Contoh Naskah Khutbah Idul Fitri di Rumah: Idul Fitri, Awal Pembaharuan Diri
Pelaksanaan shalat Id di rumah ini sama seperti tata cara shalat Id bila dikerjakan di lapangan atau masjid. Berikut contoh naskah khutbah idul fitri.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia mengimbau masyarakat untuk melaksanakan shalai Idul Fitri di rumah saja.
Pelaksanaan shalat Idul Fitri di rumah saja ini diharapkan dapat memutus mata rantai penyebaran virus corona, mengingat penyebaran virus corona masih terjadi dan belum bisa diatasi.
Pelaksanaan shalat Id di rumah ini sama seperti tata cara shalat Id bila dikerjakan di lapangan atau masjid.
Namun jika jumlah jamaah kurang dari empat orang, maka shalat Idul Fitri boleh dilakukan berjamaah tanpa khutbah.
Selain itu, apabila dalam pelaksanaan shalat Id di rumah tidak ada yang berkemampuan untuk khutbah, maka boleh dilakukan tanpa khutbah.
Namun, bagi Anda yang ingin tetap berkhutbah saat shalat Id di rumah, berikut contoh naskah khutbah Idul Fitri.
Baca: Panduan Shalat Idul Fitri di Rumah Lengkap, Berikut Tata Cara hingga Niat Berdasar Fatwa MUI
Baca: 35 Ucapan Bergambar Selamat Idul Fitri 1441 H/ Lebaran 2020 untuk Update Status WA, FB, dan IG
Baca: Contoh Naskah Khutbah Idul Fitri 2020 di Rumah Aja: Virus Corona Berakhir di Akhir Ramadhan
TEMA :IDUL FITRI, AWAL PEMBAHARUAN DIRI
Oleh: Misbachul Munir, Lc., Staf Pengajar di Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta
Kaum Muslimin yang dirahmati Allah...
Alhamdulillâhi Rabbi al-âlamîn, segala puji kita panjatkan ke hadhirat Allah Swt.
Dialah Pencipta, Pemilik, dan Pengatur alam raya. Dialah satu-satunya Dzat yang wajib disembah dan tiada sekutu bagi-Nya. Dia pula yang telah memberikan anugerah kepada kita petunjuk hidup yang lurus dan risalah yang adil lagi sempurna, yakni Islam.
Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Rasulullah Saw, beserta keluarga, para shahabatnya, dan seluruh pengikutnya yang berjuang tak kenal lelah untuk menerapkan dan menyebarluaskan risalah Islam ke seluruh
pelosok dunia hingga akhir zaman.
Marilah pada pagi hari ini, kita tingkatkan rasa ketaqwaan kita kepada Allah SWT. seraya bersyukur kepada-Nya bahwa sampai saat ini kita masih diberi kesehatan dan kesempatan sehingga bisa menunaikan ibadah sholat Idul Fitri yang
diberkati oleh Allah swt ini.
Allâhu Akbar Allâhu Akbar Walillâhilhamd
Jamaah yang dirahmati Allah...
Ibadah puasa sesungguhnya merupakan sarana latihan agar orang beriman mampu mengalahkan godaan nafsu dan setan.
Puasa diperintahkan agar manusia memperoleh pengalaman-pengalaman jasmaniyah dan ruhaniyah yang akan membentuk dan mempertinggi daya kekebalan fisik dan jiwanya, sehingga dia menjadi orang yang sehat secara jasmani maupun rohani.
Inilah manusia takwa yang ingin dicapai melalui ibadah puasa. Jadi, orang yang berpuasa pada hakikatnya adalah orang yang menang dalam arti mampu mengalahkan godaan nafsu dan setan.
Sebagai pemenang, maka di penghujung bulan Ramadhan ini, mereka layak mendapat ucapan selamat dengan
iringan doa: Minal 'Aidin wal Faizin; Selamat kembali kepada jiwa yang suci dan Selamat telah menjadi pemenang di arena jihad akbar melawan godaan nafsu dan setan.
Allâhu Akbar Allâhu Akbar Walillâhilhamd
Jamaah yang dirahmati Allah...
Dalam konsep Islam, Idul Fitri merupakan akhir dari proses panjang berpuasa selama satu bulan penuh, sekaligus juga merupakan awal hidup baru.
Pada hari ini, umat Islam diwajibkan makan dan minum, bahkan diharamkan berpuasa. Tetapi, bukan lantas berarti hakekat puasa -yakni, menahan diri- yang selama ini mereka terapkan dalam berpuasa menjadi berakhir.
Justru, kemampuan untuk menahan diri itu harus terus diasah dan ditingkatkan sampai Ramadhan berikut tahun depan. Begitulah konsep ideal berpuasa.
Hari Raya adalah hari kemenangan dan kejayaan seandainya kaum muslimin dapat meletakkan diri dalam ketaatan, kepasrahan, ketaqwaan dan kasih sayang.
Hari Raya ini akan terus menjadi hari yang penuh dengan berkah dan kebahagiaan sekiranya kaum muslimin terus maju menghadapi masa depan dengan penuh amal sholeh, amal kebajikan dan akhlak yang terpuji.
Hari Raya tidak akan menjadi hari yang berbahagia bagi mereka yang mengekalkan sifat-sifat keji, sifat-sifat buruk,
sifat-sifat tercela, sifat-sifat syaithoniyyah, prilaku tidak bermoral dan tak beradab, seperti khianat, menipu, berbohong, takabbur, dzalim dan semacamnya.
Idul Fitri adalah konsep Sang Khalik untuk memperbarui kehidupan umat manusia dalam nuansa spiritual, bukan dalam nuansa material.
Karena itu, Idul Fitri tidak harus dirayakan dengan mengenakan baju baru atau mobil baru, apalagi jika untuk mendapatkannya seseorang harus menerobos jalur haram atau dengan mengambil sesuatu yang menjadi hak orang lain.
Sekali lagi, Idul Fitri adalah sarana untuk memperbarui dan memperbaiki kualitas kehidupan umat, bukan sebaliknya.
Allâhu Akbar Allâhu Akbar Walillâhilhamd
Jamaah yang dirahmati Allah...
Marilah selalu kita renungkan lembaran-lembaran amal yang telah kita perbuat selama ini dengan senantiasa berniat untuk terus menambah dan memperbaikinya.
Allah berfiman yang artinya: Demi masa. Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran (QS Sl-Ashr: 1-3).
Demikian khutbah singkat yang dapat saya sampaikan, semoga ada manfaatnya dalam menggugah diri kita masing-masing dalam menapak kehidupan ini.
Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita ke jalan-Nya yang benar. Jalan orang-orang yang diridhai bukan jalannya orang yang dimurkai. Amein.
Akhirnya marilah kita akhiri ibadah shalat Id kita ini dengan berdoa, memohon kepada Allah untuk kebaikan kita, keluarga kita, saudara kita, tetangga kita dan seluruh kaum muslimin :
(Tribunnews.com)