Hafalan Al-Qur'an dan Kitab Kuning Jadi Fokus Santri Ponpes Darul Amanah selama Ramadan
Kegiatan hafalan Al-Qur'an dan kitab kuning menjadi fokus kegiatan santri di Ponpes Darul Amanah Kendal Jateng selama Ramadan 1446 H.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Bobby Wiratama

TRIBUNNEWS.COM - Kegiatan hafalan Al-Qur'an dan kitab kuning menjadi fokus kegiatan santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Amanah, Kendal, Jawa Tengah selama bulan Ramadan 1446 H tahun ini.
Pimpinan Ponpes Darul Amanah, KH Muhammad Fatwa mengatakan hafalan Al-Qur'an semakin didorong di bulan Ramadan.
Terutama pada momen setelah menjalankan ibadah salat maupun mengisi waktu yang sebelumnya digunakan untuk kegiatan ekstrakurikuler.
Darul Amanah juga menggelar ujian tahfidz atau ujian terkait kemampuan hafalan Qur'an untuk mengetahui kapabilitas para santri.
"Ujian tahfidz merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan tiap bulannya oleh peserta yang berasal dari santri yang mengikuti ekstra tahfidz. Tujuannya untuk mengetahui kemampuan santri serta penambahan hafalan santri untuk ke juz selanjutnya," kata Gus Fatwa melalui keterangan tertulis, Minggu (16/3/2025).
Selain itu, hafalan kitab kuning juga menjadi kegiatan yang didorong pada momen bulan Ramadan.
Menurut Gus Fatwa, hafalan kitab kuning menjadi salah satu keunikan dari seluruh pesantren di Indonesia, karena tidak banyak yang berani menerapkan hal serupa.
"Tidak semua pesantren berani untuk menerapkan kurikulum kitab kuning."
"Penyebabnya diduga adalah level kesulitan dari membaca dan memahami kitab kuning itu sendiri," kata Gus Fatwa.
Oleh karena itu, Gus Fatwa mengungkapkan metode khusus diterapkan, guna menerapkan kebiasaan hafalan kitab kuning selama Ramadan di pesantrennya.
Baca juga: Amalan Sunnah dan Bacaan Doa saat Malam Nuzulul Quran, Lengkap dengan Keutamaannya
Metode khusus tersebut, jelas dia, diterapkan dengan cara menguatkan pembelajaran bahasa Arab bagi para santri baru, yang juga diperkuat dengan hafalan Al Quran.
"Santri harus tau cara menulis, membaca, dan mengartikan bahasa Arab. Sebab di kitab kuning, bahasa Arab-nya gundul semua, jadi santri baru itu kita benar-benar kuatkan dulu alat untuk memahami."
"Baru di tahun selanjutnya kami mempelajari isi dari kitab kuning tersebut yang mana di dalamnya banyak hukum, fikih, sejarah, dan lain-lain," ungkapnya.
(Tribunnews.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.