video konferensi menjadi upaya Kemenag mencegah penyebaran Covid-19.
"Isbat awal Ramadan akan kami gelar dengan kehadiran peserta yang terbatas, selebihnya secara video konferensi," kata Kamaruddin Amin di Jakarta, Minggu (5/4/2020).
Dikutip dari Kemenag.go.id, tidak semua peserta sidang Isbat penentuan 1 Ramadhan 1441 H akan hadir ke kantor Kemenag.
Hanya perwakilan MUI, DPR, dan Badan Hisab Rukyat Kementerian Agama, Cecep Nurwendaya, serta pejabat eselon I dan II Ditjen Bimas Islam yang datang.
Sementara yang lain dapat mengikuti sidang Isbat melalui saluran komunikasi dalam jaringan (daring) yang akan disiapkan tim Kemenag.
"Sidang dimulai sebelum magrib, diawali paparan posisi Hilal awal Ramadan 1441H oleh Cecep Nurwendaya," kata Kamaruddin.
"Setelah Magrib di Jakarta, sidang penetapan digelar tertutup. Hasil sidang diumumkan oleh Menag Fachrul Razi melalui jumpa pers," sambungnya.
Berikut skenario sidang Isbat (penentuan) 1 Ramadhan 1441 H pada Kamis (23/4/2020) dikutip dari akun Instagram resmi Kemenag:
1. Dijadwalkan pukul 17.00 WIB
Paparan posisi hilal awal Ramadhan 1441 H oleh Tim Falakiyah Kemenag, Cecep Nurwendaya.
Masyarakat dapat ikut mendengarkan paparan ini lewat live streaming website dan media sosial Kemenag.
2. Dijadwalkan pukul 18.20 WIB
Sidang Isbat 1 Ramadhan 1441 H akan digelar secara tertutup.
Ormas Islam dapat mengikuti sidang Isbat melalui aplikasi daring.
3. Dijadwalkan pukul 19.05 WIB
Telekonferensi pers hasil sidang Isbat 1 Ramadhan 1441 H atau awal Ramadan 2020.
Metode Penentuan Awal Puasa Ramadhan
Diketahui, dalam penentuan awal puasa Ramadhan, umumnya menggunakan dua metode yaitu melalui pemantauan hilal (rukyatul hilal) dan hisab.
Hilal adalah penampakan bulan baru atau sabit yang merupakan penanda dimulainya bulan baru dalam kalender Hijriah.
Sementara, rukyat merupakan aktivitas mengamati dan melihat hilal yang tampak di ufuk barat.
Cara ini biasanya dilakukan menjelang matahari terbenam di beberapa titik yang sudah ditentukan.
Menurut kalender Hijriah, perhitungan hari dimulai saat matahari terbenam atau waktu magrib.
Setelah itu, tinggal menunggu kemunculan bulan sabit.
Jika minimal dua orang yang melihat hilal, sudah bisa dipastikan, malam itu sudah masuk tanggal 1.
Metode lain dalam penentuan awal puasa Ramadan yaitu dengan cara Hisab.
Metode ini menghitung pergerakan posisi hilal di akhir bulan untuk menentukan awal bulan seperti Ramadan.
Jika penentuan awal Ramadhan dengan rukyatul hilal harus melihat bulan baru atau sabit, maka pada metode hisab tak harus melihat hilal dengan mata kepala telanjang tetapi bisa menggunakan ilmu.
Dengan hisab, posisi hilal akan bisa diprediksi ada "di sana” sekali pun wujudnya tidak terlihat.
Hisab menggunakan perhitungan ilmu falak atau astronomi untuk menentukan bulan baru atau sabit.
Sehingga dengan metode ini, posisi hilal dapat diperkirakan secara presisi tanpa melihat bulan baru sebagai penanda awal bulan.
(Tribunnews.com/Sri Juliati)