Doa dan Amalan Sunnah untuk Meraih Kemuliaan Malam Lailatul Qadar
banyaknya keutamaan pada sepuluh hari terakhir, diantaranya yakni terdapat malam mulia, malam lailatul qadar. Berikut Doa dan Amalan Sunnahnya.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Menghidupkan sepuluh hari terakhir di bulan ramadhan merupakan sunnah yang dianjurkan Rasulullah.
Hal ini dikarenakan banyaknya keutamaan pada sepuluh hari terakhir.
Di antaranya terdapat malam mulia, malam lailatul qadar.
Sangat dianjurkan untuk memperbanyak doa di malam lailatul qadar, lebih-lebih doa yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Dalam sebuah riwayat, Aisyah menceritakan, Rasulullah sangat bersungguh-sungguh pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lainnya.
“Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), beliau mengencangkan sarungnya (untuk menjauhi para istri beliau dari berjima’), menghidupkan malam-malam tersebut dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari no. 2024 dan Muslim no. 1174).
Baca: Apakah Perbedaan Malam Lailatul Qadar dengan Nuzulul Quran? Begini Penjelasannya
Baca: Kapan Malam Lailatul Qadar? Berikut Amalan-amalan yang Dianjurkan dan Doa Malam Seribu Bulan
Terdapat banyak keutamaan di malam lailatul qadar, di antara keutamaan tersebut adalah dilipatkgandakannya pahala, lebih baik dari 1000 bulan.
Dalam buku Pandungan Ramadhan terbitan pustaka muslim disebutkan, Mujahid, Qotadah, dan ulama lainnya berpendapat, yang dimaksud dengan lebih baik dari seribu bulan adalah shalat dan amalan pada lailatul qadar lebih baik dari shalat dan puasa di 1000 bulan yang tidak terdapat lailatul qadar.
Yang dimaksudkan dengan menghidupkan lailatul qadar adalah menghidupkan mayoritas malam dengan ibadah dan tidak mesti seluruh malam.
Menghidupkan malam lailatul qadar pun bukan hanya dengan shalat, bisa pula dengan dzikir dan tilawah Al-Quran.
Doa yang Dianjurkan Rasulullah
Sangat dianjurkan untuk memperbanyak doa pada lailatul qadar.
Terlebih doa yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana terdapat dalam hadits dari Aisyah.
عَنْ عَائِشَةَ ، قَالَتْ : قُلْتُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَيُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا ؟ قَالَ : قُولِي : اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي