Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Pintu Neraka Ditutup, Setan Dibelenggu Saat Ramadan, Mengapa Masih Ada Kemaksiatan? Ini Kata Ulama

Ungkapan setan dibelenggu, neraka ditutup seolah nge-hits saat bulan Ramadhan ini berasal dari sebuah hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah Ra.

Penulis: Husein Sanusi
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Pintu Neraka Ditutup, Setan Dibelenggu Saat Ramadan, Mengapa Masih Ada Kemaksiatan? Ini Kata Ulama
dok Tribun Jateng
Ilustrasi setan 

TRIBUNNEWS.COM - Berderet kemuliaan adsa saat Bulan Ramadhan. Tak heran jika bulan ini lebih baik dari seribu bulan karena di dalamnya ada malam Nuzulul Qur'an.

Kerap kita dengar jika salah satu tanda kemuliaan di bulan Ramadhan ditandai dengan dibelenggunya setan dan dibukanya pintu surga serta ditutupnya pintu neraka.

Gaung yang sering terdengar saat Ramadhan tiba adalah sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa pada bulan nan suci ini pintu-pintu surga dibuka dan setan-setan dibelenggu.

Benarkah demikian? Tapi mengapa maksiat masih saja bertebaran pada bulan Ramadhan dari tahun ke tahun?? Apa maksud dari setan dibelenggu ini?

Tribunnews.com, melansir dari harakah.id,  bahwa para ulama memiliki beberapa pendapat untuk memaknai kalimat hadis yang menyatakan “setan dibelenggu di bulan Ramadhan.

Ungkapan setan dibelenggu, neraka ditutup seolah nge-hits saat bulan Ramadhan ini berasal dari sebuah hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah Ra.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضى الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ

Berita Rekomendasi

Dari Abu Hurairah Ra bahwasanya Rasulullah Saw bersabda, “Apabila Ramadhan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan dibelenggu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam Hadis tersebut dengan jelas disebutkan bahwa setan-setan pada bulan Ramadhan dibelenggu.

Namun pada kenyataannya, sering kita temui dosa-dosa yang masih saja dilakukan pada bulan nan agung ini.

Bahkan, untuk menahan diri ataupun menghindari hal-hal yang dilarang-Nya pun masih terasa sulit dan berat.

Apakah Hadis ini tidak berlaku? Atau apakah Hadis ini tidak benar?

Imam Ustaz H Deden M Ramadhan menyiarkan acara tadarus Alquran secara dalam jaringan (daring) atau online di Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta Pusat, Selasa (28/4/2020). Sekretaris Dewan Pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa, Ismed Hasan Putro menyebut, kegiatan ibadah di lingkungan masjid selama bulan suci Ramadan ditiadakan namun tetap menyiarkan tadarus secara daring guna mencegah penyebaran virus corona (Covid-19). Tribunnews/Irwan Rismawan
Imam Ustaz H Deden M Ramadhan menyiarkan acara tadarus Alquran secara dalam jaringan (daring) atau online di Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta Pusat, Selasa (28/4/2020). Sekretaris Dewan Pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa, Ismed Hasan Putro menyebut, kegiatan ibadah di lingkungan masjid selama bulan suci Ramadan ditiadakan namun tetap menyiarkan tadarus secara daring guna mencegah penyebaran virus corona (Covid-19). Tribunnews/Irwan Rismawan (Tribunnews/Irwan Rismawan)

Hadis tersebut diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dalam kitab Shahihain-nya, sehingga bisa dipastikan bahwa hadis ini shahih.

Dalam memaknai kalimat “setan dibelenggu”, para ulama memiliki beberapa pendapat:

Al-Qadhi ‘Iyadh sebagaimana disebutkan dalam kitab Shahih Muslim bi Syarh al-Nawawi menyatakan bahwa bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah, bulan ampunan lagi berlimpah pahala.

Oleh karena itu, setan seolah-olah dibelenggu sehingga intensitas mereka menggoda manusia menjadi berkurang, berbeda dengan yang mereka lakukan pada bulan selain Ramadhan.

Sedangkan As-Sindi dalam Hasyiyah-nya untuk Sunan an-Nasa’i mengatakan bahwa hadis ‘setan dibelenggu’ tidak berarti meniadakan segala bentuk maksiat. Karena maksiat tidak selalu berasal dari setan saja, namun bisa muncul dari pengaruh jiwa yang buruk dan jahat.

Pendapat lain menyebutkan bahwa yang dibelenggu tidak semua setan. Tapi hanya setan kelas kakap (maradatul jin). Sementara setan-setan lainnya masih bisa bebas.

Jikalau kita temui dosa-dosa yang dilakukan pada bulan ini, maka itu karena bisikan dari setan-setan kelas biasa tersebut.

Terlepas dari berbagai pemaknaan kalimat tersebut, alangkah baiknya jika kita senantiasa meningkatkan ibadah pada bulan yang agung ini sebagai upaya mendekatkan diri kepada-Nya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas