Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Aksi Pemuda Bangunkan Sahur Pakai Alat Musik Tradisional, Kolaborasikan dengan Tong Plastik

Aksi pemuda di Sumenep membangunkan sahur menggunakan alat musik tradisional viral di media sosial.

Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Aksi Pemuda Bangunkan Sahur Pakai Alat Musik Tradisional, Kolaborasikan dengan Tong Plastik
Instagram @wearesumenep
Aksi pemuda di Sumenep membangunkan sahur menggunakan alat musik tradisional viral di media sosial. 

TRIBUNNEWS.COM - Sebuah video yang memperlihatkan komunitas kesenian dalam membangunkan warga untuk segera sahur, viral di media sosial.

Video ini diunggah oleh akun informasi Instagram @wearesumenep, Kamis (20/4/2021).

Terlihat sekelompok orang yang membangunkan warga untuk sahur menggunakan alat musik.

Uniknya, mereka mengolaborasikan alat musik tradisional dengan tong plastik.

Baca juga: Driver Ojol Baca Alquran saat Berteduh, Sikapnya Tuai Pujian, Pengunggah: Banyak yang Mendoakan

Baca juga: Mengapa Masyarakat Masih Percaya Babi Ngepet? Pengamat: Yang Modern Zaman, Orangnya Tradisional

Dari penelusuran Tribunnews.com, rupanya mereka adalah sekelompok warga yang tergabung dalam komunitas kesenian, K-Conk Darusa.

Komunitas ini terdiri dari sejumlah warga Dusun Darusa, Kampung Ellak Laok, Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.

Saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Jumat (30/4/2021), Moh Jayis Fuadi (21), pengelola komunitas, menceritakan awal mula terbentuknya komunitas musik ini, yakni ketika membuat grup musik patrol.

BERITA REKOMENDASI

Musik patrol adalah kesenian musik tradisional yang tersebar di Jawa Timur dengan menggunakan kentongan.

Kentongan yang digunakan memiliki berbagai ukuran, sehingga menghasilkan suara yang indah dan enak didengar.

Di sisi lain, kentongan digunakan membangunkan warga untuk sahur pada saat bulan Ramadan

Bermula dari itu, lantas berlanjut dalam membuat sebuah grup kolaborasi musik dengan nama K-Conk Darusa pada 2016.

Saat itu, grup hanya beranggotakan 10 orang.


"Awal mulanya terbentuk melalui patrol, dengan jumlah anggota yang masih sedikit, yaitu 10 orang pada 2016."

"Di bulan Ramadan, komunitas biasa berkeliling untuk membangunkan warga," kata Jayis.

Baca juga: Butut Viral Penghadangan Mobil, Sekertariat DPRD Sulut Tarik Mobil Dinas dan Kosongkan Ruangan JAK

Baca juga: Viral Babi Ngepet, Ini Penjelasan Sejarawan  

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas