Amalan Sunnah Sebelum-Sesudah Shalat Id: Makan Sebelum Salat, Berangkat dan Pulang Lewat Jalan Beda
Inilah amalan sunnah sebelum dan sesudah shalat Idul Fitri: Makan sebelum shalat hingga berangkat dan pulang lewat jalan berbeda.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Sri Juliati
Diriwayatkan dari Ja’far bin Muhammad dari ayahnya dari kakeknya, Nabi saw selalu memakai wool (Burda) bercorak (buatan Yaman) pada setiap ‘Id. (HR. Asy-Syafi’i dalam kitabnya Musnad asy-Syafi’i).
Diriwayatkan dari Zaid bin al-Hasan bin Ali dari ayahnya ia mengatakan, "Kami diperintahkan oleh Rasulullah saw pada dua hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha) untuk memakai pakaian kami terbaik yang ada, memakai wangiwangian terbaik yang ada, dan menyembelih binatang kurban tergemuk yang ada (sapi untuk tujuh orang dan unta untuk sepuluh orang) dan supaya kami menampakkan keagungan Allah, ketenangan dan kekhidmatan." (HR. Al-Hakim dalam kitabnya al-Mustadrak, IV: 256).
Baca juga: Panduan Pelaksanaan Malam Takbir dan Salat Idul Fitri 2021/1442 H saat Pandemi Covid-19 dari Kemenag
- Makan Sebelum Shalat Ied
Diriwayatkan dari Abdullah bin Buraidah dari ayahnya (yaitu Buraidah bin alHusaib) ia berkata, "Rasulullah saw pada hari Idul Fitri tidak keluar sebelum makan, dan pada hari Idul Adha tidak makan sehingga selesai salat." (HR. AtTirmizi)
Khasan Ubaidilah mengatakan, esensi dianjurkan makan sebelum berangkat salat Idul Fitri adalah agar tidak disangka hari tersebut masih hari berpuasa.
Sementara untuk shalat Idul Adha dianjurkan untuk tidak makan terlebih dahulu adalah agar daging kurban bisa segera disembelih dan dinikmati setelah shalat Id.
- Berangkat dan Pulang Melewati Jalan yang Berbeda
Diriwayatkan dari Muhammad bin Ubaidillah bin Abi Rafi’ dari ayahnya dari kakeknya, Nabi saw mendatangi shalat Id berjalan kaki dan beliau pulang melalui jalan lain dari yang dilaluinya ketika pergi. (HR. Ibnu Majah)
Di antara hikmah kenapa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membedakan antara jalan pergi dan pulang adalah agar banyak bagian bumi yang menjadi saksi bagi kita ketika beramal.
"Jalan yang kita tempuh berbeda, sehingga bekas yang timbul dari pejalanan kita tidak terekam di satu titik tapi terekam juga di tempat yang berbeda," kata Khasan.
- Mengumandangkan Bertakbir
Mengumandang takbir atau takbiran pada hari raya Idul Fitri adalah sesuatu yang disyariatkan oleh agama.
Ada dua pendapat dari ulama mengenai waktu dimulainya takbiran.
Pertama, sejak malam setelah maghrib satu hari sebelum salat Idul Fitri dan kedua dimulai saat pagi hari ketika menuju salat Ied.
Berbeda dengan Idul Adha yang kumandang takbir juga digemakan saat hari tasrik hingga 13 Dzulhijah.
Pada Idul Fitri, setelah salat Id selesai, maka setelah itu tidak ada lagi takbir.
Baca juga: Panduan Khutbah dan Ketentuan Pelaksanaan Salat Idul Fitri tahun 2021 Berdasarkan Fatwa MUI
Muhammadiyah dalam situs resminya menjelaskan, lafadz takbir 'Ied yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw adalah: