Tak Hanya Baik untuk Tubuh, Psikolog Sebut Puasa Juga Dapat Sehatkan Jiwa
Psikolog sekaligus pendiri Lembaga Psikologi Anava, Maya Savitri, mengungkapkan setidaknya ada lima manfaat puasa bagi kesehatan jiwa
Penulis: Isnaya Helmi Rahma
Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWS.COM - Ibadah puasa ternyata dapat membantu menjaga kesehatan psikologis seseorang.
Saat ini umat muslim tengah menjalankan ibadah puasa Ramadan.
Selama menjalankan ibadah puasa, umat muslim tidak diperbolehkan makan dan minum mulai dari terbit hingga terbenamnya matahari.
Kendati demikian, puasa justru dinilai baik untuk menjaga kesehatan tubuh serta kesehatan jiwa manusia.
Dikutip dari Kompas.com, banyak riset membuktikan puasa dapat meningkatkan harapan hidup dan kekebalan tubuh.
Baca: Negara-Negara Ini Mengalami Matahari Tak Terbenam Selama 24 Jam, Bagaimana Cara Puasa di Sana?
Baca: Bagaimana Cara Efektif Melatih Anak Berpuasa? Psikolog Bagikan 7 Tipsnya
Seperti riset 2008 yang dilakukan ilmuwan dari Utah membuktikan, puasa secara teratur dapat menurunkan risiko penyakit jantung.
Riset tersebut juga membuktikan bahwa puasa dapat memicu perubahan metabolisme dan menurunkan kadar kolesterol jahat.
Tak hanya mendatangkan manfaat untuk kesehatan fisik, menurut Psikolog sekaligus pendiri Lembaga Psikologi Anava, Maya Savitri, S. Psi., CHt., puasa sangat baik untuk kesehatan secara psikologis.
Karena puasa tidak hanya menahan hawa nafsu untuk makan dan minum, melainkan juga mengendalikan emosi.
"Dengan puasa kita tidak hanya dilatih untuk menahan lapar haus saja, tapi lebih dari itu."
"Di mana dalam berpuasa kita diharuskan untuk menahan amarah dan emosi negatif," ujar Maya melalui keterangan tertulis kepada Tribunnews, Rabu (13/5/2020).
Sehingga bila seseorang mampu mengendalikan emosi tersebut maka kondisi psikis akan lebih nyaman dan tenang.
Baca: Manfaat Puasa untuk Kesehatan, Kendalikan Berat Badan Hingga Optimalkan Kesehatan Sel
Baca: Ustaz Dasad Latif Ungkap Manfaat Puasa Saat Wabah Covid-19, Meningkatkan Imunitas Tubuh
5 Manfaat Puasa untuk Kesehatan Jiwa
Lebih lanjut Maya mengungkapkan setidaknya ada lima manfaat psikologis yang bisa didapatkan saat menjalankan ibadah puasa ini.
1. Melatih menahan diri dari emosi negatif
Maya menyebut dengan menjalankan ibadah puasa kita akan berusaha untuk menahan marah, jengkel, ghibah yang berlebih.
Karena kita sadar hal tersebut akan dapat mengurangi pahala puasa.
2. Melatih rasa sabar
Ibadah puasa dapat melatih seseorang untuk lebih sabar.
Karena adanya usaha untuk menahan godaan makan, minum dan hawa nafsu yang dapat membatalkan puasa.
3. Melatih kekhusyukan dan kefokusan pada diri
Orang yang berpuasa akan berlomba-lomba dalam mencari pahala dan beribadah.
Seperti diketahui, satu di antara keistimewaan dalam bulan Ramadhan yakni setiap perbuatan baik akan dilipatgandakan pahalanya.
"Nah di sini dibutuhkan kefokusan kita dalam beribadah," ujar Maya.
4. Menambah rasa syukur
Menurut Maya ibadah puasa dapat memupuk rasa syukur seseorang kepada Allah SWT.
"Ketika rasa syukur muncul kita akan bisa menerima apapun yang ada dalam diri kita dengan segala kelebihan dan kekurangannya," jelas Maya.
5. Melatih untuk penerimaan diri yang lebih positif
Berpuasa juga dapat menumbuhkan rasa kasih sayang ataupun empati kepada orang lain.
Karena kata Maya, dengan berpuasa seseorang dapat melatih diri untuk menyadari, berempati dengan orang-orang yang tidak seberuntung kita dalam kehidupannya.
Baca: 3 Manfaat Puasa bagi Ibu Hamil, Mencegah Penumpukan Lemak di Perut hingga Menurunkan Kadar Gula
Baca: Manfaat Puasa Bagi Penderita GERD
Sementara itu Psikolog dari University of Central Florida, Dr. Widaad Zaman, mengungkapkan dengan berpuasa dapat meredakan stres dan kecemasan.
Seperti yang dikutip dari Kompas.com, puasa dapat meningkatkan produksi enzim-ensim pada otak yang meniru efek obat anti-depresi.
Alhasil, hal ini dapat menurunkan tingkat stres, kecemasan, dan depresi.
Bahkan, puasa juga bisa memperbaiki kondisi gangguan kecemasan sehingga banyak dokter menyarankan puasa sebagai alat untuk mengobati depresi dan gangguan suasana hati.
(Tribunnews.com/Isnaya, Kompas.com/Ariska Puspita Anggraini)