Isak Tangis Warnai Pelepasan Jenazah
Suasana haru menyelimuti ruang instalasi kedokteran forensik RSUP Dr Sardjito, Senin (25/3/2013) pagi. Terlebih saat dua peti jenazah korban
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Suasana haru menyelimuti ruang instalasi kedokteran forensik RSUP Dr Sardjito, Senin (25/3/2013) pagi. Terlebih saat dua peti jenazah korban penembakan di Lapas Cebongan dikeluarkan dari ruang jenazah dan dimasukkan ke dalam dua mobil ambulan, untuk selanjutnya dibawa ke Bandara Adisutjipto.
Sejumlah rekan dan kerabat korban tampak tak kuasa menahan haru melihat prosesi tersebut. Beberapa diantaranya juga menitikkan air mata.
Salah seorang rekan korban, Leo, menuturkan dirinya tak menyangka kawannya, Hendrik Angel Sahetapi, meninggal dengan cara yang tragis. Ia menuturkan bahwa korban merupakan seorang kawan yang baik dan ramah.
"Siapapun pasti tak menyangka dia akan meninggal seperti itu, saya dan kawan-kawan semua merasa kehilangan," terangnya.
Leo mengaku telah berada di ruang instalasi forensik sejak Minggu (24/3/2013) siang. Bersama beberapa rekan dan warga NTT yang ada di Yogya, dia terus menunggu pengurusan hingga penyerahan jenazah pada pihak keluarga untuk diterbangkan ke tanah asalnya di Kupang, NTT.
"Prosesnya memang cukup lama, tapi syukur akhirnya jenazah bisa dibawa dan diterbangkan ke NTT pagi ini (kemarin, red)," imbuhnya.
Keempat jenazah tersebut diterbangkan ke NTT melalui dua penerbangan. Masing-masing kloter mengangkut dua jenazah korban yang ditempatkan pada peti jenazah.
Ambulan kloter pertama meninggalkan RSUP Dr Sardjito sekitar pukul 04.30 atau menjelang
waktu Subuh. Sementara kloter kedua diberangkatkan sekitar pukul 07.30 pagi.
Seorang rekan korban lainnya, Frans, mengatakan pada Minggu (24/3/2013) malam juga telah dilaksanakan misa dan doa bersama bagi keempat jenazah. Acara tersebut dilaksanakan di ruang jenazah RSUP Dr Sardjito dan dihadiri oleh puluhan warga NTT yang turut merasa berduka atas tragedi yang menimpa keempat korban.
"Tadi malam (Minggu), kami juga sudah doa bersama di sini, karena jenazah tidak jadi disemayamkan di asrama NTT, katanya untuk alasan kemanan," ujar dia.
Rombongan yang membawa jenazah inipun mendapat kawalan dari aparat kepolisian saat diangkut menuju Bandara Adisutjipto. Keempat jenazah tersebut diterbangkan dengan menggunakan pesawat Lion Air menuju NTT, namun akan terlebih dahulu transit di Bandara Juanda, Surabaya.
"Sampai Kupang mungkin akan tiba nanti sore, dan yang penerbangan kedua akan tiba malam hari. Selanjutnya akan dikirimkan ke rumah masing-masing dengan jalur darat," ujar seorang sesepuh warga NTT di Yogya, yang enggan disebut namanya. (Ton)