Penjelasan Membayar Utang Puasa Ramadhan Dahulu atau Puasa Syawal, Lengkap dengan Bacaan Niat
Mana yang lebih didahulukan, membayar utang puasa Ramadhan atau menjalankan puasa Syawal? Berikut penjelasan lengkapnya.
Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Ayu Miftakhul Husna
TRIBUNNEWS.COM - Berikut penjelasan mengenai mana yang lebih dahulukan, membayar utang puasa Ramadhan atau menjalankan ibadah puasa Syawal.
Bulan Ramadhan baru saja berakhir.
Umat Muslim telah merayakan Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah pada 1 Syawal yang jatuh di hari Minggu 24 Mei 2020.
Setelah merayakan Idul Fitri, umat muslim dianjurkan menjalankan ibadah puasa Syawal selama enam hari, yang dapat dilakukan mulai hari kedua bulan Syawal.
Baca: Mana yang Didahulukan Puasa Syawal atau Mengganti Utang Puasa Ramadhan? Simak Penjelasan Lengkapnya
Baca: Aturan Membayar Utang Puasa Ramadhan, Lebih Dulu Bayar Qadha atau Puasa Syawal?
Diketahui, puasa Syawal termasuk sunnah muakkad, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan.
Akan tetapi, sebagian umat muslim biasanya masih memiliki tanggungan utang puasa Ramadhan.
Seperti halnya para perempuan yang haid, orang sakit, maupun musyafir.
Lantas, ketika hendak menjalankan ibadah puasa Syawal, mana yang lebih didahulukan?
Menurut Ustaz Abdul Somad (UAS), sebaiknya orang-orang yang memiliki tanggungan puasa Ramadhan membayar utang puasanya terlebih dahulu.
"Ibu-ibu yang kemarin punya utang 7 hari, nanti selesai Ramadhan masuk bulan Syawal, qadha dulu 7 hari."
"Setelah qadha 7 hari, baru puasa 6 hari (Syawal)," tuturnya dalam video yang diunggah akun YouTube TAMAN SURGA. NET.
Akan tetapi, bila tidak sanggup membayar utang puasa Ramadhan ditambah puasa Syawal, umat muslim dapat langsung membayar utang puasanya di bulan Syawal.
Menurut UAS, dengan begitu, utang puasa orang tersebut akan terbayar sekaligus mendapat pahala puasa Syawal.
"Yang paling afdol 7 tambah 6 tapi kalau gak bisa, Ibu puasa qadha saja 6 hari di bulan Syawal," kata UAS.
"Siapa yang puasa qadha 6 hari di bulan Syawal otomatis dapat pahala sunat Syawal."
"Niatnya satu, saya niat puasa qadha besok hari lillahita'ala," sambungnya.
Baca: Tips Memperbaiki Pola Tidur Setelah Ramadan Berakhir
Baca: Tak Bisa Menolak Opor, Rendang dan Makanan Lebaran Lainnya, Awas Kolesterol! Hempaskan dengan Ini
Bahkan, UAS menyampaikan, apabila puasa Syawal dilakukan pada hari Senin atau Kamis maka orang tersebut juga mendapatkan puasa sunnah Senin-Kamis.
Sehingga, apabila mengganti puasa Ramadhan di bulan Syawal pada hari Senin atau Kamis maka orang tersebut bisa mendapat tiga pahala sekaligus.
UAS menegaskan, hal ini berlaku bagi semua umat muslim
"Hal itu berlaku untuk laki-laki maupun perempuan," ujarnya.
Berikut bacaan niat puasa Syawal dan niat ganti puasa Ramadhan, seperti yang telah dirangkum Tribunnews.com:
Puasa Syawal
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin an ada'i sunnatis Syawwali lillahi ta'ala.
Artinya: "Aku berniat puasa sunah Syawal esok hari karena Allah SWT"
Jika seseorang mendadak ingin mengamalkan puasa Syawal di pagi hari, maka diperbolehkan meskipun dia tidak berniat saat malam harinya.
Sebab, niat di malam hari hanya berlaku untuk puasa wajib.
Baca: 10 Hidangan Khas Lebaran di Berbagai Negara, Ada Kue Luih dari Malaysia yang Mirip Lapis
Berikut bacaan niat puasa Syawal siang hari:
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hadzal yaumi 'an ada'i sunnatis Syawwali lillahi ta'ala.
Artinya: "Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT".
Puasa Ganti Ramadhan
Berikut bacaan niat qadha puasa Ramadhan, lengkap dengan lafal latin dan arti:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.
Baca: Aturan Membayar Utang Puasa Ramadhan, Lebih Dulu Bayar Qadha atau Puasa Syawal?
Sementara itu, berikut doa buka puasa sebagaimana dikutip Tribunnews.com dari konsultasisyariah.com:
ذَهَبَ الظَّمَـأُ، وابْــتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَــبَتَ الأَجْرُ إِن شَاءَ اللهُ
Dzahaba-zh Zama’u, Wabtalati-l ‘Uruuqu wa Tsabata-l Ajru, Insyaa Allah
Artinya: Telah hilang dahaga, urat-urat telah basah, dan telah diraih pahala, insya Allah.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta/Sri Juliati)