Penjelasan Hukum Shalat Tarawih di Rumah Beserta Bacaan Niatnya
Pemerintah menganjurkan untuk melakukan ibadah salat tarawih di rumah. Apa hukumnya salat tarawih di rumah?
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Dalam keadaan pandemi saat ini, pemerintah menganjurkan umat muslim untuk beribadah di rumah.
Salat Jumat, salat wajib hingga salat tarawih dilaksanakan di rumah untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Dr KH Ahmad Sujak selaku Ketua BPP Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya menjelaskan tentang salat tarawih dan hukumnya jika dilakukan di rumah.
Ia mengungkapkan keberadaan salat tarawih dimulai ketika zaman khalifah Umar bin Khattab.
Ketika zaman Rasulullah salat malam hari di bulan Ramadhan dinamakan salat lail, tapi Nabi Muhammad tidak mewajibkan salat ini dilakukan di masjid.
"Sebelum masa Umar bin Khattab di zaman Rasulullah itu belum ada istilah salat tarawih yang ada salat lail."
"Dan Rasulullah melaksanakan salat lail dalam satu bulan di masjid hanya 3 kali, selebihnya di rumah. Waktu itu dilaksanakan ada Rasulullah salat ada yang ikut ada yang tidak, karena Rasulullah tidak mengharuskan. Hanya 3 kali pada waktu itu," ujarnya.
Baca: Kapan Niat Puasa Ramadhan Dilakukan? Ini Bacaan Doa Puasa dalam Teks Arab dan Latin
Namun ketika zaman khilafah Umar bin Khattab, salat lail berubah menjadi salat tarawih dan dilakukan secara berjamaah di masjid.
"Tapi ketika zaman khalifah Umar bin Khattab melihat seperti itu, di masjid kok salat sendiri-sendiri, kurang tertib."
"Umar bin Khattab mengajak berunding bagaimana kalau salat lail di masjid dilakukan secara berjamaah. Pada waktu itu para sahabat menyepakati," ujarnya dilansir YouTube TribunJatim Official, Kamis (23/4/2020).
Menurutnya salat tarawih seharusnya dilakukan secara santai karena nama tarawih bermakna isritahat.
"Disepakati pada waktu itu salat tarawih. Tarawih dari kata rowaha artinya istirahat. Salat dua rakaat terus istirahat, salat lagi istirahat. Dilakukan secara santai," imbuhnya.
Ustaz Ahmad Sujak menjelaskan hukum salat tarawih adalah sunnah.
Salat tarawih dapat dilakukan secara berjamaah mapun sendiri-sendiri.
Namun lebih baik jika salat tarawih dilakukan secara berjamaah baik di rumah maupun di masjid.
"Kemudian di masjid sampai sekarang termasuk di masjidil haram. Kalau tidak ada pandemi dilaksanakan salat tarawih seperti yang dilakukan sayyidina Umar."
"Jadi salat Tarawih hukumnya sunnah bisa dilaksanakan secara berjamaah bisa sendiri-sendiri. Memang afdolnya secara berjamaah, baik berjamaah di masjid maupun berjamaah di rumah. Di rumah pun afdolnya berjamaah dengan keluarga inti. Jadi dengan istri, anak," ungkapnya.
Ketika ditanya mengenai jumlah rakaat salat tarawih, Ustaz Ahmad Sujak menjawab hal tersebut merupakan kebebasan umat Islam untuk memilih jumlah rekaat salat tarawih yang ingin dikerjakan.
"Rakaatnya ada yang 8 rakaat ada yang 20 bahkan ada yang 35 ada yang 40 lebih, silahkan saja mana yang dipilih," ungkapnya.
Baca: Kumpulan Surat-surat Pendek untuk Shalat Tarawih di Rumah, Mudah Dihapalkan!
Niat Shalat Tarawih dan Salat Witir
Dikutip dari zakat.or.id, berikut bacaan niat salat tarawih di rumah, baik sendirian maupun berjemaah:
1. niat salat tarawih Berjemaah – 2 rakaat
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatat taraawiihi rak’ataini mustaqbilal qiblati ma’muman lillahi ta’aalaa
Artinya: “Aku niat Salat Tarawih dua rakaat menghadap kiblat sebagai makmum karena Allah Ta’ala."
2. Niat Shalat Tarawih Sendiri (Munfarid) – 2 rakaat
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Usholli sunnatattarowihi rok’ataini mustaqbilal qiblati lillahi ta’ala
Artinya: “Aku niat Salat Tarawih dua rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta’ala.”
3. Niat Salat Tarawih sebagai Imam – 2 rakaat
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ إِمَامًا ِللهِ تَعَالَى
Ushollii sunnatat-taraawiihi rok’ataini mustaqbilal qiblati imaaman lillaahi ta’alaa
Artinya: “Saya niat salat sunnah tarawih dua rakaat menghadap kiblat sebagai imam karena Allah Ta’ala.”
4. Niat Salat Witir – 1 rakaat
اُصَلِّى سُنًّةَ الْوِتْرِرَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً مَأْمُوْمًاِللهِ تَعَالَى
Ushallii sunnatal witri rok ‘atan mustaqbilal qiblati adaa’an (ma’muman / imaman) lillaahi ta’alaa
Artinya: “Saya niat salat witir satu rakaat menghadap qiblat menjadi makmum karena Allah ta’alaa.”
5. Niat Salat Witir – 3 rakaat
اُصَلِّى سُنًّةَ الْوِتْرِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى
Ushallii sunnatal witri tsalaasa roka’aatin mustaqbilal qiblati adaa’an (ma’muman/imaman) lillaahi ta’alaa
Artinya: “Saya berniat shalat witir tiga rakaat menghadap kiblat menjadi (ma’muman/imaman) karena Allah ta’alaa."
(Tribunnews.com/Mohay)