Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Itikaf: Keutamaan, Syarat, Tata Cara dan Adab saat Melakukan Itikaf

Itikaf merupakan ibadah yang sering dilakukan oleh Rasulullah di malam-malam terakhir bulan ramadhan, utamanya di 10 hari terakhir.

Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Itikaf: Keutamaan, Syarat, Tata Cara dan Adab saat Melakukan Itikaf
SURYA/SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
PERBANYAK IBADAH - Jamaah membaca Alquran saat melakukan I'tikaf atau berdiam diri di dalam masjid pada malam ganjil hari ke-21 Ramadan di Masjid Al Akbar Surabaya, Jumat (16/6/2018) dini hari. Pada malam ke-21 Bulan Ramadan 1438 Hijriyah, Masjid Al Akbar Surabaya dikunjungi ribuan umat muslim untuk memperbanyak ibadah dan berharap mendapatkan malam Lailatulkadar yang diyakini sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ 

TRIBUNNEWS.COM - Itikaf merupakan ibadah yang sering dilakukan oleh Rasulullah di malam-malam terakhir bulan ramadhan, utamanya di 10 hari terakhir.

Itikaf merupakan satu cara untuk menghidupkan malam kemuliaan lailatul qadar yang turun di 10 hari malam terakhir di bulan Ramadhan.

Itikaf secara bahasa berarti menetap pada sesuatu, sedangkan secara syar’i, itikaf berarti menetap di masjid untuk beribadah kepada Allah.

Dalam berbagai riwayat hadis, Rasulullah SAW selalu rutin beritikaf di 10 hari terakhir bulan Ramadhan.

Bahkan sebelum wafatnya, Rasulullah beritikaf selama 20 hari seperti yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abu Hurairah.

Baca Juga: Bacaan Doa untuk Menghidupkan Malam Kemuliaan Lailatul Qadar

Baca Juga: Doa setelah Sholat Tahajud dalam Tulisan Arab, Latin dan Terjemahannya

Berita Rekomendasi

Keutamaan Itikaf

Dosen Syariah Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto, Agus Salim menerangkan, keutamaan Itikaf adalah sebagai merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Selain itu, Itikaf juga sebagai suatu ibadah yang dilakukan untuk menghidupkan malam Lailatul Qadar.

Dari Aisyah ra, “Rasulullah melakukan i’tikaf setiap bulan Ramadhan selama sepuluh hari, maka ketika di tahun menjelang wafatnya, Rasulullah beri’tikaf dua puluh hari. Dan istri-istrinya beri’tikaf setelah itu.”( HR. Bukhori dan Muslim).

Dalam sebuah riwayat diterangkan bahwa selain merupakan sunnah yang dicontohkan nabi, I'tikaf juga bisa menjauhkan diri dari neraka.

Meski begitu, kata dia, bagi orang yang mempunyai derajat yang tinggi seperti para nabi atau para wali, beritikaf bukan karena surga dan neraka saja.

"Beritikaf itu berada di rumah Allah, kalau kita datang ke rumah Presiden pasti seneng, nah ini kita datang ke rumah Allah, itu adalah suatu kenikmatan bagi para ulama yang menjadi bagian dari kekasih-kekasih Allah," kata Agus saat berbincang di program Oase Tribunnews, Jumat (30/4/2021).

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas