Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Waktu yang Tepat untuk Iktikaf di Bulan Ramadhan, Tidak Ada Batasan Khusus, Simak Keutamaan Iktikaf

Simak waktu yang tepat bagi umat Islam untuk melaksanakan iktikaf atau berdiam diri di dalam masjid.

Penulis: Nuryanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in Waktu yang Tepat untuk Iktikaf di Bulan Ramadhan, Tidak Ada Batasan Khusus, Simak Keutamaan Iktikaf
WARTAKOTA/Henry Lopulalan
Seorang jemaah membaca Al-Quran di pelataran dalam Masjid Istiqal, Pasar Baru, Jakarta Pusat, Jumat (16/4/2021). Simak waktu yang tepat untuk melaksanakan iktikaf atau berdiam diri di dalam masjid. 

TRIBUNNEWS.COM - Inilah waktu yang tepat untuk melaksanakan iktikaf saat bulan Ramadhan.

Secara istilah, iktikaf adalah berdiam diri di dalam masjid untuk beribadah kepada Allah SWT yang dilakukan oleh orang tertentu dengan tata cara tertentu.

Para ulama sepakat bahwa iktikaf disyariatkan dalam agama Islam, baik di bulan Ramadhan maupun bulan-bulan lainnya.

Namun, iktikaf yang paling utama adalah pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan.

Dilansir balitbangdiklat.kemenag.go.id, secara umum, kita boleh melakukan iktikaf kapan pun kita mau.

Meski begitu, khusus untuk 10 hari terakhir lebih ditekankan lagi kesunnahannya karena Rasulullah selalu melakukannya bahkan “mengqodho’nya” di tahun lain jika tahun sebelumnya beliau safar.

Hadits Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, beliau mengatakan,

إِذَا كَانَ مُقِيماً اعْتَكَفَ الْعَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ وَإِذَا سَافَرَ اعْتَكَفَ مِنَ الْعَامِ الْمُقْبِلِ عِشْرِينَ.

Berita Rekomendasi

"Nabi sallallahu alaihi wasallam beriktikaf pada sepuluh hari terakhir bulan ramadan ketika dalam kondisi mukim. Apabila beliau bersafar, maka beliau beriktikaf pada tahun berikutnya selama dua puluh hari” (HR. Ahmad, no: 12036).

Kadang Rasulullah “mengganti” iktikafnya itu di bulan syawal.

Sementara itu, iktikaf bisa menjadi wajib jika dinazarkan.

Baca juga: Amalan Sunah yang Dilakukan pada Malam Lailatul Qadar, Perbanyak Ibadah hingga Iktikaf di Masjid

Umar radhiallahu ‘anhu, bertanya kepada Nabi sallallahu alaihi wasallam:

كُنْتُ نَذَرْتُ فِى الْجَاهِلِيَّةِ أَنْ أَعْتَكِفَ لَيْلَةً فِى الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ

“Pada masa jahiliyah, saya pernah bernazar untuk beriktikaf semalam di Masjid al-Haram.”


Maka Nabi sallallahu alaihi wasallam pun memerintahkannya untuk menunaikan nazar tersebut (HR. Bukhari, no: 1927).

Batas Waktu Iktikaf

Tidak ada batasan khusus dalam syariat tentang waktu iktikaf.

Boleh lama boleh sebentar seperti satu jam atau kurang dari itu.

Allah SWT berfirman:

وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ

“Sedang kamu beriktikaf dalam masjid” (QS. Al Baqarah: 187).

Ibnu Hazm berkata, “Allah SWT tidak mengkhususkan jangka waktu tertentu untuk beriktikaf (dalam ayat ini). Dan Rabbmu tidaklah mungkin lupa” (Al Muhalla, 5: 180).

Dari Ya’la bin Umayyah radhiyallahu ‘anhu bahwa ia berkata,

إني لأمكث في المسجد الساعة ، وما أمكث إلا لأعتكف

“Aku pernah berdiam di masjid beberapa saat. Aku tidaklah berdiam selain berniat beriktikaf” (HR. Ibnu Abi Syaibah).

Keutamaan Iktikaf

Berikut beberapa keutamaan yang bisa kita raih dari iktikaf sebagaimana dilansir kalbar.kemenag.go.id:

1. Menyambut Datangnya Lailatul Qadar

Sebagaimana Firman Allah Subhanaahu Wa Ta’ala. Dalam QS. Al-Qodar ayat 1-5:

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.”

2. Mendekatkan Diri kepada Allah SWT

Berdiam diri sebagaimana yang dimaksudkan dalam perintah ini adalah untuk mengagungkan nama dan kebesaran-Nya.

Hal itulah yang menjadikan iktikaf sebagai salah satu bentuk kedekatan diri kepada Allah Subhanaahu Wa Ta’ala.

Baca juga: Syarat dan Tata Cara Melaksanakan Iktikaf di Bulan Ramadhan

3. Bentuk Ketaatan kepada Ajaran Rasulullah

Diriwayatkan dalam Bukhari dan Muslim, setiap bulan Ramadhan selama 10 hari, Rasulullah menjalankan ibadah iktikaf.

Abu Hurairah ra berkata:

"Adalah kebiasaan Rasulullah SAW dalam menjalankan itikaf sepuluh hari lamanya setiap bulan Ramadhan. Dan pada tahun wafatnya, beliau menjalankan itikaf selama dua puluh hari." (HR. Bukhari & Muslim)

4. Didoakan Ampunan oleh Malaikat

Sebagaimana Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wasallam: Tidaklah seseorang di antara kalian duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, melainkan para malaikat akan mendoakannya, "Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah, sayangilah ia." (HR. Ahmad).

5. Dijauhkan dari Api Neraka

Dikisahkan dari Ibnu Abbas ra, "Barangsiapa beri’tikaf satu hari karena mengharap keridhaan Allah, Allah akan menjadikan jarak antara dirinya dan api neraka sejauh tiga parit, setiap parit sejauh jarak timur dan barat." (HR. Thabrani dan Baihaqi)

6. Diampunkan Dosa-dosa yang Lalu

Keutamaan ini sebagaimana disebutkan dalam riwayat Dailami,

"Barangsiapa yang beri’tikaf dengan penuh keimanan dan mengharap (pahala) maka dia akan diampuni dosa-dosa yang telah lalu." (HR. Dailami).

Selain itu, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

“Barang siapa berdiri (melaksanakan ibadah) pada malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Muttafaqun ‘alaihi).

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Ramadan 2024

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas