3 Materi Ceramah tentang Malam Lailatul Qadar di 10 Malam Terakhir Ramadhan
Simak 3 materi ceramah tentang malam Lailatul Qadar pada 10 malam terakhir Ramadhan. Tiga ceramah ini yaitu ciri-ciri dan cara meraih keutamaannya.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini kumpulan ceramah tentang malam lailatul qadar.
Malam lailatul qadar adalah malam yang lebih mulia dari seribu bulan.
Malam tersebut berada di antara 10 malam terakhir pada bulan Ramadhan.
Umat Islam dianjurkan untuk memanfaatkan kesempatan tersebut dan memperbanyak ibadah pada 10 malam terakhir Ramadhan.
Keutamaan malam lailatul qadar di antaranya mendapat ampunan dari Allah, mendapatkan pahala yang berlipat ganda, mendapat rahmat dari Allah dan lain-lain.
Untuk lebih memahami malam lailatul qadar, simak kumpulan ceramah di bawah ini.
1. Meraih Malam Lailatul Qadar
Berikut ini ceramah tentang malam lailatul qasar yang dikutip dari laman kemenag.go.id.
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Jamaah yang dimuliakan Allah.
Betapa banyak anjuran amal ibadah yang dianjurkan untuk umat Muslim selama Ramadhan, mulai dari amalan-amalan sunnah saat bukan puasa dan sahur, bertadarus Al-Qur’an, melaksanakan shalat tarawih, dan lain sebagainya.
Baca juga: 7 Keistimewaan Malam Lailatul Qadar, Penuh Keselamatan hingga Bisa Hapuskan Dosa
Salah satu anjuran utama adalah meraih malam Lailatul Qadar sebagaimana yang disampaikan oleh Allah swt dalam Al-Qur’an:
إِنَّا أَنْزَلْنَهُ فِى لَيْلَةِ الْقَدْرِ * وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ * لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مّنْ أَلْفِ شَهْرٍ * تَنَزَّلُ الْمَلَئِكَةُ وَالْرُّوحُ فِيْهَا بِإِذْنِ رَبِهِّمْ مِّنْ كُلِّ أَمْرٍ * سَلَامٌ هِىَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ.
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada Lailatulqadar. Tahukah kamu apakah Lailatulqadar itu? Lailatulqadar itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar.” (QS Al-Qadar [97]: 1-5)
Berkaitan dengan ini, Imam Malik dalam al-Muwattha meriwayatkan satu hadits:
إِنَّ رَسُوْلَ اللهِ أُرِيَ أَعْمَارَ النَّاسِ قَبْلَهُ أَوْ مَا شَاءَ اللهُ مِنْ ذَلِكَ فَكَأَنَّهُ تَقَاصَرَ أَعْمَارَ أُمَّتِهِ أَنْ لَا يَبْلُغُوْا مِنَ الْعَمَلِ مِثْلَ الَّذِيْ بَلَغَ غَيْرُهُمْ فَيْ طُوْلِ الْعُمْرِ، فَأَعْطَاهُ اللهُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ خَيْرًا مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ.
Artinya: “Sesungguhnya Rasulullah diperlihatkan umur-umur manusia sebelumnya (yang relatif panjang) sesuai dengan kehendak Allah, sampai (akhirnya) usia-usia umatnya semakin pendek (sehingga) mereka tidak bisa beramal lebih lama sebagaimana umat-umat sebelum mereka karena panjangnya usia mereka, maka Allah memberikan Rasulullah Lailatul Qadr yang lebih baik dari seribu bulan“. (Imam Malik, al-Muwattha: juz I, h. 321)