Lebaran Tahun Ini Kami Tidak Masak Rendang
Hari Idul Fitri merupakan kemenangan bagi Umat Islam, yang menjalankan puasa sebulan penuh.
Laporan Wartawan Tribun Batam, Candra P Pusponegoro
TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Hari Idul Fitri merupakan kemenangan bagi Umat Islam, yang menjalankan puasa sebulan penuh.
Menjelang Lebaran, ibu-ibu rumah tangga umumnya menyiapkan makanan yang bisa bertahan hingga 3-4 hari ke depan. Salah satu masakan khas Lebaran adalah rendang.
Selama Lebaran, banyak pemilik warung atau restoran menutup usahanya. Sehingga, mereka harus memproduksi lauk pauk sendiri.
Selain rendang, makanan khas lainnya adalah opor ayam. Kendati demikian, tidak banyak warga Muslim yang bisa menikmati sajian itu, karena bahan produksinya mahal.
Tiga hari menjelang Lebaran, kebutuhan harga daging sapi meningkat tajam. Per kilogram, di pasaran Batam harga daging sapi tembus Rp 120 ribu.
Jika tidak naik, harga normal berkisar Rp 80 ribu-Rp 90 ribu per kilogram. Harga ayam kampung di pasaran juga naik tidak terkendali.
“Lebaran tahun ini kami tidak menyiapkan rendang. Lebaran tahun lalu biasanya kami membuat rendang 4-5 kilogram. Terpaksa kami mengganti menu yang lain,” ujar Siswanti, warga Bengkong Baru Batam saat dijumpai, Sabtu (18/8/2012).
Arum, warga lainnya, juga mengaku kaget setelah berbelanja ke pasar. Menurutnya, harga ayam kampung per 1 kilogram menjadi Rp 75 ribu.
Sehingga, dia memutuskan tidak membuat opor ayam. Meski pengalaman tahun lalu sebelum Lebaran, dia bersama keluarga selalu menyiapkan opor ayam untuk tamunya.
“Ayam kampung harganya cukup mahal, kami buat opor ayam untuk sehari Lebaran saja. Biasanya, sampai tiga hari kami bisa menikmati opor ayam. Tadi, sewaktu belanja ke pasar harganya naik tajam. Jadi, kami beli telur ayam yang banyak buat penggantinya, soalnya opor ayam dengan ayam biasa rasanya tidak lezat,” papar Arum. (*)
BACA JUGA