Suharti Khawatir Tak Dapat Hadiri Pemakaman Suami dan Anaknya
Suharti (30), kini masih tertahan di ruang tunggu Bandar Udara Penang, Malaysia. Ia khawatir tidak sempat menghadiri pemakaman suaminya.
Editor: Kisdiantoro
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Suharti (30), tenaga kerja wanita asal Indonesia itu, kini masih tertahan di ruang tunggu Bandar Udara Penang, Malaysia. Ia khawatir tidak lagi sempat menghadiri pemakaman suaminya, Suhono (38), korban tewas akibat sapuan awan panas Gunung Merapi, yang rencananya dilaksanakan hari ini.
Keberangkatan pesawatnya dari Penang tujuan Yogyakarta itu terpaksa ditunda gara-gara Bandara Adisutjipto dan Adi Sumarmo ditutup, setelah Gunung Merapi meletus dan memuntahkan debu vulkanik dalam jumlah sangat banyak. Berikut awan panas dengan jangkauan lebih dari 10 kilometer itu.
"Suharti, anak saya itu, sekarang masih berada di Bandara Penang. Keberangkatan pesawatnya itu ditunda karena Bandara Adisutjipto dan Adi Sumarmo di Solo ditutup untuk sementara. Kalau lewat Jakarta, dia harus naik kereta lagi. Dia takut nggak sempat menghadiri pemakaman suaminya hari ini," kata Sutrisno (57), ayah kandung Suharti, Selasa (09/11/2010), di sekitar ruang Instalasi Kedokteran Forensik RS DR Sardjito.
Suhono dan putranya Tio Pratama (9), warga Bronggang, Cangkringan itu menjadi korban tewas akibat sapuan awan panas Gunung Merapi pada Jumat (05/11/2010) dini hari lalu. Sebelumnya, keduanya sempat dirawat sampai akhirnya mereka tidak bisa bertahan dan meninggal dunia.
"Suhono meninggal kemarin malamnya. Sedangkan cucu saya itu meninggal tadi pagi, sekitar jam enaman," terang Sutrisno tabah. Rencananya, Suhono dan anaknya dimakamkan secara terpisah. Suhono akan dimakamkan hari ini di Wonosari. Sementara, Tio akan dimakamkan besok di Purworejo, Jawa Tengah.
Sutrisno menjelaskan bahwa Suharti bekerja sebagai TKI di Malaysia sejak empat tahun lalu. Ia bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan perangkat komputer. "Suharti terakhir kali bertemu suami dan anaknya itu saat libur lebaran," tutup Sutrisno.