Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Contoh Khutbah Jumat Bulan Syawal: Merawat Amal Saleh di Bulan Syawal

Inilah contoh naskah khutbah Jumat pada bulan Syawal yang berjudul Merawat Amal Saleh di Bulan Syawal yang ditulis Ustaz Muhammad Subroto SPdI.

Penulis: Sri Juliati
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Contoh Khutbah Jumat Bulan Syawal: Merawat Amal Saleh di Bulan Syawal
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Warga muslim menunaikan Shalat Jumat berjamaah di Masjid Cut Meutia, Jakarta, Jumat (11/3/2022). Majelis Ulama Indonesia (MUI) kembali memperbolehkan shalat Jumat, salat Tarawih dan shalat Ied dengan saf rapat di masjid dengan pertimbangan pemerintah sudah mencabut berbagai aturan protokol COVID-19. 

Jumat kali ini bertepatan dengan tanggal 5 Syawal 1443 H, kita masih berada di bulan Syawal.

Masih ada kesempatan untuk melaksanakan puasa Syawal untuk lebih melengkapi puasa Ramadhan yang telah kita laksanakan.

Tak hanya itu, pada bulan Syawal ini tentunya masih sangat melekat dalam benak kita akan tarbiyah ruhaniyah yang kita jalankan selama bulan Ramadhan lalu.

Amaliyah ubudiyah itu hendaknya terus kita jaga dan istiqomah agar kita benar-benar menjadi pribadi yang takwa.

Maka hal ini menjadi tantangan kita berikutnya, yakni bagaimana upaya kita dalam merawat amal saleh di bulan Syawal.

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,

Bulan Syawal adalah awal kembali suci, setelah segala noda, dosa, dan sifat-sifat tak terpuji dibersihkan dalam ruang karantina bernama bulan Ramadhan.

Berita Rekomendasi

Oleh karenanya, sudah semestinya kita menjaga kesucian tersebut setelah Ramadhan usai, ditandai dengan Hari Raya Idul fitri, sampai dengan datangnya Ramadhan berikutnya.

Hal terpenting untuk diperhatikan dan dievaluasi adalah, apa yang dihasilkan setelah proses 'karantina' selama satu bulan Ramadhan itu selesai?

Bukan hanya dominan berlebihan, heboh, dalam aktivitas fisik saat 'karantina' belaka, tanpa penghayatan mendalam, agar karantina (Ramadhan) yang dibayar mahal dengan 'ongkos' haus dan dahaga selama sebulan itu, tidak sia-sia.

Ramadhan jelas merupakan ladang mutiara bagi yang memfungsikan momentum tersebut dengan sebaik-baiknya.

Namun ia bukan apa-apa bagi orang yang salah jalan dalam menelusurinya.

Sungguh kerugian besar jika pasca Ramadhan tidak menghasilkan hal-hal positif yang terkait dengan ketakwaan setelah Ramadhan berlalu.

Kerugian tersebut bukan hanya karena dibayar dengan jerih payah haus-dahaga satu bulan penuh.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas