Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Ketua Umum PP Muhammadiyah: Ramadan Momentum Perkuat Persatuan dan Persaudaraan

Haedar Nashir mengajak umat Muslim menjadikan Bulan Ramadan sebagai momentum untuk menjaga persatuan dan persaudaraan.

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Ketua Umum PP Muhammadiyah: Ramadan Momentum Perkuat Persatuan dan Persaudaraan
Tangkap layar YouTube Kompas TV
Haedar Nashir. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengajak umat Muslim menjadikan Bulan Ramadan sebagai momentum untuk menjaga persatuan dan persaudaraan.

Orang berpuasa pandai mengendalikan diri terutama dari emosi amarah dan kebencian. 

Segala bentuk pertengkaran dan permusuhan akan dijauhi.

Menurut Haedar, sekalipun terdapat perbedaan paham yang begitu hebat, orang yang berpuasa akan senantiasa cinta damai dan persaudaraan.

Dia mengatakan, setiap orang berpuasa pasti tidak ada tempat untuk amarah. Puasa mengajarkan hidup damai, rukun, bersatu, dan bersaudara.

"Puasa harus melahirkan gerakan sosial kebangsaan yang membuat kita kaum Muslim sebagai kekuatan perekat bangsa, dan pembawa perdamaian yang mencegah konflik," kata Haedar dalam video Greetings Ramadan, Rabu (22/3/2023). 

Puasa, lanjutnya, juga momentum untuk hidup penuh toleran. Perbedaan penentuan tanggal untuk hari-hari besar umat Islam, misalnya, tidak perlu menjadi bahan saling ejek.

BERITA REKOMENDASI

"Puasa seharusnya menjadikan diri kita insan yang tasamuh, toleran, membawa pada ukhuwah. Dengan toleran, kita hidup saling menghormati. Maka, para ilmuwan, ulama, mubaligh, dan semuanya, ketika menemui perbedaan, kita seharusnya semakin dewasa dan tasamuh," kata Haedar.

Haedar juga mengatakan Bulan Ramadan adalah momentum untuk membiasakan akhlak mulia. Orang yang berpuasa sungguh-sungguh katanya, seluruh jiwanya akan tunduk dan pasrah kepada Allah SWT.

Tiap-tiap pribadi umat Islam yang berpuasa kata Haedar akan terus menyebarkan pesan-pesan kebaikan disertai perilaku yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika dan moral.

"Puasa dijadikan sarana untuk menundukkan diri agar kita tidak menjadi orang-orang yang berlebihan, karena puasa mengajarkan kita untuk belajar untuk tidak berlebihan. Sikap hidup mewah bertentangan dengan kebiasaan dan kebaikan puasa maupun ajaran agama secara keseluruhan," ujar Haedar.

Muhammadiyah lanjut Haedar sudah menetapkan awal bulan Ramadan berdasarkan tarjih dan tajdid dengan metode hisab wujudul hilal telah menetapkan bahwa untuk awal dimulainya puasa Ramadhan pada tahun ini 1444 H, inshaAllah akan dimulai pada tanggal 24 Maret 2023. Dan dalam hitungan majelis Tarjih dan Tajdid, 1 Syawal 1444 Hijriah, yakni Idul Fitri akan jatuh pada 21 April 2023.

Haedar menyampaikan dengan memasuki bulan Ramadhan ini mengucapkan selamat datang bulan Ramadhan dengan seluruh rangkaian ibadah terutama puasa Ramadhan. 

Bulan suci Ramadhan menjadi momentum bagi warga Muhammadiyah dan umat Islam di Indonesia maupun dunia untuk bisa mendekatkan diri kepada Allah SWT. 

Baca juga: Kemenag: Hasil Sidang Isbat Penetapan Awal Puasa Ramadhan 1444 H Bisa Dipantau via YouTube

"Bagi kaum muslimin ibadah Puasa dan rangkaian ibadah lainnya merupakan ibadah rutin tahunan dengan puasa sebulan penuh, maka kita akan memulai puasa dengan tujuan untuk taqarrub kepada Allah, dekat kepada Allah SWT dan menjadikan kita insan yang bertakwa," ucapnya. Haedar juga menyampaikan ibadah puasa merupakan kewajiban sebagaimana Alquran surat Al Baqarah ayat 183. (Willy Widianto)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas