Pemerintah Bakal Bangun Hunian Vertikal di Lahan KAI Dekat Stasiun Manggarai Jakarta
PT KAI juga telah menetapkan lima lahan prioritas seluas 17 hektare yang siap untuk pengembangan TOD disertai hunian terintegrasi.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengungkap bahwa lahan milik PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI di dekat Stasiun Manggarai Jakarta akan dimanfaatkan untuk pembangunan hunian vertikal.
Ia mengatakan, lahan milik KAI yang berada dekat Stasiun Manggarai ada seluas 60 hektare. Sekitar 6 hektare itu bisa dimanfaatkan untuk pembangunan hunian vertikal.
"Sekitar 6 hektare yang bekas perumahan pegawai KAI bisa segera dikonversi mungkin bisa menjadi sampai dengan 5-10 tower di Manggarai," kata Tiko, sapaan akrab Kartika, dalam acara dialog "Program 3 Juta Rumah: Gotong Royong Membangun Rumah Untuk Rakyat" di BTN Tower, Jakarta Pusat, Jumat (29/11/2024).
Baca juga: Nilai Cicilan Rumah yang Ideal untuk Gen Z Segmen MBR di Bawah Rp 1 Juta
Menurut dia, lahan tersebut memiliki lokasi yang strategis karena bisa dibangun menempel dengan Stasiun Manggarai.
Tiko mengatakan bahwa pembangunan hunian ini tidak akan semuanya dikerjakan oleh BUMN, baik Perum Perumnas maupun KAI.
"Kita ingin nanti juga ada pihak swasta yang juga bergabung dengan kami untuk membangun dengan skala yang berbeda-beda," ujarnya.
Tiko telah menyiapkan sejumlah skema kerja sama untuk pembangunan hunian ini. Bentuk-bentuk kolaborasi ini sebelumnya sudah pernah dilakukan ketika BUMN ingin bekerja bersama pihak swasta.
Pertama, bisa dalam bentuk Kerja Sama Operasi (KSO), di mana nantinya pengembang swasta yang mengembangkan dan kemudian pada waktu dijual unitnya, ada bagi hasil dengan Perumnas ataupun KAI sebenarnya yang memiliki tanah.
Kedua adalah Joint Venture (JV), di mana pihak swasta dengan Perumnas atau KAI bisa bersama-sama membentuk perusahaan baru.
Dalam JV, perusahaan swasta bisa menyuntikkan ekuitas ke perusahaan bentukan bersama itu, sedangkan Perumnas atau KAI bisa menyuntikkan lahan yang mereka miliki.
Ketiga adalah Built-Operate-Transfer (BOT). Di kolaborasi ini, pihak swasta akan membangun, mengoperasikan, lalu melakukan transfer aset ke BUMN.
"Kami sangat terbuka di BUMN untuk bisa bekerjasama dengan pemodal swasta dan tentunya dengan skala yang berbeda-beda," ucap Tiko.
Ia juga memastikan BTN akan standby sebagai pemberi kredit, baik untuk pengembang maupun untuk pembeli akhirnya nanti di sisi masyarakat.