Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Suami Istri Belum Mandi Wajib saat Imsak Tiba, Bolehkah Berpuasa? Ini Penjelasan tentang Mandi Junub

Berikut penjelasan mengenai aturan mandi wajib atau mandi junub saat bulan puasa ramadhan. Bolehkan dilakukan setelah sahur?

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in Suami Istri Belum Mandi Wajib saat Imsak Tiba, Bolehkah Berpuasa? Ini Penjelasan tentang Mandi Junub
Global News
Mandi Wajib Dulu atau Sahur Dulu? Begini Hukumnya Mandi Junub setelah Imsyak 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut penjelasan mengenai aturan mandi wajib atau mandi junub saat bulan puasa, serta kapan waktu yang tepat untuk mandi junub, bolehkan dilakukan setelah sahur?

Mandi wajib diharuskan bagi umat Islam setelah berhubungan badan atau perempuan yang menyelesaikan masa haidnya.

Umat Islam harus melakukan mandi wajib setelah berhadats besar agar kembali suci.

Hukum mengenai mandi junub saat bulan Ramadan dibahas dalam program Tribunnews - Tanya Ustaz.

Dalam video yang berjudul TANYA USTAZ : Mandi Junub setelah Imsyak, Apakah Sah Jalankan Puasa Ramadhan?, Dr. H. Syamsul Bakri, S.Ag., M.Ag. akademisi dari IAIN Surakarta memberikan tausiah soal Mandi Junub setelah Imsyak.

Apakah mandi junub atau kondisi junub ketika sudah memasuki waktu subuh, apakah tetap sah puasanya?

Ada sebuah hadis yang menjelaskan tentang apa yang dilakukan Rasulullah SAW ketika memasuki waktu Subuh dalam keadaan junub.

Baca juga: Panduan Pelaksanaan Shalat Tahajud, Ini Doa yang Bisa Dibaca setelah Shalat Tahajud

Baca juga: Bacaan Lafaz Niat Puasa Ramadhan dan Doa yang Dibaca saat Buka Puasa

BERITA REKOMENDASI

Dr. H. Syamsul Bakri menjelaskan, Rasulullah SAW ketika itu sudah memasuki waktu fajar atau waktu subuh, dan Rasulullah dalam keadaan junub, maka kemudian Rasulullah melakukan mandi junub dan melanjutkan puasa.

Artinya, kondisi junub bukanlah merupakan syarat sahnya puasa.

Kondisi junub juga tidak membatalkan puasa, baik junub karena hubungan suami istri maupun junub karena bermimpi, dan lainnya.

Jadi ketika seseorang dalam kondisi junub dan sudah memasuki waktu subuh, maka puasanya tetap sah.

Bahkan, jika kondisi junub itu sampai siang di bulan Ramadhan, puasanya juga tetap sah.


Akan tetapi, ia berdosa karena tidak melaksanakan sholat subuh.

Kesimpulannya, tidak ada masalah jika seseorang dalam kondisi junub tetap melakukan atau melaksanakan ibadah puasa.

Lalu bagaimana tata cara mandi junub yang benar serta bacaan niatnya?

Niat dan Tata Cara

Niat dan tata cara mandi wajib merupakan hal yang perlu diketahui untuk membersihkan diri dari hadas besar.

Tata cara mandi wajib yakni membasuh seluruh tubuh menggunakan air yang diawali niat.

Niat mandi wajib merupakan hal yang membedakan mandi wajib dengan mandi biasa.

Ilustrasi mandi junub atau mandi wajib
Ilustrasi mandi junub atau mandi wajib (querty.com)

Niat Mandi Wajib

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَكْبَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

Nawaitu Ghusla Lifrafil Hadatsil Akbari Fardhan Lillahi Ta'aala.

Artinya: Aku berniat mandi besar untuk menghilangkan hadats besar fardhu karena Allah ta'aala.

Tata Cara Mandi Wajib

1. Niat.

2. Mendahulukan mengambil air wudu, yakni sebelum mandi disunatkan berwudu terlebih dahulu.

3. Menghadap kiblat sewaktu mandi dan mendahulukan bagian kanan dari pada kiri.

4. Membaca 'Bismillahirrahmaanirrahiim,' pada permulaan mandi.

5. Membasuh seluruh badan menggunakan air, yakni meratakan air ke semua rambut dan kulit.

6. Mendahulukan membasuh segala kotoran dan najis dari seluruh badan.

7. Membasuh badan sampai tiga kali.

8. Membaca doa sebagaimana membaca doa sesudah berwudu.

Baca: Siapkan untuk Ramadan, Ini 7 Buah yang Baik Dikonsumsi Saat Santap Sahur

Sebab Seorang Melakukan Mandi Wajib

Dikutip dari sumsel.kemenag.go.id, Kamis (23/4/2020), berikut sebab seseorang melakukan mandi wajib:

- Bertemunya dua khitanan (bersetubuh) atau disebut Junub.

- Keluar mani karena bersetubuh atau sebab lainnya.

- Ketika seseorang meninggal dunia dan meninggalnya bukan mati syahid.

- Selesai nifas (bersalin, setelah berhentinya darah yang keluar sesudah melahirkan).

- Wiladah (setelah melahirkan).

- Selesai haid.

Bagi seseorang dengan hadas besar dilarang melakukan hal-hal berikut ini:

- Melaksanakan salat.

- Melakukan thawaf di Baitullah.

- Memegang kitab suci Al-Qur'an.

- Membawa/mengangkat Kitab Al-Qur'an.

- Membaca Kitab Suci Al-Qur'an.

- Berdiam diri di masjid.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie/Fajar)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas