Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Apakah Shalat Tarawih Wajib? Ini Penjelasan dari Ulama

Shalat tarawih merupakan salah satu amalan yang ada di Ramadhan yang dikerjakan setelah Isya. Lalu apakah shalat wajib? begini penjelasannya

Penulis: Bangkit Nurullah
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Apakah Shalat Tarawih Wajib? Ini Penjelasan dari Ulama
Foto: Sekretariat Presiden
Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo salat tarawih bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Masjid Syekh Al Zayed, Solo, Jateng, Senin (10/4/2023) malam - Berikut penjelasan soal hukum shalat tarawih. Apakah Shalat Tarawih Wajib? Begini Penjelasan dari Ulama 

TRIBUNNEWS.COM - Salah satu amalan yang ada di bulan puasa Ramadhan yaitu shalat tarawih.

Shalat tarawih dikerjakan pada malam hari setelah shalat Isyak.

Biasanya shalat tarawih akan ditutup dengan shalat witir.

Setelah witir maka tidak lagi diperkenankan untuk menunaikan qiyamul lail (shalat malam) lainnya.

Hal ini karena ulama berpendapat bahwa shalat witir merupakan penutup qiyamul lail, sehingga setelah witir tidak ada shalat malam lainnya.

Lantas apa hukum shalat tarawih?

Apakah wajib bagi setiap muslim untuk menunaikan shalat tarawih?

BERITA REKOMENDASI

Dilansir dari an-nur.ac.id, shalat tarawih adalah salah satu ibadah yang sangat dianjurkan bagi umat Islam di bulan Ramadhan.

Hal ini karena shalat tarawih memiliki banyak keutamaan dan manfaat di antaranya adalah mendapatkan ampunan dosa, meningkatkan ketaqwaan, mempererat ukhuwah, dan meraih pahala yang besar.

Namun, bagaimana hukumnya jika seseorang tidak mengerjakan salat tarawih? Apakah ia berdosa atau tidak?

Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa hukum dari shalat tarawih itu sendiri.

Baca juga: Bolehkah Shalat Tahajud setelah Shalat Tarawih? Berikut Penjelasan Lengkap dengan Dalilnya

Hukum Salat Tarawih

Para ulama sepakat bahwa hukum shalat tarawih adalah sunnah muakkadah, yaitu sunnah yang sangat ditekankan dan tidak boleh ditinggalkan tanpa alasan yang syar’i. Hal ini berdasarkan dalil-dalil dari Al-Qur’an, hadits, dan ijma’ (kesepakatan) ulama.

Dalil dari Al-Qur’an adalah firman Allah Ta’ala:

وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَّكَ عَسَىٰ أَن يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُودًا

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas