Uniknya Puasa Ramadhan di Negara Tanpa Matahari Terbenam, 24 Jam Disinari Cahaya
Jika di Indonesia, puasa dimulai sejak subuh hingga setelah terbenamnya matahari atau Maghrib, lain halnya dengan negara yang 24 jam disinari cahaya.
Editor: Salma Fenty Irlanda
TRIBUNNEWS.COM - Uniknya puasa Ramadhan di negara tanpa matahari terbenam, 24 jam disinari cahaya.
Waktu berpuasa di setiap negara memiliki perbedaan.
Jika di Indonesia, puasa dimulai sejak subuh hingga setelah terbenamnya matahari atau Maghrib, lain halnya dengan negara yang 24 jam disinari cahaya matahari.
Puasa Ramadhan merupakan kewajiban bagi setiap umat Islam yang mampu.
• Ingin Lebih Kurus Selama Puasa, Ikuti 8 Tips Agar Tak Melar di Bulan Ramadhan Ini
• POPULER Mengais Sisa Kemuliaan Malam Nuzulul Quran 17 Ramadhan 1441 H, Tetap Bisa Amalkan Amalan Ini
Ketika sedang berpuasa, seseorang diharuskan untuk menahan lapar, haus, dan nafsu dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari.
Umumnya, rata-rata waktu berpuasa adalah sekitar tiga belas jam, dihitung dari terbitnya fajar sampai waktu maghrib.
Namun, ada sejumlah negara yang memiliki waktu berpuasa lebih dari 18 jam karena memiliki waktu siang lebih panjang.
Hal itu seperti yang dialami oleh umat Muslim di Denmark dan negara-negara lain seperti Norwegia dan Islandia akan berpuasa jauh lebih lama daripada mereka yang berada di belahan bumi bagian selatan.
Bahkan, ada beberapa tempat di mana matahari tidak terbenam sama sekali pada waktu-waktu tertentu dalam setahun.
Bahkan di Svalbard, sebuah kepulauan Norwegia di Samudra Arktik, mereka bisa bermandikan cahaya 24 jam dari bulan April hingga Agustus.