Kapan Malam Lailatul Qadar 2024? Catat Tanggal dan Tanda-tandanya
Simak penjelasan mengenai kapan malam Lailatul Qadar 2024? Dihitung berdasarkan petunjuk Rasulullah dengan tanda-tanda sebagai berikut.
Penulis: Enggar Kusuma Wardani
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Berikut penjelasan mengenai waktu datangnya malam Lailatul Qadar pada Ramadhan 2024.
Malam Lailatul Qadar adalah malam yang istimewa bagi umat muslim lantaran memiliki kebaikan yang lebih dari seribu bulan.
Meski demikian, tak ada satu orangpun yang dapat mengetahui kapan waktu yang pasti datangnya malam Lailatul Qadar.
Bahkan, waktu datangnya malam Lailatul Qadar juga tak disebutkan secara pasti oleh Rasulullah SAW.
Namun, Rasulullah SAW telah memberikan sejumlah petunjuk terkait waktu datangnya malam Lailatul Qadar.
Lantas, kapan malam Lailatul Qadar 2024?
Dari petunjuk yang diberikan Rasulullah SAW, menyebutkan bahwa malam Lailatul Qadar terjadi pada tanggal ganjil 10 hari terakhir Ramadhan.
Oleh sebab itu, apabila berdasarkan sidang isbat oleh Kementerian Agama (Kemenag), malam Lailatul Qadar 2024 kemungkinan terjadi pada tanggal berikut ini:
Jadwal Malam Lailatul Qadar 2024
- 21 Ramadan 1445 Hijriah: Senin, 1 April 2024
- 23 Ramadan 1445 Hijriah: Rabu, 3 April 2024
- 25 Ramadan 1445 Hijriah: Jumat, 5 April 2024
- 27 Ramadan 1445 Hijriah: Minggu, 7 April 2024
- 29 Ramadan 1445 Hijriah: Rabu, 9 April 2024
Namun untuk lebih lengkapnya, berikut petunjuk lain dari Rasulullah terkait waktu datangnya malam Lailatul Qadar:
Waktu Terjadinya Malam Lailatul Qadar
Dikutip dari laman Kementerian Agama (Kemenag), berikut sejumlah petunjuk Rasulullah SAW terkait kapan terjadinya malam Lailatul Qadar:
1. Sepuluh Malam Terakhir Ramadhan
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Carilah lailatul qodar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadan” (HR. Bukhari)
2. Malam-malam Ganjil
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Carilah lailatul qodar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan” (HR. Bukhari)
3. Tujuh Malam Terakhir
الْتَمِسُوهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ – يَعْنِى لَيْلَةَ الْقَدْرِ – فَإِنْ ضَعُفَ أَحَدُكُمْ أَوْ عَجَزَ فَلاَ يُغْلَبَنَّ عَلَى السَّبْعِ الْبَوَاقِى
“Carilah lailatul qodar di sepuluh malam terakhir, namun jika ia ditimpa keletihan, maka janganlah ia dikalahkan pada tujuh malam yang tersisa” (HR. Muslim).
Dalam riwayat lain
الْتَمِسُوهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى تَاسِعَةٍ تَبْقَى ، فِى سَابِعَةٍ تَبْقَى ، فِى خَامِسَةٍ تَبْقَى
“Carilah lailatul qodar di sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadan pada sembilan, tujuh, dan lima malam yang tersisa” (HR. Bukhari).
4. Di Malam ke-27
وَ وَاللَّهِ إِنِّي لَأَعْلَمُ أَيُّ لَيْلَةٍ هِيَ هِيَ اللَّيْلَةُ الَّتِي أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم بِقِيَامِهَا هِيَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ
“Demi Allah aku tahu kapan malam itu, yaitu malam yang kita diperintahkan oleh Rasulullah SAW untuk menghidupkannya, yaitu malam kedua puluh tujuh” (HR. Muslim dari Ubay Bin Ka’ab).
Demikian juga hadis dari Mu’awiyah beliau menukil perkataan dari Nabi sallallahu alaihi wasallam,
ﻟَﻴْﻠَﺔُ ﺍﻟﻘَﺪْﺭِ ﻟَﻴْﻠَﺔُ ﺳَﺒْﻊٍ ﻭﻋِﺸْﺮﻳﻦَ
“Lailatul qodar pada malam kedua puluh tujuh” (HR. Abu Daud).
Akan tetapi, para ulama menjelaskan bahwa malam ke-27 ini tidak menunjukkan kepastian tapi diharapkan besar datangnya lailatul qodar karena bisa jadi lailatul qodar turunnya di tanggal berbeda setiap tahun.
Tanda-tanda Datangnya Malam Lailatul Qadar
1. Udara tidak panas dan dingin
Di Malam Lailatul Qadar disebutkan keaadaan alam tenang, udara juga menjadi tidak terasa panas maupun dingin.
Sehingga penduduk bumi yang merasakan akan merasa tentram dan nyaman.
Hal itu seperti diriwayatkan dari Ibnu Abbas Ra yang menyatakan Rasulullah SAW SAW bersabda
"Lailatul Qadar adalah malam tentram dan tenang tidak terlalu panas, dan tidak pula terlalu dingin, besok paginya sang surya terbit dengan sinar lemah berwarna merah (H.r Ath Thayalisi di Musnadnya hala.349 no 2680)
2. Keesokannya matahari terbit dengan teduh
Biasanya, ciri-ciri lailatul qadar dapat dirasakan atau dilihat bukan pada saat atau akan terjadinya lailatul qadar.
Akan tetapi, malam Lailatul Qadar biasanya baru akan terasa atau terlihat setelah malam lailatul qadar itu tiba.
Satu di antara cirinya yakni bagaimana suasana keesokan pagi harinya saat matahari terbit.
Ubay bin Ka’ab ra. mengatakan bahwa Rasulullah SAW saw. bersabda,
"Keesokan hari lailatul qadar matahari terbit hingga tinggi tanpa sinar bak nampan,” (H.R. Muslim).
3. Ibadah terasa lebih nikmat dan khusyuk
Menurut pendapat sejumlah ulama di antara ciri-ciri tanda Laialatul Qadar ialah adanya perasaan beribadah terasa lebih khusyuk.
Di malam itu mereka yang mendapatkan Lailatul Qadar di hatinya akan sangat khidmat ketika beribadah.
Tanda ini memang tidak bisa dirasakan oleh semua orang.
Bisa saja hanya dapat dirasakan oleh mereka yang selalu menghidupkan, malamnya dengan ibadah selalau merasakan ketanagan dan kenikmatan hati.
4. Bumi terasa lebih tenang
Lailatul Qadar disebut malam yang istimewa.
Pasalnya, malaikat Jibril beserta seluruh malaikat turuk ke bumi untuk mendoakan orang-orang mukmin yang berdoa dan berzikir memohon kepada Allah semesta alam.
Oleh karena itu bumi menjadi padat dan sesak karena penuh dengan malaikat.
Hal tersebut yang menyebabkan sejumlah ulama mengibaratkan keistimewaan malam Lailatul Qadar.
Saking padatnya bumi karena dipenuhi oleh malaikat, alam menjadi lebih tenang dan tidak banyak bergerak.
5. Hadir lewat mimpi
Ciri-ciri datangnya lailatul qadar juga pernah diceritakan dalam sebuah riwayat hadir melalui mimpi.
Sahabat Ibnu Umar ra. bercerita bahwa beberapa orang dari sahabat Nabi saw. diperlihatkan lailatul qadar dalam mimpi (oleh Allah Swt.) pada tujuh malam terakhir (Ramadan).
Kemudian, Rasulullah SAW saw. berkata,
"Aku melihat bahwa mimpi kalian (tentang lailatul qadar) terjadi pada tujuh malam terakhir. Maka barang siapa yang mau mencarinya maka carilah pada tujuh malam terakhir,(H.R. Muslim)
6. Ditandai adanya hujan dan gerimis
Sebagian ulama berpendapat salah satu ciri-ciri Lailatul Qadar bisa ditandai dengan hujan atau gerimis.
Pendapat ini berdasarkan pada peristiwa ketika Rasulullah SAW SAW diberikan mimpi untuk ditampakkan kapan Lailatul Qadar itu datang.
Pada zaman Nabi, masjid masih beralaskan tanah, tiang-tiangnya dari pelepah kurma, dan atapnya dari daun-daun kurma.
Sehingga, jika hujan atau gerimis maka di dalam masjid akan terlihat basah.
Saat Rasulullah SAW saw dihadirkan mimpi tentang kapan hadirnya lailatul qadar, lalu terbangun dari mimpinya, Allah sengaja buat Rasulullah SAW saw lupa dari mimpi tersebut.
Namun, yang teringat adalah ada bekas lumpur pada dahi Rasulullah SAW saw.
Hingga pada suatu saat ketika Rasulullah SAW selesai salat, beliau menengokkan kepalanya untuk salam, terlihat lumpur di dahinya.
Para sahabat melihat itu dan menganggap bahwa semalamnya adalah Lailatul Qadar.
Berdasarkan kisah inilah para ulama berpendapat, di antara tanda-tanda Lailatul Qadar ialah datangnya hujan atau gerimis di malam harinya.
Namun, para ulama juga berpendapat bahwa ciri-ciri tersebut tidak bisa dijadikan acuan.
Sebab, bisa jadi di malam lailatul qadar langit terlihat cerah atas kehendak Allah SWT.
(Tribunnews.com/Enggar Kusuma)