Salat Tarawih Berapa Rakaat? Simak Contoh Rasulullah tentang Jumlah Rakaat Salat Tarawih dan Witir
Salat Tarawih berapa rakaat? Ini penjelasan jumlah rakaat salat Tarawih dan Witir di sini. Ada yang menunaikan salat tarawih 11, 23, 39, 40 rakaat.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Umat muslim di Indonesia menyambut kedatangan bulan Ramadan 2022/1443 H.
Kementerian Agama (Kemenag) mengumumkan 1 Ramadan jatuh pada Minggu, 3 April 2022, dikutip dari laman MUI.
Pada bulan suci ini, umat muslim mulai melaksanakan ibadah salat tarawih.
Salat tarawih dapat dilakukan sendiri maupun berjamaah, baik di rumah atau di masjid.
Tarawih dalam bahasa Arab adalah bentuk jamak dari "tarwihatun" yang berarti waktu sesaat untuk istirahat.
Maknanya, dalam melaksanakan seluruh rakaat salat tarawih terdapat jeda untuk istirahat.
Jeda istirahat ini dapat dilakukan tiap-tiap 4 rakaat atau 2 rakaat.
Lalu, berapa jumlah rakaat salat tarawih secara keseluruhan?
Baca juga: Bacaan Niat Sholat Tarawih Lengkap dengan Tata Cara Mengerjakannya
Jumlah Rakaat Salat Tarawih
Menurut buku Super Lengkap Shalat Sunah yang disusun oleh Ubaidurrahim El-Hamdy, halaman 250, salat tarawih adalah salat yang dilaksanakan secara berjamaah pada malam-malam bulan Ramadan.
Adapun di luar Ramadan disebut dengan salat Tahajud.
Salat malam merupakan ibadah yang utama di bulan Ramadan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Ibnu Rajab Rahmatullah dalam Lathoif Al Ma'arif berkata, "Ketahuilah bahwa seorang mukmin di bulan Ramadan memiliki dua jihadun nafs (jihad pada jiwa), yaitu jihad pada siang hari dengan puasa dan jihad pada malam hari dengan salat malam. Barangsiapa yang menggabungkan dua ibadah ini, maka ia akan mendapati pahala yang tak terhingga."
Syaikh Dr. Sholih Al-Fauzan mengatakan bahwa hukum salat tarawih adalah sunah muakkadah.
Sebagai informasi, mengerjakan salat tarawih dengan berjamaah adalah lebih utama daripada sendirian.
Baca juga: Cara Mandi Wajib di Bulan Ramadan: Niat, Urutan, dan Kondisi yang Mewajibkan Mandi Junub
Adapun jumlah salat tarawih yang dilaksanakan oleh Rasulullah SAW adalah 11 rakaat atau 13 rakaat dengan ditambah 2 rakaat salat isfittah (2 rakaat pembuka).
Hal ini sebagaimana hadits dari Aisyah RA, bahwa ia berkata:
"Rasulullah SAW tidak pernah menambah salat malam itu, baik ketika bulan Ramadan atau bulan lainnya dari sebelas rakaat. Beliau salat empat rakaat, jangan tanya tentang baik dan panjangnya. Kemudian salat lagi empat rakaat, jangan tanya tentang baik dan panjangnya. Kemudian, salat Witir tida rakaat. Saya bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah engkau tidur sebelum Witir?" Beliau menjawab, "Ya 'Aisyah, walau ketika mataku tidur, namun hatiku tidak tidur." (HR. Bukhari Muslim).
Jumlah 11 rakaat tarawih tersebut dilaksanakan dengan 4+4+3 Witir atau 2+2+2+2+3 Witir.
Hal itu berdasarkan hadits di atas dan juga sabda Rasulullah SAW berikut:
Dari Ibnu Umar, bahwa ia berkata, "Nabi SAW mengerjakan salat malam dua rakaat-dua rakaat dan salat Witir satu rakaat." (HR. Bukhari Muslim).
Meski demikian, Rasulullah tidak membatasi jumlah rakaat salat tarawih 11 rakaat.
Pada masa Khalifah Umar bin Abdul'Aziz dan Aban bin Utsman di Madinah menjalankan salat tarawih sebanyak 39 rakaat (Ibnu Abi Syaibah).
Sedangkan pada masa Kahlifah Umar bin Ubaidillah, umat islam melaksanakan salat tarawih 40 rakaat dan Witir 9 rakaat (Ibnu Abi Syaibah).
Baca juga: Mengapa Awal Ramadan di Negara Lain Berbeda? Kemenag Umumkan 1 Ramadan 1443 Jatuh pada 3 April
Berkenaan dengan hal itu, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah berkata:
"Semua jumlah rakaat di atas (dengan 11, 23 rakaat atau lebih dari itu) boleh dilakukan. Melaksanakan salat malam di bulan Ramadan dengan berbagai macam caratadi itu sangat bagus dan memang lebih utama adalah melaksanakan salat malam sesuai dengan kondisi para jamaah.
Kalau jamaah kemungkinan senang dengan rakaat-rakaat yang panjang, maka lebih bagus melakukan salat malam dengan 10 rakaat ditambah dengan Witir 3 rakaat, sebagaimana hal ini dipraktekkan oleh Nabi SAW sendiri di bulan ramadan dan bulan lainnya."
Dengan demikian, hendaknya seseorang tidak mudah membid'ahkan orang-orang yang berbeda jumlah rakaat salat tarawihnya.
Yang terbaik adalah melaksanakan salat tarawih sesuai kemampuan dan kesepakatan jumlah.
Perlu dipahami, berapapun jumlah rakaat salat tarawih, yang paling utama adalah melaksanakannya dengan khusyuk dan tuma'ninah.
Tidak terburu-buru dan tidak membaca ayat-ayat Al-Quran dengan tergesa-gesa, karena hal itu dapat mengubah makna bacaan salat tarawih dan tidak sesuai dengan contoh Nabi Muhammad SAW.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Ramadan 2022