Gunung Lokon Meletus, Areal Tambang Dikosongkan
Gunung Lokon seolah enggan berhenti 'batuk-batuk'. Pada Selasa (21/2), gunung berapi yang berada di Tomohon itu meletus dua kali
Editor: Prawira
TRIBUNNEWS.COM, TOMOHON - Gunung Lokon seolah enggan berhenti 'batuk-batuk'. Pada Selasa (21/2), gunung berapi yang berada di Tomohon itu meletus dua kali yakni pukul 11.52 Wita dan 11.54 Wita. Letusan kali ini tak menimbulkan suara gemuruh dan abu vulkanik juga tak terlihat karena hujan deras dan awan tebal menyelimuti Kota Tomohon.
Mendengar kabar gunung meletus, sejumlah pejabat yang menggelar rapat, sempat panik dan berhamburan keluar ruangan untuk melihat letusan. Namun akhirnya kondisi menjadi tenang kembali karena tak melihat apa-apa.
Farid Bina, Kepala Pos Pemantau Gunung Lokon meminta warga tetap waspada, kendati letusan telah terjadi. "Jangan beraktivitas dalam radius bahaya 2,5 kilometer, karena sangat membahayakan," katanya.
Dijelaskannya, Gunung Lokon masih terus mensuplai energi. Kemarin, gempa vulkanik masih terekam pada seismograf di Pos Pemantau Gunung Lokon.
Hingga Selasa pagi, gempa vulkanik dangkal mencapai 232 kali, sedangkan gempa vulkanik dalam sebanyak 102 kali, sejak terlihat mulai pukul 16.00 Wita, Senin (20/2) kemarin.
Farid Bina sejak awal memang memprediksi letusan gunung bakal terjadi.
"Pemerintah harus mengosongkan radius bahaya, harus dipastikan tak ada warga yang beraktivitas di sana. Karena lontaran batu pijar bisa saja hingga 2,5 kilometer," katanya.
Terpisah, Royke Roeroe, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Kota Tomohon menegaskan pihaknya telah mengosongkan radius bahaya, tak ada lagi warga yang beraktivitas. "Untuk daerah tambang yang berada di radius bahaya telah dikosongkan," ujarnya.
Pemerintah dan instansi terkait lainnya kata Roeroe menggelar rapat koordinasi, untuk menyiapkan langkah antisipasi jika terjadi letusan besar. "Langkah antisipasi sudah kami siapkan, seperti yang telah dilakukan sebelumnya," tukasnya.
Danramil Tomohon Kapten Kavaleri Ahmad Nurdin mengatakan telah menyiagakan personel di dekat zona bahaya seperti Patar Kinilow, untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal tak diinginkan. "Personel tetap siaga," tukasnya. (war)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.