Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ironi Pesta Petasan dan Rengekan Anak Yatim di Pidie Aceh

Kemarau panjang yang terjadi sejak hampir enam bulan lalu, membuat kondisi perekonomian warga terpuruk

Editor: Yudie Thirzano
zoom-in Ironi Pesta Petasan dan Rengekan Anak Yatim di Pidie Aceh
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Sejumlah karyawan Bank Mandiri bersama anak yatim menyimak ceramah agama pada acara buka bersama di Gedung Bank Mandiri Kanwil VI Bandung, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Selasa (14/8/2012). 

Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Zainal Arifin M Nur

TRIBUNNEWS.COM, PIDIE - Kisah pilu anak yatim menjelang Idul Fitri 1433 H, juga diceritakan oleh Fauziah pemilik toko pakaian di Pasar Garot, Pidie, Nangroe Aceh Darussalam (NAD).

Kemarau panjang yang terjadi sejak hampir enam bulan lalu, membuat kondisi perekonomian warga terpuruk. Keadaan semakin memburuk saat beasiswa yang diharapkan para anak yatim untuk membeli baju lebaran, tidak kunjung cair.

“Seminggu menjelang lebaran, anak-anak yatim yang datang ke toko saya menangis meraung-raung meminta dibelikan baju lebaran. Karena kasihan, saya akhirnya mengutangkan baju baru kepada keluarga yatim yang saya kenal pasti,” ujar Fauziah, seperti dituturkan kembali oleh Ummi Aisyaturradhiah, pimpinan Balai Pengajian Ummi, Gampong Aree, Kecamatan Delima.

“Ada beberapa keluarga yang saya berikan utang, di antaranya dari Desa Keureumbok, Lhee Meunasah, dan Ceurih. Banyak juga yang tidak dapat saya kabulkan, karena selain tidak saya kenal juga saya tidak dapat memastikan apakah mereka benar-benar yatim atau bukan. Tapi saat melihat mereka menangis hati saya terenyuh juga,” ujarnya.

Ironisnya, pada saat yang sama, warga di sejumlah desa dalam Kecamatan Delima, Indrajaya, dan kawasan pedalaman Pidie lainnya, menghabiskan uang hingga puluhan juta rupiah, untuk kegiatan perang yang melibatkan meriam bambu, bom karbit, dan petasan, pada malam kedua Idul Fitri 1433 H.

“Informasinya, dana yang dihabiskan mencapai hingga puluhan juta rupiah. Pengeluaran paling besar untuk membeli petasan dan kembang api ukuran besar yang harganya mencapai jutaan rupiah per unit,” ungkap seorang warga Gampong Aree.

BERITA TERKAIT

Sebelumnya diberitakan, bea siswa anak yatim sebesar Rp 1,8 juta per tahun untuk 123.354 penerima, sampai pertengahan Agustus lalu belum juga cair. Padahal semestinya, dana bantuan pendidikan tersebut sudah bisa dimanfaatkan menjelang tahun ajaran baru, Juli 2012 kemarin.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas