Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Hasil Sidang Isbat 2021, 1 Syawal 1442 H Jatuh Pada Kamis, 13 Mei 2021

Sidang Isbat penentuan 1 Syawal 1442 H telah dilaksanakan pada hari ini, simak hasil dan penjelasannya berikut ini.

Penulis: Oktaviani Wahyu Widayanti
Editor: Gigih
zoom-in Hasil Sidang Isbat 2021, 1 Syawal 1442 H Jatuh Pada Kamis, 13 Mei 2021
Kemenag
Pakar astronomi dari Tim Unifikasi Kalender Hijriyah  Kementerian Agama Cecep Nurwendaya menegaskan tidak ada referensi empirik visibilitas (ketampakan) hilal awal Syawal 1442 H yang teramati di seluruh wilayah Indonesia pada hari Selasa (11/5/2021)/Sidang Isbat penentuan 1 Syawal 1442 H telah dilaksanakan pada hari ini, simak hasil dan penjelasannya berikut ini. 

TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Agama (Kemenag) telah resmi melaksanakan sidang Isbat penetapan 1 Syawal 1442 H, pada hari ini, Selasa (11/5/2021).

Dikutip dari kemenag.go.id, sidang Isbat dipimpin oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.

Sidang isbat dilaksanakan dengan mengikuti protokol kesehatan sehingga tidak semua perwakilan hadir secara fisik di kantor Kementerian Agama.

Tak hanya itu, Kemenag juga bekerjasama dengan TVRI untuk menjadi TV Pool untuk menyampaikan hasil dari sidang isbat kali ini.

Baca juga: Lebaran 2021 Jatuh pada Tanggal? Ini Jadwal Sidang Isbat Penentuan Idul Fitri 1442 H

Dari hasil sidang isbat hari ini (11/5/2021) dinyatakan bahwa secara astronomis tidak ada referensi hilal awal Syawal 1442 H teramati di Indonesia.

Pakar astronomi dari Tim Unifikasi Kalender Hijriyah  Kementerian Agama Cecep Nurwendaya menegaskan bahwa tidak ada referensi empirik visibilitas (ketampakan) hilal awal Syawal 1442 H yang teramati di seluruh wilayah Indonesia pada hari Selasa, 11 Mei 2021. 

Hal tersebut disampaikan oleh Cecep dengan memaparkan data posisi hilal menjelang awal bulan Syawal 1442 H pada Sidang Isbat Awal Syawal 1442 H, di Auditorium HM Rasjidi, Gedung Kementerian Agama, Jakarta. 

Berita Rekomendasi

“Semua wilayah Indonesia memiliki ketinggian hilal negatif antara minus 5,6 sampai dengan minus 4,4 derajat. Hilal terbenam terlebih dahulu dibanding matahari,” ucap Cecep, Selasa (11/5/2021).  

Baca juga: Link Live Streaming Sidang Isbat Idul Fitri 1 Syawal 1442 H, Digelar Hari Ini, Selasa 11 Mei 2021

Menurut Cecep, penetapan awal bulan hijriyah didasarkan pada rukyat dan hisab.

Proses hisab sudah ada dan dilakukan oleh hampir semua ormas Islam.

“Saat ini, kita sedang melakukan proses rukyat, dan sedang menunggu hasilnya,” ujar Cecep. 

Menurut perhitungan hisab, awal Syawal 1442 H jatuh pada Kamis, 13 Mei 2021.

Iya menuturkan bahwa penjelasannya tersebut sifatnya informatif, konfirmasinya masih menunggu hasil rukyat dan keputusan sidang isbat,” tambahnya. 

Menurutnya, rukyat adalah observasi astronomis, maka dari itu, harus ada referensinya.

Cecep menyatakan bahwa kalau ada referensinya observasi dapat diterima, sedang kalau tidak berarti tidak bisa dipakai. 

Baca juga: LINK LIVE STREAMING Sidang Isbat Penetapan Idul Fitri 1 Syawal 1442 H yang Digelar Hari Ini

Menurut data di Pusat Observasi Bulan (POB) Cibeas, Pelabuhan Ratu, posisi hilal menjelang awal Syawal 1442 H atau pada 29 Ramadan 1442 H yang bertepatan dengan 11 Mei 2021.

Secara astronomis tinggi hilal: minus 4,38 derajat; jarak busur bulan dari matahari: 4,95 derajat; umur hilal minus 8 jam 14 menit 44 detik.

"Minus menunjukkan hilal belum lahir," tambah Cecep. 

Ia mengatakan bahwa berdasarkan sidang Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) kriteria imkanurrukyat yang disepakati adalah minimal tinggi hilal dua derajat, elongasi minimal 3 derajat, dan umur bulan minimal delapan jam setelah terjadi ijtima'. 

Baca juga: Ramadhan di Tahun 2030 Akan Berlangsung Dua Kali, Bagaimana Ceritanya?

Maka dari itu, karena ketinggian hilal di bawah dua derajat bahkan minus, jadi tidak ada referensi pelaporan hilal jika hilal awal Syawal teramati di wilayah Indonesia.
“Dari referensi yang ada, maka tidak ada referensi apapun bahwa hilal Syawal 1442 H pada Jumat ini teramati di seluruh Indonesia,” ungkap Cecep. 

Menurutnya tidak ada referensi empirik visibilitas hilal jika hilal awal Syawal teramati di wilayah Indonesia. 

Cecep dan Limit Danjon menyebutkan bahwa hilal akan tampak jika jarak sudut bulan – matahari lebih besar dari 7 derajat.

Konferensi penyatuan awal bulan Hijriyah International di Istambul tahun 1978 mengatakan bahwa awal bulan dimulai jika jarak busur antara bulan dan matahari lebih besar dari 8 derajat dan tinggi bulan dari ufuk pada saat matahari tenggelam lebih besar dari 5 derajat. 

Sedangkan rekor pengamatan bulan sabit dalam catatan astronomi modern adalah hilal awal Ramadan 1427 H di mana umur hilal 13 jam 15 menit dan berhasil dipotret dengan teleskop dan kamera CCD di Jerman.

Dalam catatan astronomi modern, jarak hilal terdekat yang pernah terlihat adalah sekitar 8 derajat dengan umur hilal 13 jam 28 menit.

Hilal ini berhasil diamati oleh Robert Victor di Amerika Serikat pada 5 Mei 1989 dengan menggunakan alat bantu binokulair atau keker. 

Hasil sidang isbat diumumkan secara telekonferensi melalui laman resmi Kemenag, TVRI dan live streaming medsos Kemenag.

Baca juga: Link Live Streaming Sidang Isbat Penetapan Idul Fitri 1 Syawal 1442 H, Akses di Sini

Sementara menurut Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, 1 Syawal jatuh pada Kamis, 13 Mei 2021.

Dikutip dari muhammadiyah.or.id, hal tersebut diputuskan berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang telah dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.

Dalam Maklumat nomor 01/MLM/I.0/E/2021, dituliskan ijtimak jelang Syawal 1442 H terjadi pada hari Rabu Pon, 12 Mei 2021 pukul 02.03.02 WIB.

Sehingga pada Kamis, 13 Mei 2021 pagi hari, warga Muhammadiyah akan melaksanakan salat Idul Fitri.

(Tribunnews.com/Oktavia WW)

Berita lain terkait Jadwal Penetapan 1 Syawal 1442 H

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas