Teks Naskah Khutbah Singkat Idul Fitri 1445 H/2024 M: Spirit Takwa Majukan Umat dan Bangsa
Simak inilah contoh teks khutbah singkat Idul Fitri 1445 H/2024 M berjudul Spirit Takwa Majukan Umat dan Bangsa.
Penulis: Lanny Latifah
Editor: Bobby Wiratama
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
"Sesungguhnya yang paling mulia di sisi allah di antara kamu adalah yang paling baik takwanya". (QS Al Hujurot: 13)
Begitu indah ibadah Ramadhan. Kita serasa akrab dengan amal saleh, jauh dari dosa. Kita tersadar setelah tadinya lalai, bangun setelah tadinya terlelap, dan seakan kita hadir setelah tadinya menghilang. Shalat malam kita, shadaqah kita, tadarus Al-Quran kita, semangat kita memakmurkan masjid serta upaya upaya kita mengasihi sesama. Ramadhan benar benar kita jadikan sebagai bulan menuju takwa. Ketika Ramadhan telah usai, maka hendaknya kita senantiasa teguh dan istiqamah di dalam kebaikan dan ketakwaan, dimanapun dan kapanpun.
Jangan sampai menimpa kita, perumpamaan orang yang menata bata demi bata hingga berwujud bangunan yang indah dan megah, namun tiba tiba dia sendiri yang merobohkannya. Atau laksana orang yang mengurai benang yang telah dipintalnya. Sebagaimana Allah firmankan:
وَلَا تَكُوْنُوْا كَالَّتِيْ نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنْۢ بَعْدِ قُوَّةٍ اَنْكَاثًا ۗ
"Dan janganlah kamu seperti perempuan yang menguraikan benang benang yang telah dia pintal dengan kuat lalu dicerai beraikan kembali." (QS An-Nahl : 92)
Sebagai contoh sederhana, Puasa Ramadhan melatih kita untuk senantiasa berperilaku jujur. Maka orang yang berpuasa dengan benar tidak mungkin akan menjadi pendusta, pencuri ataupun koruptor. Saat ini rendahnya kejujuran menjadi keprihatinan kita semua. Bahkan diantara krisis moral yang melanda bangsa kita salah Satunya adalah hilangnya kejujuran pada sebagaian Anak bangsa. Ketika orang yang kehilangan kejujuran itu menjadi pemimpin tentu ini akan sangat membahayakan bangsa yang kita cintai.Mari kita simak sabda Nabi Muhammad saw tentang kejujuran:
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا. وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ. وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا
"Hendaklah kamu semua bersikap jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke sorga. Seseorang yang selalu jujur dan mencari kejujuran akan ditulis oleh Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah sifat bohong, karena kebohongan membawa kepada kejahatan dan kejahatan membawa ke neraka.Orang yang selalu berbohong dan mencari-cari kebohongan akan ditulis oleh Allah sebagai pembohong." (HR. Muslim)
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ
Jamaah shalat id yang berbahagia
Nasihat kedua, adalah agar kita mengiringi berbuatan salah dengan amal saleh, dengan kebaikan. Sebagaimana kita tahu, manusia memiliki potensi salah dan lupa. Tetapi Apabila terlanjur berbuat salah, maka terus bertaubat. Sebagai wujud pertaubatan yang sesungguhnya adalah tidak mengulangi perbuatan salah itu dan sisa hidupnya diisi dengan kebaikan. Sebagai firman Allah:
وَٱلَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا۟ فَٰحِشَةً أَوْ ظَلَمُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ ذَكَرُوا۟ ٱللَّهَ فَٱسْتَغْفَرُوا۟ لِذُنُوبِهِمْ وَمَن يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ إِلَّا ٱللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا۟ عَلَىٰ مَا فَعَلُوا۟ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
Artinya: Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (QS Ali-Imran: 135 ).