Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Mengapa Awal Ramadan di Negara Lain Berbeda? Kemenag Umumkan 1 Ramadan 1443 Jatuh pada 3 April

Mengapa awal Ramadan di negara lain berbeda? Hasil Sidang Isbat Ramadan 1443 jatuh pada 3 April di Indonesia. Arab Saudi sudah mulai puasa hari ini.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Mengapa Awal Ramadan di Negara Lain Berbeda? Kemenag Umumkan 1 Ramadan 1443 Jatuh pada 3 April
ISTIMEWA
Ilustrasi Ramadan - Mengapa awal Ramadan di Negara lain berbeda? Hasil Sidang Isbat Ramadan 1443 jatuh pada 3 April di Indonesia. Arab Saudi sudah mulai puasa pada Sabtu (2/4/2022) hari ini, setelah melihat hilal pada Jumat kemarin. 

Awal Ramadan untuk wilayah Arab Saudi telah dimulai pada Sabtu, 2 April 2022.

Hilal awal bulan suci Ramadan telah terlihat di Arab Saudi pada Jumat (1/4/2022), dikutip dari Arab News.

Muhammad al-Saalih al-‘Uthaymeen, seorang ulama Arab Saudi, menerangkan mengapa awal dan akhir Ramadan di berbagai belahan dunia dapat berbeda.

Hal ini Beliau jelaskan melalui laman Islam Question & Answer.

Awal dan akhir Ramadan didasarkan pada penampakan bulan.

“Maka barang siapa di antara kalian melihat (bulan sabit pada malam pertama) bulan (Ramadan yaitu hadir di daerah tempat tinggalnya), maka hendaklah ia berpuasa pada bulan tersebut, dan siapa pun yang sakit atau dalam perjalanan, jumlah yang sama [Hari-hari di mana seseorang tidak menjalankan Sawm (puasa) harus diganti] dari hari-hari lainnya. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan Dia tidak ingin mempersulitmu. (Dia ingin agar Anda) melengkapi jumlah (hari) yang sama, dan Anda harus mengagungkan Allah [yaitu mengucapkan Takbir (Allahu Akbar: Allah Maha Besar)] karena telah memberi petunjuk kepadamu agar kamu bersyukur kepada-Nya.” (QS. Al Baqarah: 185)

Yang tersirat dari ayat ini adalah barang siapa yang tidak melihatnya maka tidak wajib berpuasa.

Berita Rekomendasi

Dikutip dari laman Kemenag Jawa Barat, seorang ulama Syafi’i, Al Mawardi Rahimahullah mengatakan:

“Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk berpuasa ketika diketahui telah masuk awal bulan. Untuk mengetahuinya adalah dengan salah satu dari dua perkara. Boleh jadi dengan ru’yah hilal untuk menunjukkan masuknya awal Ramadan. Atau boleh jadi pula dengan menggenapkan bulan Sya’ban menjadi 30 hari.

Karena Allah Ta’ala menetapkan bulan tidak pernah lebih dari 30 hari dan tidak pernah kurang dari 29 hari. Jika terjadi keragu-raguan pada hari keduapuluh sembilan, maka berpeganglah dengan yang yakin yaitu hari ketigapuluh dan buang jauh-jauh keraguan yang ada.”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

"Berpuasalah kalian karena melihatnya, berbukalah kalian karena melihatnya dan sembelihlah kurban karena melihatnya pula. Jika -hilal- itu tertutup dari pandangan kalian, sempurnakanlah menjadi tiga puluh hari, jika ada dua orang saksi, berpuasa dan berbukalah kalian.”

Baca juga: Perbedaan Awal Puasa tidak akan Mengurangi Kebersamaan Umat Islam di Bulan Ramadan

Perbedaan Waktu Bulan Terbit dan Tenggelam

Ilustrasi Ramadan: bacaan doa untuk niat berpuasa di bulan suci Ramadhan, serta kapan waktu yang tepat untuk mengucapkan niat puasa Ramadhan.
Ilustrasi Ramadan (Freepik)

Muhammad al-Saalih al-‘Uthaymeen menjelaskan, berkenaan dengan analogi, waktu untuk memulai dan mengakhiri puasa setiap hari harus ditentukan di setiap negara sendiri, sesuai waktu matahari terbit dan terbenam setempat.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas