Masjid Agung Al Azhar Ingatkan Sosok Buya Hamka, Warisan Memakmurkan Masjid Masih Dilestarikan
Di masjid nan megah itu, Buya Hamka memperjuangkan pendidikan Islam saat Indonesia mengalamimasa pasca era orde lama.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Anita K Wardhani
Saat Provinsi DKI Jakarta menerapkan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kajian itu untuk
sementara tak diadakan di masjid. Kajian dilakukan secara online.
"Kita tiadakan secara tatap muka langsung tapi kita hadirkan melalui aplikasi Zoom dan YouTube," imbuh Yahya.
Menurut Yahya, sebelum ada corona, Masjid Agung Al-Azhar memiliki agenda padat saat Ramadhan.
Setiap hari diadakan kegiatan rutin buka bersama. "Biasanya kita siapkan takjil sampai untuk 850
jemaah," tuturnya.
Berkumpul di aula utama masjid, lalu mengadakan tausiah sampai waktu berbuka puasa tiba. Karena
corona kegiatan itu ditiadakan.
Pihak masjid mengubah strategi mereka dalam hal pembagian takjil.
"Dengan sistem drive-thru di depan gerbang masuk nanti para masyarakat terutama pengendara
kendaraan motor, ojek online, masuk ke halaman masjid ngambil takjil langsung putar ke luar untuk
menghindari kerumunan," ucap Yahya.
Demi tetap menghadirkan suasana ramadhan kepada para jemaah, lanjut dia, pihak masjid pun
memberikan program-program "Di Rumah Aja".
"Program mutiara ramadhan yang kita tayangkan lewat
YouTube setiap hari.
Kemudian juga ada inspirasi ramadhan setiap hari Jumat, Sabtu, Ahad kita juga
sajikan di YouTube.
Oase ramadhan juga akan kita sajikan di 10 malam terakhir. Ini supaya tetap
memberikan suasana ramadhan kepada jemaah," tuturnya. (tribun network/denis)