Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengungsi Gunung Lokon Keluhkan Pelayanan Dapur Umum

Yulin Sondakh, warga lainnya mengatakan banyak pembungkus nasi yang menggunakan kantung plastik merah membuat nasi dan lauk bau

Editor: Yudie Thirzano
zoom-in Pengungsi Gunung Lokon Keluhkan Pelayanan Dapur Umum
Tribun Manado/Rizky Adriansyah
SUAPI ANAK - Seorang ibu menyuapi anaknya di lokasi pengungsian SMA Kristen Tomohon, Jumat (15/7/2011). Pasca letusan Gunung Api Lokon, berbagai sumbangan berupa makanan, minuman, selimut dan sebagainya mulai berdatangan dari berbagai donatur. (Tribun Manado/Rizky Adriansyah). 

Laporan Wartawan Tribun Manado, Warstef Abisada dan Rizky Abisada

TRIBUNNEWS.COM, TOMOHON - Pelayanan konsumsi di pengungsian bencana Gunung Lokon masih menjadi masalah. Banyak pengungsi yang mengeluh, selain masih sering terlambat, persoalan lain adalah buruknya wadah penyajian yang digunakan hingga menyulitkan mereka karena terkadang makanan dalam keadaan bahu.

Frans Manopo, Kepala Lingkungan Kakaskasen I yang mengungsi bersama sekitar 400 warga lainnya di SMA Kristen Binsus mengatakan terlambat mendapatkan makan siang. "Kalau kemarin masih ada bantuan nasi bungkus dari Dinas Pariwisata Tomohon," ujarnya, Sabtu (16/7).

Ia mengungkapkan banyak anak-anak hingga yang lanjut usia sering terlambat mendapat jatah makanan. "Dapur umum perlu dibuat kelompok kecil agar distribusinya berjalan lancar," kata Frans.

Yulin Sondakh, warga lainnya mengatakan banyak pembungkus nasi yang menggunakan kantung plastik merah membuat nasi panas dan lauk menjadi bau, sehingga tidak enak di makan.

Bahkan, James Sumampo mengungkapkan harus membuat kopi hingga 3 kali untuk mengisi perut hingga membeli nasi kuning. "Dari pada berharap makan tidak jelas dan nanti sakit, lebih baik dibeli saja, meski uang sudah menipis karena tidak bekerja," tegasnya.

Parahnya lagi, ada sebagian yang tidak mendapat makanan karena harus berebut mie kuah di dapur umum. Pengungsi harus pulang untuk memasak telor atau sayur. "Anak-anak terpaksa dititip ke tetangga yang berjaga di lokasi mengungsi agar bisa mendapat makanan," ucap Yeni Pusung.

Berita Rekomendasi

Untuk mencegah kekacauan mendapatkan jatah makanan, dapur umum Dinas Sosial disiagakan pada 6 titik pengungsian. Sejumlah anggota Tentara, Satpol PP berjaga untuk mengantisipasi provokator. Merry Wayong, Kabag Kesra Pemerintah Kota Tomhon meminta warga di pengungsian bersabar karena keterbatasan tenaga dan banyaknya warga yang harus dilayani.

Sumber: Tribun Manado
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas