Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Rayakan Idul Fitri di Rumah, Imam Besar Istiqlal Minta Umat Islam Tak Paksakan Diri ke Masjid

Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar mengimbau umat Islam untuk tidak memaksakan diri melakukan kegiatan masif di masjid sebagai perayaan Idul

Penulis: Isnaya Helmi Rahma
Editor: bunga pradipta p
zoom-in Rayakan Idul Fitri di Rumah, Imam Besar Istiqlal Minta Umat Islam Tak Paksakan Diri ke Masjid
YouTube BNPB Indonesia
Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Nasaruddin Umar saat konferensi pers di Graha BNPB, Sabtu (23/5/2020) 

TRIBUNNEWS.COM - Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar mengimbau umat Islam untuk tidak memaksakan kehendak melakukan kegiatan di masjid sebagai perayaan Idul Fitri 1441 H.

Yakni seperti melakukan takbiran secara ramai-ramai dan menunaikan Shalat Id di masjid.

Mengingat penyebaran virus corona (Covid-19) di Indonesia masih terjadi di tengah masyarakat.

Sehingga untuk mencegah penularan virus tersebut, Nasaruddin meminta masyarakat khususnya umat Islam untuk bertakbiran dan shalat Id di rumah.

Hal ini disampaikan Nasaruddin saat konferensi pers secara virtual di Graha BNPB, Jakarta, Sabtu (23/5/2020).

"Saya ingin meyakinkan pada semuanya terutama umat Islam, jangan memaksakan kehendaknya untuk melakukan kegiatan di masjid seperti ramai-ramai takbiran atau shalat Idul Fitri di masjid," tegasnya yang dikutip dari YouTube BNPB Indonesia. 

Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar.
Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar saat konferensi pers di Graha BNPB, Sabtu (23/5/2020) (Tribunnews.com/Seno Tri Sulistiyono)

Lebih lanjut ia menuturkan bahwa masjid memang tempat bermunajat yang baik kepada Allah.

Berita Rekomendasi

Tapi dalam situasi ini kata Nasaruddin, shalat Id di masjid itu sunnah, tapi menjaga kesehatan dan kelamatan jiwa serta keluarga itu wajib.

"Beragama itu menjalankan ibadah itu mendahulukan yang wajib daripada yang sunnah."

"Kalau kita mendahulukan yang sunnah baru wajib itu kurang tepat dalam menjalankan agama."

"Kaidah-kaidahnya banyak, menolak bahaya itu lebih utama daripada mengejar manfaat," jelasnya.

Nasaruddin meminta masyarakat untuk tidak terlalu egois dalam beragama. 

"Dalam arti begini, 'udahlah saya akan mendapatkan pahala sebanyak-banyaknya kalau ke masjid' gitu."

"Tapi kalau kita pulang dari masjid dan menyetor penyakit kepada anggota keluarga semuanya, mungkin kita sehat namun orang tua kita menjadi korban," kata Nasaruddin.

Baca: Imam Besar Istiqlal Ajak Umat Islam Salat Idul Fitri di Rumah: Jaga Kesehatan Diri itu Wajib

Baca: MUI dan Menag Imbau Umat Islam Sholat Idul Fitri dan Takbiran di Rumah: Kita Menghindari Kemudaratan

Dalam kesempatan itu, Nasaruddin juga menuturkan beribadah secara berlebihan juga tidak dianjurkan oleh Rasulullah. 

Ia kemudian menceritakan kisah Rasulullah menegur para sahabat yang berlebihan dalam beribadah sapai melalaikan urusan dunia. 

"Disampaikan sahabat, ya Rasulullah saya tidak mau makan siang lagi, saya mau puasa terus menerus. Jawaban Rasul, saya Rasul tapi saya tidak puasa terus menerus."

"Sahabat lain mengatakan saya tidak mau tidur malam lagi, saya ingin shalat terus. Jawab Rasul, saya Rasul dan saya tidak melakukan itu."

"Yang ketiga sahabat mengatakan, saya tidak ingin mendekati perempuan lagi, akan beribadah terus. Rasul menjawab, saya Rasul dan saya tidak melakukan itu. Saya punya istri dan anak."

Lebih lanjut Nasaruddin mengungkapkan bahwa beragama itu harus manusiawi, tidak boleh beribadah melampui batas.

Baca: Panduan Takbiran Idul Fitri saat Pandemi, Lengkap dengan Bacaan Takbir

"Jangan berlebih-lebihan dalam beribadah, sebagaimana yang ditunjukkan Nabi."

"Nabi selalu menggunakan rasionalitas sebagai manusia," jelasnya. 

Ia kemudian meminta masyarakat untuk bersabar dengan kondisi saat ini agar dapat kembali bertemu Ramadan di tahun yang akan datang.

"Masih banyak bulan Ramadan yang akan datang."

"Mari kita menghemat umur, berikhtiar dan memilih takdir yang lebih baik dan prospektif untuk kita, dan inilah ajaran Islam yang sesungguhnya."

"Saudara sekalian marilah kita memilih untuk bertakbiran dan shalat Idul Fitri di rumah," tegasnya. 

Tahun Ini Tak Gelar Salat Idul Fitri, Masjid Istiqlal Selenggarakan Takbir Virtual

Menurut laporan Kompas.com, Masjid Istiqlal, Jakarta terpaksa tidak menyelenggarakan shalat Idul Fitri 1441 H karena pandemi Covid-19.

Kendati demikian masjid Istiqlal tetap akan mengadakan takbiran, namun dilakukan secara virtual.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Protokol Humas Masjid Istiqlal, Abu Hurairah.

Abu Hurairah juga mengatakan masyarakat juga dapat mengikuti takbiran secara virutal ini.

"Takbir Akbar Virtual dapat diakses melalui melalui channel resmi YouTube Masjid Istiqlal dan melalui TVRI," ujarnya. 

Dalam acara takbir virtual tersebut, juga akan ada sambutan dari Menteri Agama, Fachrul Razi hingga Wakil Presiden Ma'ruf Amin. 

"Ada sambutan dari Menteri Agama dan pesan yang disampaikan oleh beberapa Gubernur," ungkapnya.

"Ada sambutan ucapan dari Bapak Wapres (Ma'ruf Amin) dan kami usahakan Pak Presiden Joko Widodo juga memberikan sambutan dan ucapan hari raya (Idul Fitri)," tambahnya.

Hari Raya Idul Fitri 1441 H Jatuh pada Minggu (24/5/2020)

Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) telah menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1441 H pada Minggu, 24 Mei 2020. 

Dengan demikian masyarakat Muslim di Indonesia hingga Sabtu besok masih melaksanakan puasa Ramadhan.

Adapun penetapan ini sesuai dengan hasil Sidang Isbat yang digelar Kemenag yang diumumkan melalui telekonferensi pers, Jumat (22/5/2020) malam. 

Penetapan 1 Syawal 1441 H yang digelar secara tertutup ini dipimpin langsung oleh Menteri Agama, Fachrul Razi.

Baca: Tata Cara Sholat Idul Fitri di Rumah Disertai Niat dan Panduan Khutbah Shalat Id

"Semuanya melaporkan tidak melihat hilal sebagaimana dilaporkan oleh Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah."

"Oleh karenanya dengan dua hal yaitu Hisab posisi Hilal masih di bawah ufuk dan lalu laporan rukyatul hilal tidak melihat hilal."

"Karenanya Sidang Isbat secara bulat menyatakan bahwa 1 syawal 1441 H jatuh pada Ahad atau Minggu 24 Mei 2020," ujar Fachrul Razi yang dikutip dari siran langsung TVRI, Jumat (22/5/2020).

Keputusan dalam Sidang Isbat tersebut berdasarkan hasil pemantauan hilal di 80 titik di 34 Provinsi Indonesia. (*)

(Tribunnews.com/Isnaya, Kompas.com/Vitorio Mantalean)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas