Candi Borobudur Tutup Tiga Minggu
Candi Borobudur di Magelang ditutup 3 minggu sejak 12 November selama dalam pembersihan dari abu vulkanik gunung Merapi.
Penulis: Iswidodo
Marsis Sutopo, kepala kantor Balai Konservasi Peninggalan Borobudur menyatakan, pembersihan Candi Borobudur dari abu, debu dan pasir erupsi Merapi memakan waktu tiga minggu. Dan selama itu akan ditutup untuk umum.
Untuk membuka Candi Borobudur akan dilakukan secara bertahap, karena sesuai tahapan dari hasil pekerjaan membersihkan candi tersebut.
Namun demikian, mengingat desasakan dari para
wisatawan, perusahaan biro perjalanan maupun pedagang sekitar Candi Borobudur agar dapat segera dibuka, Marsis berharap, Sabtu atau Minggu (21/11) Candi Borobudur baru dibuka.
"Tapi baru pada zona 1, kami masih belum membuka candinya" ujarnya dikutip depkopinfo. Para pengunjung hanya diperbolehkan pada halaman sekitar candi, belum boleh naik ke candi.
"Biaya yang dibutuhkan sekitar Rp 200 juta yaitu untuk pembelian peralatan pendukung, upah tenaga relawan harian, maupun biaya lainnya yang diperlukan" katanya.
Ada dua teknis dilakukan pembersihan yaitu pembersihan kering dan pembersihan basah. Pembersihan kering sendiri diawali dengan abu yang ada di batu candi dikerok dengan sepatula plastik atau kayu, bukan besi. Kemudian dengan kuas atau sapu hingga bersih dan abunya dikumpulkan untuk dibuang.
Cara itu baru bisa membersihkan abu dan pasir, tapi kandungan sulfur belum. "Nah, sulfurnya ini kemudian kita netralisir atau bersihkan dengan natrium dikarbonat atau disebut juga dengan soda kue" jelasnya.
Diketahui, abu vulkanik mengandung unsur sulfur atau belerang dimana kalau dibiarkan menempel di batu akan bereaksi yang nantinya dapat mempercepat pelapukan terhadap batu.
Jadi yang berbahaya bukan pasir abunya, tetapi sulfur atau belerang yang dapat membuat batu candi akan mengalami korosi atau pelapukan dalam kurun waktu yang akan datang. Bagian yang dibersihkan dengan soda kue yaitu di stupa dan bagian arca. (*)