Tata Cara Shalat Tarawih di Rumah, Lengkap dengan Bacaan Niatnya
Masyarakat diimbau untuk shalat tarawih di rumah untuk mencegah penularan Covid-19. Berikut tata cara shalat tawarih di rumah beserta bacaan niatnya.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Berikut tata cara shalat tawarih di rumah beserta bacaan niatnya.
MUI menyatakan umat muslim yang tinggal di kawasan dengan potensi penularan virus corona tinggi atau sangat tinggi, boleh meninggalkan shalat fardhu lima waktu atau tarawih berjamaah di masjid, untuk kemudian mengerjakannya di rumah.
Hal tersebut sesuai dengan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 14 Tahun 2020.
Tata cara shalat tarawih berjamaah dan sendiri di rumah sebenarnya tidak berbeda dengan ibadah yang dilaksanakan ketika di masjid, menurut Dr.Marabona Munthe, M.E. Sy dalam artikel Tata Cara Sholat Tarawih di Rumah Berjamaah dan Sendiri-sendiri.
Baca: Kumpulan Surat-surat Pendek untuk Shalat Tarawih di Rumah, Mudah Dihapalkan!
Baca: Tata Cara Shalat Tarawih Berjamaah di Rumah, Niat, dan Live Streaming dari Masjidil Haram
Untuk menyelenggarakan shalat tarawih berjamaah, perlu adanya seorang imam yang memimpin shalat dan makmum.
Sedangkan, untuk shalat tarawih sendiri tidak perlu adanya seorang imam.
Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah (halaman 43) yang berpendapat bahwa shalat tarawih dikerjakan 8 rakaat.
Hal tersebut sesuai dengan hadis yang diriwayatkan dari Aisyah r.a:
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam tidak pernah shalat lebih dari 11 rakaat baik di bulan Ramadhan atau di bulan lainnya. Beliau shalat 4 rakaat, jangan tanya mengenai bagusnya dan panjangnya, kemudian beliau shalat 4 rakaat, jangan tanya mengenai bagusnya dan panjangnya, kemudian beliau shalat 3 rakaat.” (HR. Bukhari no. 2013, Muslim no. 837).
Maksud dari salat empat rakaat sebanyak dua kali dalam hadis di atas adalah shalat tarawih ditambah dengan tiga rakaat shalat witir.
Selain itu, jumhur ulama dari kalangan Syafi’iyyah, Malikiyyah dan Hanabilah, juga pendapat Abu Yusuf dari Hanafiyah, shalat tarawih dilakukan dua rakaat-dua rakaat.
Sementara itu, dalam Buku Saku Ramadhan karya Ma’ruf Khozin, dalil salat tarawih 20 rakaat merujuk pada riwayat 4 tabiin, yaitu Said bin Yazid, Yazid bin Rauman, Yahya bin Said al-Qathan, dan Abdul Aziz bin Rafi’.
Adapun pendapat lain menurut riwayat Yazid bin Rauman yang berbunyi:
“Umat Islam di masa (Khalifah) Umar bin Khattab RA beribadah di malam bulan Ramadan dengan 23 rakaat."