Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Cerita Icha Berpuasa di Norwegia: Masyarakat Takjub Tahan Tidak Makan 18 Jam

Masakan apapun mancanegara, Indonesia, hidangan utama sampai dessert saya share," kata Icha.

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Cerita Icha Berpuasa di Norwegia: Masyarakat Takjub Tahan Tidak Makan 18 Jam
ISTIMEWA
Warga Negara Indonesia di Norwegia, Savitry Khairunnisa atau Icha (43) bersama putranya saat berjalan-jalan ke Stockholm, Swedia. 

TRIBUNNEWS.COM, NORWEGIA- Warga Negara Indonesia di Norwegia, Savitry Khairunnisa atau Icha (43), berbagi kisah selama menjalani puasa di sana. Tentang kebersamaan dan persaudaraan sesama muslim dan non-muslim.

Icha bercerita hampir seluruh muslim di Norwegia adalah imigran. Berdasarkan data pemerintah jumlah muslim di Norwegia mencapai lebih dari 150 ribu. Terdiri dari mereka: pencari suaka, pelajar, hingga tenaga profesional.

"Sebagai minoritas persaudaraan sesama muslim di sini begitu erat," ujar Icha kepada Tribun.

Baca: Indra Bekti Semangati Orangtua yang Memiliki Anak Penderita Kanker

Saat tengah berjalan, kata Icha, mereka saling menyapa dengan "Assalamualaikum". Saat Ramadan tiba saling mengucapkan "Ramadhan mubarak". Keakraban pun sangat terasa saat berbuka puasa bersama di masjid.

"Bertukar cerita saat buka puasa. Masjid ramai karena jemaah bergantian menyumbangkan berbagai jenis makanan ringan dari kurma, jus, buah-buahan, hingga makanan berat," tutur Icha.

Namun, keakraban itu tak lagi terasa karena saat ini, Norwegia sama halnya dengan Indonesia. Tengah menerapkan kebijakan penutupan fasilitas publik. Sehingga masjid pun ditutup."Kebiasaan itu sejak Ramadhan ini ditiadakan karena masjid-masjid di Norwegia masih ditutup sejak 12 Maret," ucap penulis buku Kelana Rasa tersebut.

Baca: 2 Asisten Trump Positif Covid-19, Staf Gedung Putih Diperintahkan Pakai Masker

Selain dengan sesama muslim, toleransi antar umat beragama juga terasa di Haugesund, Norwegia. "Di lingkungan kita ini hanya kami yang muslim," kata Icha.

Baca: Pengakuan Pebulutangkis Taufik Hidayat, Kapok Masuk Lingkungan Pemerintah

Berita Rekomendasi

Setahun lalu di lingkungan Icha ada kegiatan gotong royong untuk membersihkan lingkungan. Saat itu tengah bulan Ramadan, tepatnya musim semi.

Baca: Di Depan DPR, Sri Mulyani Bilang Perppu Nomor 1/2020 untuk Jaga Sistem Keuangan Nasional

"Saat itu saya kebagian membuat konsumsi nah setelah pada saat beristirahat justru saya tidak ikut makan, suami saya juga tidak ikut makan, orang-orang cukup heran kok tidak makan," ucapnya.

Baca: Manfaat Matematika untuk Kehidupan, Kunci Soal Belajar dari Rumah TVRI SMA/SMK (13/5/2020)

Icha akhirnya menjelaskan tentang Ramadan. Masyarakat Norwegia kaget begitu tahu berpuasa ala umat Islam. Apalagi di Norwegia puasa bisa sampai 18 jam.Durasi puasa tahun ini lebih pendek daripada tahun-tahun sebelumnya. Muslim di belahan bumi utara menjalani puasa hingga 20 jam pada musim panas.

Tahun ini, sekitar 16,5-19,5 jam, dimulai sejak sekitar pukul 22.00 waktu setempat. Semakin mendekati Kutub Utara, semakin panjang durasi puasanya."Kami jelaskan seperti musim panas ini kita puasa lama dan mereka takjub dan salut orang muslim kuat-kuat mereka menghormati," kata Icha.

Rindu Sahur di  Indonesia
11 tahun tinggal di Norwegia, membuat Icha merindukan suasana berpuasa di negeri tercinta, Indonesia. "Suasana di Indonesia tidak tergantikan," katanya.

Baca: Dua Pekan Ramadan, Nikita Willy Sanggup Khatamkan Alquran

"Acara-acara sahur di TV, sinetron religi, Kultum jelang buka, dan adzan maghrib di masjid saut-sautan," imbuh Icha. Berbeda dengan di Norwegia yang suara adzan tidak diperkenankan suaranya sampai ke luar masjid.

Di Indonesia ada momen ngabuburit atau mencari makanan untuk berbuka puasa di jalan-jalan. Kemudian momen berkumpul bersama keluarga yang tak tergantikan."Berkumpul dengan orang tua berbuka bersama, hidangannya, obrolannya, suasana tidak tergantikan," tutur Icha.

Selama tinggal di luar negeri, Icha memiliki hobi menulis. Ia juga kerap mengunjungi beberapa negara. Dari hobi jalan-jalan dan mencicipi kuliner berbagai negara, ia menulis buku berjudul Kelana Rasa."Saya sejak beberapa tahun lalu punya hobi baru berbagi resep di Instagram.

Masakan apapun mancanegara, Indonesia, hidangan utama sampai dessert saya share," kata Icha.

Baca: 7 Negara Ini Disebut Sudah Lewati Puncak Persebaran Virus Corona, Diprediksi Wabah Segera Usai

Tidak sekedar pamer makanan, tapi Icha juga berbagi resep makanan. Hingga saat ini 'pengikut' di Instagram pun semakin bertambah hingga puluhan ribu.

"Beberapa resep sempat menjadi viral hingga 1 tahun lalu dihubungi editor Gramedia Pustaka Utama. Yang menawarkan kalau sekiranya mau menerbitkan dikumpulkan gramedia bersedia.
Berbagi resep gratis, bersedekah kecil-kecilan," imbuh Icha.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas