TANDA-TANDA Malam Lailatul Qadar: Berikut Cara Hitung Perkiraannya dan Ini Ciri Alamnya
Kini Ramadhan 1442 H telah memasuki di 10 hari terakhir, di mana hal tersebut dimulai sejak malam ke-21 Ramadhan 2021, tepatnya Minggu (2/5/2021).
Penulis: garudea prabawati
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Kini Ramadhan 1442 H telah memasuki di 10 hari terakhir, di mana hal tersebut dimulai sejak malam ke-21 Ramadhan 2021, tepatnya Minggu (2/5/2021).
Menurut hadis riwayat al-bukhari, Rasulullah SAW akan lebih memperbanyak ibadahnya di 10 hari terakhir Ramadhan.
Aisyah berkata:
"Nabi Muhammad SAW ketika memasuki sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan memilih fokus beribadah, mengisi malamnya dengan ibadah, dan membangunkan keluarganya untuk ikut beribadah," (HR Bukhari).
Selain itu di 10 hari terakhir Ramadhan juga sarat dengan adanya Malam Lailatul Qadar.
Berikut penjelasan terjadinya malam Lailatul Qadar pada Ramadhan 2021 ini.
Baca juga: Cara Membuat Kolak Singkong Kelapa untuk Hidangan Buka Puasa, Ini Bahan-bahannya
Lailatul Qadar adalah malam yang dinanti-nantikan umat Muslim.
Malam tersebut adalah malam mulia yang dinantikan setiap 10 hari terakhir bulan Ramadhan.
Lailatul Qadar ini dikatakan lebih baik dari pada seribu bulan, sebagaimana diterangkan Allah dalam firmannya Al-Quran surat Al-Qadar.
Lailatul Qadar akan datang pada malam ganjil di bulan Ramadhan.
Ada tanda-tanda khusus hadirnya malam Lailatul Qadar, malam tersebut sangat spesial lantaran penuh dengan keberkahan Ramadhan 1442 Hijiriyah.
Tanda-tanda tersebut dapat dirasakan manusia.
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah IAIN Surakarta, Dr H Baidi MPd, mengatakan ayat yang menjelaskan Lailatul Qadar ada dalam surat Al Qadr.
Berikut bacaan surah al Qadr dalam tulisan Arab, latin, beserta artinya:
Baca juga: Reksa Maulana Cerita Tentang Masa Kecilnya Jalani Ramadhan
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ
innā anzalnāhu fī lailatil-qadr
وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ
wa mā adrāka mā lailatul-qadr
لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ
lailatul-qadri khairum min alfi syahr
تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ
tanazzalul-malā`ikatu war-rụḥu fīhā bi`iżni rabbihim, ming kulli amr
سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
salāmun hiya ḥattā maṭla'il-fajr
Terjemahan:
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam qadar.
Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.
Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan.
Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.
Seperti ditayangkan dalam YouTube Tribunnews.com bertajuk TANYA USTAZ: Apa Itu Lailatul Qadar dan Apa Tanda-tandanya?
Baca juga: Cara Membuat Puding Susu Buah, Inspirasi Menu Takjil Buka Puasa Ramadhan yang Praktis dan Mudah
Dr H Baidi mengatakan, pada intinya, ayat ini memberikan pemahaman bahwa Allah SWT memerintahkan kepada umat Muslim bahwa di dalam bulan Ramadhan, ada satu malam yang mulia yang disebut Lailatul Qadar.
Kebaikan daripada malam mulia ini yakni pahala yang diberikan kepada orang yang melaksanakan ibadah di malam Lailatul Qadar, lantaran malam tersebut lebih baik dibandingkan 1000 bulan atau 84 tahun.
"Oleh karena itu, seperti sunnah Rasulullah SAW, kita diperintahkan untuk melakukan itikaf, kencangkan ikat pinggang untuk beribadah, jauhkan tempat tidur serta berbagai godaan dunia untuk menyambut Lailatul Qadar," terangnya.
Dalam berbagai riwayat telah dijelaskan dalam hadits Rasulullah Muhammad SAW bahwa Lailatul Qadar terjadi 10 hari terakhir di bulan Ramadhan.
"Namun timbul pertanyaan malam yang ke berapa itu?" ujar Dr H Baidi.
Pihaknya mengatakan para ulama memberikan suatu pendapatnya jika awal Ramadhan itu pada hari Ahad atau Rabu, maka malam Laitul Qadar jatuh pada malam 29 Ramadhan.
Jika awal Ramadhan dimulai hari Senin, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam 21 Ramadhan.
Lalu, jika awal Ramadhan diawali hari Selasa atau Jumat, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam 27 Ramadhan.
Jika awal Ramadhan di hari Kamis, Lailatul Qadar jatuh pada 25 Ramadhan, jika hari Sabtu maka jatuh pada malam 23.
"Begitulah Syekh Abu Al Hasan, sejak baligh sampai tua tidak pernah lolos untuk mengamalkan kaidah-kaidah ini supaya bisa mendapatkan Lailatul Qadar," terangnya lagi.
Pihaknya juga mengatakan, sebenarnya tidak ada penjelasan tegas dari agama tentang indikator terjadinya malam Lailatul Qadar.
Tetapi dalam berbagai riwayat dijelaskan secara alamiah, bagaimana malam mulia tersebut terjadi dengan tanda kondisi alam.
"Jika malam Lailatul Qadar turun, di malam itu cuacanya sangat tenang udaranya segar, di pagi hari sinar matahari cukup cerah tidak panas," ujarnya.
Baca juga: Mudik Dilarang, PLN Proyeksi Konsumsi Listrik Jakarta Naik 2 Persen Saat Lebaran
Dr H Baidi mengatakan, malam Lailatul Qadar merupakan rahasia Allah.
"Maka dari itu, kita dianjurkan pada 10 hari terakhir Ramadhan, terutama di malam-malam ganjil, kita disunnahkan oleh Rasulullah SAW untuk menyongsong Lailatul Qadar, yaitu dengan memperbanyak ibadah, itikaf, memperbanyak berdzikir istighfar," lanjutnya.
"Semoga 10 hari terakhir Ramadhan itu kita mendapatkan malam Lailatul Qadar, sebagaimana dijanjikan oleh Allah, di mana mendapat pahala lebih baik dari pada 1000 bulan."
"Oleh karena itu, mari kita berusaha meraih satu karunia Allah yang luar biasa dalam waktu 1 tahun sekali di bulan Ramadhan, terutama di 10 hari terakhir yakni malam Lailatul Qadar," tutupnya.
Berita soal Ramadhan 1442 H lainnya.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)