Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lebaran Tahun Ini Kami Tidak Masak Rendang

Hari Idul Fitri merupakan kemenangan bagi Umat Islam, yang menjalankan puasa sebulan penuh.

zoom-in Lebaran Tahun Ini Kami Tidak Masak Rendang
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Calon pembeli mengamati daging sapi di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Jumat (17/8/2012). Mendekati Lebaran, harga daging sapi diperkirakan terus naik, mulai dari Rp 85 ribu hingga Rp 100 ribu. 

Laporan Wartawan Tribun Batam, Candra P Pusponegoro

TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Hari Idul Fitri merupakan kemenangan bagi Umat Islam, yang menjalankan puasa sebulan penuh.

Menjelang Lebaran, ibu-ibu rumah tangga umumnya menyiapkan makanan yang bisa bertahan hingga 3-4 hari ke depan. Salah satu masakan khas Lebaran adalah rendang.

Selama Lebaran, banyak pemilik warung atau restoran menutup usahanya. Sehingga, mereka harus memproduksi lauk pauk sendiri.

Selain rendang, makanan khas lainnya adalah opor ayam. Kendati demikian, tidak banyak warga Muslim yang bisa menikmati sajian itu, karena bahan produksinya mahal.

Tiga hari menjelang Lebaran, kebutuhan harga daging sapi meningkat tajam. Per kilogram, di pasaran Batam harga daging sapi tembus Rp 120 ribu.

Jika tidak naik, harga normal berkisar Rp 80 ribu-Rp 90 ribu per kilogram. Harga ayam kampung di pasaran juga naik tidak terkendali.

BERITA REKOMENDASI

“Lebaran tahun ini kami tidak menyiapkan rendang. Lebaran tahun lalu biasanya kami membuat rendang 4-5 kilogram. Terpaksa kami mengganti menu yang lain,” ujar Siswanti, warga Bengkong Baru Batam saat dijumpai, Sabtu (18/8/2012).

Arum, warga lainnya, juga mengaku kaget setelah berbelanja ke pasar. Menurutnya, harga ayam kampung per 1 kilogram menjadi Rp 75 ribu.
Sehingga, dia memutuskan tidak membuat opor ayam. Meski pengalaman tahun lalu sebelum Lebaran, dia bersama keluarga selalu menyiapkan opor ayam untuk tamunya.

“Ayam kampung harganya cukup mahal, kami buat opor ayam untuk sehari Lebaran saja. Biasanya, sampai tiga hari kami bisa menikmati opor ayam. Tadi, sewaktu belanja ke pasar harganya naik tajam. Jadi, kami beli telur ayam yang banyak buat penggantinya, soalnya opor ayam dengan ayam biasa rasanya tidak lezat,” papar Arum. (*)

BACA JUGA

Sumber: Tribun Batam
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas