Bacaan Niat Puasa Syawal dan Pengganti Puasa Ramadhan, Lengkap dengan Lafadz dan Artinya
Simak bacaan niat puasa syawal dan niat puasa pengganti Ramadhan dalam artikel berikut ini.
Penulis: Sri Juliati
Editor: Ayu Miftakhul Husna
TRIBUNNEWS.COM - Simak bacaan niat puasa syawal dan niat puasa pengganti Ramadhan dalam artikel berikut ini.
Bulan Ramadhan telah berakhir dan kini saatnya umat Islam menyambut hari raya Idul Fitri.
Walau bulan puasa telah berakhir, tapi umat Islam tetap dapat melakukan ibadah puasa sunnah lainnya, yaitu puasa Syawal.
Puasa Syawal adalah puasa sunnah yang dikerjakan selama enam hari selama mulai Syawal mulai tanggal 2 Syawal 1441 H.
Baca: Puasa Syawal atau Ganti Puasa Ramadhan, Mana yang Harus Didahulukan? Ini Penjelasan UAS
Berikut bacaan niat puasa Syawal dan niat ganti puasa Ramadhan:
Puasa Syawal
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin an ada'i sunnatis Syawwali lillahi ta'ala.
Artinya: "Aku berniat puasa sunah Syawal esok hari karena Allah SWT"
Jika seseorang mendadak ingin mengamalkan puasa Syawal di pagi hari, maka diperbolehkan meskipun dia tidak berniat saat malam harinya.
Sebab, niat di malam hari hanya berlaku untuk puasa wajib.
Berikut bacaan niat puasa Syawal siang hari:
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hadzal yaumi 'an ada'i sunnatis Syawwali lillahi ta'ala.
Artinya: "Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT".
Puasa Ganti Ramadhan
Berikut bacaan niat qadha puasa Ramadhan, lengkap dengan lafal latin dan arti:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.
Baca: Aturan Membayar Utang Puasa Ramadhan, Lebih Dulu Bayar Qadha atau Puasa Syawal?
Sementara itu, berikut doa buka puasa sebagaimana dikutip Tribunnews.com dari konsultasisyariah.com:
ذَهَبَ الظَّمَـأُ، وابْــتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَــبَتَ الأَجْرُ إِن شَاءَ اللهُ
Dzahaba-zh Zama’u, Wabtalati-l ‘Uruuqu wa Tsabata-l Ajru, Insyaa Allah
Artinya: Telah hilang dahaga, urat-urat telah basah, dan telah diraih pahala, insya Allah.
Yang menjadi pertanyaan, bila kita memiliki utang puasa Ramadhan, di satu sisi juga ingin mengerjakan puasa Syawal, mana yang didahulukan?
Ustaz Abdul Somad (UAS) menjelaskan mana yang didahulukan antara puasa Syawal atau ganti puasa Ramadhan.
Apakah harus mengerjakan puasa Syawal terlebih dahulu karena waktu bulan Syawal hanya 30 hari?
Atau segera mengganti puasa Ramadhan agar tidak lupa dan bila masih ada waktu dilanjutkan puasa Syawal?
Baca: Niat Puasa Syawal 1441 H Lengkap dengan Ketentuannya Jika Belum Bayar Utang Puasa Ramadhan
Baca: Tak Banyak yang Tahu 5 Larangan saat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1441 H, Jangan Tinggalkan Salat
Menurut Ustaz Abdul Somad dalam sebuah tausiyah, yang harus diutamakan atau dikerjakan terlebih dahulu adalah mengganti puasa Ramadhan.
"Ibu-ibu yang punya utang puasa 7 hari, maka harus dibayar dahulu baru puasa syawal 6 hari," ujarnya dalam video yang diunggah akun YouTube TAMAN SURGA. NET.
Dikutip dari Tribun Wow, Ustaz Abdul Somad menjelaskan, jika perempuan yang tidak kuat mengganti utang puasa dan puasa sunnah Syawal, cukup mengganti puasa pada bulan Syawal.
Sebab, pahalanya juga mendapat seperti puasa Syawal.
"Ibu-ibu kalau tidak kuat mengganti utang puasa dan puasa sunnah Syawal, maka cukup mengganti puasa di bulan Syawal, ibu puasa qadha di bulan Syawal."
"Maka otomatis pahalanya seperti puasa sunnah Syawal, niatnya cuma satu, niatnya satu, saya niat puasa qadha besok hari lillahi ta'ala," ujar UAS.
Terlebih jika mengganti utang puasa pada Senin, maka puasanya mendapat tiga pahala sekaligus, yaitu puasa sunnah Senin-Kamis, Puasa Syawal dan puasa penggantinya lunas.
"Hal itu berlaku untuk laki-laki maupun perempuan," ujar ustaz Abdul Somad.
Pendapat serupa juga disampaikan Ustaz Ammi Nur Baits, Dewan Pembina di situs Konsultasi Syariah.
Alumni Madinah International University, Jurusan Fiqh dan Ushul Fiqh ini menyatakan, orang yang memiliki utang puasa Ramadan tidak dikatakan telah melaksanakan puasa Ramadan.
Oleh karena itu, orang yang memiliki utang puasa Ramadan dan ingin melaksanakan puasa Syawal harus meng-qadha (ganti) utang puasa Ramadan terlebih dahulu.
Baru kemudian melaksanakan puasa Syawal.
Fatwa Imam Ibnu Utsaimin tentang wanita yang memiliki utang puasa ramadhan, sementara dia ingin puasa syawal:
إذا كان على المرأة قضاء من رمضان فإنها لا تصوم الستة أيام من شوال إلا بعد القضاء ، ذلك لأن النبي صلى الله عليه وسلم يقول : ( من صام رمضان ثم أتبعه ستا من شوال ) ومن عليها قضاء من رمضان لم تكن صامت رمضان فلا يحصل لها ثواب الأيام الست إلا بعد أن تنتهي من القضاء
Jika seorang wanita memiliki utang puasa ramadhan, maka dia tidak boleh puasa syawal kecuali setelah selesai qadha.
Berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Barang siapa yang melaksanakan puasa Ramadan, kemudian dia ikuti dengan puasa enam hari di bulan Syawal…”.
Sementara orang yang masih memiliki utang puasa ramadhan belum disebut telah berpuasa Ramadhan.
Sehingga dia tidak mendapatkan pahala puasa 6 hari di bulan Syawal, kecuali setelah selesai qadha. (Majmu’ Fatawa, 19/20).
Sementara itu, untuk puasa sunah yang tidak terkait dengan puasa Ramadan, boleh dikerjakan, selama waktu pelaksanaan qadha puasa Ramadan masih panjang.
Namun, jika masa pelaksanaan qadha hanya cukup untuk melaksanakan qadha puasanya dan tidak memungkinkan lagi untuk melaksanakan puasa sunah lainnya, maka pada kesempatan itu, ia tidak boleh melaksanakan puasa sunah.
Contohnya, orang yang memiliki utang enam hari puasa Ramadan, sedangkan bulan Sya’ban hanya tersisa enam hari.
Selama enam hari ini, dia hanya boleh melaksanakan qadha Ramadhan dan tidak boleh melaksanakan puasa sunah.
Penjelasan selengkapnya tentang Bolehkah Puasa Syawal sebelum Qadha Ramadhan? dapat Anda simak lewat tautan di bawah ini.
(Tribunnews.com/Sri Juliati)