Anak Belajar Puasa Perhatikan Asupan Gizinya, Saran Dokter Tak Perlu Banyak Takjil
Dokter Spesialis Anak Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik, Prof dr Darmayanti Rusli Sjarif Ph D Sp A(K) ada yang perlu diperhatikan saat berpuasa
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Dokter Spesialis Anak Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik, Prof dr Darmayanti Rusli Sjarif Ph D Sp A(K) ada yang perlu diperhatikan saat berpuasa.
Khususnya pada anak-anak yang saat ini ingin belajar menjalankan puasa.
Pertama setiap orang musti belajar dulu terkait aktivitas tubuh saat berpuasa.
Baca juga: Umur Berapa Anak Perlu Belajar Berpuasa? Berikut Penjelasan Dari Dokter
Baca juga: Kapan Waktu yang Tepat untuk Mengucapkan Niat Puasa Ramadan? Simak Penjelasannya
Umumnya, saat makan tubuh mempertahankan kadar gula darah untuk masuk ke otak.
Gula berfungsi memberikan energi agar tubuh dapat berjalan secara baik.
"Mekanismenya setelah makan, empat jam kemudian gula dipertahankan kadar gula darah. Sesudah itu diambil alih oleh hati. Setelah 12 jam mulai lemak mulai dan sudah menghasilkan glukosa dari lemak dan protein," ungkap pada siaran Instagram IDAI, Sabtu (2/4/2022).
Saat berpuasa kondisi kadar gula di dalam tubuh rendah. Karena tidak terisi oleh makanan atau minuman yang dibutuhkan oleh tubuh.
Karenanya, hal pertama yang harus dikonsumsi untuk mengembalikan kadar gula adalah mengonsumsi makanan yang manis.
"Minum teh manis sudah cukup membatalkan. Terus sesudah itu jalankan salat dan baru makan. Sering salah kaprah saat berbuka konsumsi banyak takjil. Padahal teh manis saja cukup," katanya menambahkan.
Setelah berbuka, salat dan makan hingga tarawih, apakah boleh makan kembali jika masih lapar?
Hal ini dibolehkan.
Selain itu kebutuhan anak ditentukan oleh umur anak berapa.
Menurut dr Darmayanti sifatnya individu. Namun jika anak masih terlihat segar, maka puasa masih aman dijalankan.
Ia pun menyarankan jenis makanan yang bersifat mengeyangkan lebih lama. Misalnya protein yang bisa didapat dari susu. Dapat memperlambat menjaga tetap kenyang lebih lama.
"Dibandingkan karbohidrat, gula dan cairan. Itu bisa lebih cepat membuat lapar dibandingkan makanan padat. Pilih makanan yang mengandung protein hewani, lebih tahan lama," pungkasnya.